KONSEP PERENCANAAN
Konsep
Perencanaan lanskap kawasan ini dikonsepkan menjadi suatu kawasan wisata budaya berbasis industri kerajinan dengan komoditas utama gerabah.
Dengan potensi dan sumber daya utama yang ada pada tapak, diharapkan dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan sehingga selain kepentingan dan
keinginan serta kepuasan pengunjung terpenuhi, kesejahteraan masyarakat juga meningkat, yaitu dengan dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam kegiatan
wisata budaya.
Pengembangan Konsep
Konsep yang ada kemudian dikembangkan menjadi konsep lanskap ruang, sirkulasi, dan aktivitas. Konsep ruang yang akan dikembangkan pada tapak
mengikuti kondisi tapak yang ada, dengan kreasi fasilitas penunjang untuk kegiatan wisata budaya, tanpa menghilangkan suasana alami yang ada pada tapak
sehingga diharapkan kegiatan wisata dan kehidupan masyarakat berjalan bersama.
1. Konsep Ruang
Tapak dibagi kedalam ruang-ruang yang fungsional, menarik, aman, indah dan efisisen, yang menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan antar ruang.
Ruang yang akan dikembangkan terdiri dari dua ruang, yaitu ruang wisata budaya dan non wisata budaya.
1. Ruang Wisata Budaya Ruang wisata budaya merupakan ruang yang berfungsi sebagai area
yang dapat mengakomodasi keinginan dan kepentingan rekreatif dari wisatawan, sehingga kepuasan wisatawan akan dapat terpenuhi dalam
menikmati atraksi berupa komoditas gerabah dan fasilitas penunjang lainnya. Ruang ini terdiri dari tiga sub-ruang, yaitu ; intensif, semi
intensif, dan ekstensif. 2. Ruang Non Wisata Budaya
Ruang non wisata budaya merupakan ruang kehidupan masyarakat,
berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat tetapi tetap menunjang pada kegiatan wisata budaya yang akan dikembangkan. Ruang wisata budaya
dibagi menjadi empat sub -ruang yaitu; penerimaan, pelayanan, transisi dan kehidupan masyarakat. Berikut dapat dilihat pada Gambar 5 konsep
ruang yang akan direncanakan.
Keterangan : Ruang Wisata Budaya Ruang Intensif
Ruang Semi Intensif Ruang Ekstensif
Ruang Non Wisata Budaya Ruang Penerimaan
Ruang Pelayanan Ruang Transisi
Ruang Kehidupan masyarakat Hubungan antar ruang
Gambar 5. Konsep Ruang
2. Konsep Sirkulasi
Jaringan sirkulasi yang dikembangkan pada tapak dikonsepkan menjadi dua, yaitu sirkulasi untuk kegiatan wisata dan sirkulasi untuk kegiatan masyarakat
Gambar 6. Sirkulasi wisata terbagi dua, yaitu sirkulasi primer dan sekunder. Sirkulasi primer berupa pola tertutup dengan pintu masuk dan pintu keluar yang
sama, merupakan penghubung antar ruang, berupa jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan tradisional cidomo. Sedangkan sirkulasi sekunder merupakan
penghubung antar sub ruang, berupa jalan setapak yang berfungsi sebagai jalur tracking, bentuknya memusat Gambar 7. Sirkulasi masyarakat terbagi menjadi
dua, yaitu sirkulasi primer dan sekunder. Sirkulasi primer berfungsi sebagai sirkulasi produksi, berbentuk memanjang lin ear berupa jalan raya. Sedangkan
sirkulasi sekunder merupakan penghubung ruang kehidupan masyarakat berupa jalan setapak.
Keterangan : Akses keluar masuk
Sirkulasi Wisata Sirkulasi Primer Sirkulasi Sekunder
Sirkulasi Masyarakat Sirkulasi Primer
Sirkulasi Sekunder Gambar 6. Konsep Pola Sirkulas i
Gambar 7. Ilustrasi Jalan Setapak
3. Konsep Aktivitas