Gambar 20. Bagian Belakang Rumah sebagai Tempat Pembuatan Gerabah Tiap rumah hanya memiliki sedikit lahan sebagai halamannya, oleh karena
itu penanaman tanaman di halaman jarang ditemukan. Selain karena sempitnya halaman rumah, penanaman pohon besar dihindari, karena area halaman
digunakan seba gai area penjemuran yang memerlukan penyinaran penuh untuk mempercepat proses pengeringan bahan produksi gerabah. Tidak ada jenis
tanaman yang disakralkan, semua dianggap sebagai tanaman penghias dan budidaya Gambar 21.
Gambar 21. Salah satu Bentuk Rumah dan Halamannya
2.2. Arsitektur Rumah
Bentuk rumah penduduk di desa ini sudah berarsitektur semi modern dan sebagian besar bersifat permanen Gambar 22. Saat ini, bentuk rumah asli berupa
rumah panggung tidak ditemui lagi di kawasan ini. Rumah panggung, memiliki bentuk denah persegi panjang dalam berbagai ukuran,mulai dari yang terkecil 4 x
3 m
2
, 6 x 3 m
2
, 8 x 8m
2
, 12 x 8m
2
, dan seterusnya. Ruma h bentuk ini pada awalnya bertujuan untuk menghindari banjir dari Sungai Babak yang melanda
setiap musim hujan. Kerangka bangunan rumah panggung terbuat dari bambu dan kayu. Dindingnya bermacam- macam sesuai dengan tingkat kemampuan
penduduk. Ada yang memakai tembok, papan, anyaman bambu, dan lain- lain. Begitu pula dengan bahan lantainya digunakan bemacam- macam sesuai tingkat
kemampuan penduduk, seperti ; tanah, semen, dan papan Tim Penyusun Monografi Daerah NTB 1977. Bentuk tradisional yang masih bisa dijumpai di
kawasan ini hanya beruga yang terdapat di depan rumah. Fungsi awal dari beruga ini adalah tempat berkumpulnya keluarga, dan tempat untuk menerima tamu.
Gambar 22. Bentuk Rumah Semi Tradisional yang Ada pada Tapak Dapat diketahui tata letak pola permukiman yang terbentuk tidak memiliki
arti khusus mengacu pada adat istiadat. Sehingga penataan tapak untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya dapat dilakukan selama sesuai
dengan batas-batas penggunaan lahan kepemilikan tiap penduduk. Bentuk arsitektur rumah asli dapat menjadi potensi untuk pengembangan perencanaan
yang dapat digunakan dalam bentuk desain bangunan artshop dan shelter.
Kependudukan 1. Kelas Gender
Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Pusat Statistik NTB tahun 2003, jumlah penduduk Desa Banyumulek adalah 8.404 jiwa 2630 KK; 4.141 jiwa
penduduk laki- laki 49.3 dan 4.263 jiwa penduduk perempuan 50.7, yang mendiami 10 dusun di Desa Banyumulek. Berikut ini dapat dilihat data 5 dusun
pusat penghasil gerabah mencakup nama dusun dan jumlah KK yang akan menjadi inti tapak perencanaan Gambar 23 .
Gambar 23. Jumlah Kepala Keluarga di 5 Dusun Pusat Penghasil Gerabah Dusun Banyumulek Barat yang merupakan dusun lama, memiliki jumlah
KK yang paling besar yaitu 579 KK. Banyaknya jumlah KK di dusun ini, berimplikasi pada banyaknya jumlah pengrajin yang ada di dusun ini. Hal ini
merupakan suatu potensi, sehingga dusun ini dapat menjadi dusun inti kegiatan wisata budaya yang akan dikembangkan, yaitu dengan menjad i pusat pertunjukan
pembuatan gerabah. Sehingga dengan jumlah pengrajin yang besar, atraksi kebudayaan yang ditampilkan juga semakin lengkap dan menarik.
2. Kelas Usia