Ruang Wisata Budaya
Ruang wisata budaya yang terbentuk pada tapak adalah deretan fasilitas di sepanjang jalan. Wisata yang di tawarkan merupakan wisata belanja. Pentingnya
pelestarian budaya, menjadikan perencanaan yang akan dikembangkan diharapkan tidak hanya berupa wisata belanja saja, tetapi juga berupa wisata pengalaman dan
wisata alam. Sehingga melalui konsep yang akan dikembangkan, akan dibuat penataan ulang yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan wisatawan.
Jalur Wisata Budaya
Tidak terdapat pemisahan antara jalur wisata budaya dan jalur masyarakat. Keuntungan yang didapat dari tidak adanya pemisahan jalur ini adalah wisatawan
dalam lebih menyatu dengan kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan kesan pedesaan yang kuat. Tetapi kerugiannya adalah kurangnya kenyamanan
wisatawan karena terkadang terjadi konflik kepentingan antara masyarakat dan wisatawan, sehingga perlu dibuat pemisahan jalur sirkulasi sehingga kenyamanan
dapat dirasakan oleh penduduk dan wisatawan.
Wisatawan
Tapak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar negeri. Wisatawan lokal biasanya datang secara berkelompok dalam jumlah besar. Tujuan wisatawan
tidak hanya membeli produk gerabah, tetapi juga menjadikan kawasan sebagai sarana pendidikan, yaitu tempat praktikum dan penelitian. Waktu kedatangan
wisatawan tidak tergantung pada musim liburan. Dengan potensi besar yang dimiliki tapak, penambahan fasilitas umum, diantaranya ; tempat parkir, shelter,
ruang terbuka, dan keteraturan jalur sirkulasi sangat diperlukan untuk mengantisipasi besarnya jumlah wisatawan yang akan datang.
Pendukung Wisata Budaya Lingkungan Biofisik
1. Tanah
Berdasarkan Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi Indonesia skala 1 : 1.000.000, jenis tanah di kawasan ini termasuk kompleks regosol, klasifikasi
tanah udipsamments dan eutrudepts, dengan bahan induk volkanik, sub -landform dataran volkan, pada relief datar berombak. Dibawah ini dapat dilihat jenis dan
sifat tanah Tabel 8. Tabel 8. Jenis dan Sifat Tana h
Jenis Tanah Sifat Tanah
Regosol -
Bahan induk : abu volkan, bahan sedimen -
Berada : di daerah miring, bergunung, bergelombang -
Solum : dangkal sampai dalam -
Horizon : A sampai C -
Warna : kelabu hingga kuning -
Tekstur : pasir dan debu 60 -
Konsistensi : gembur hingga lepas -
Kadar bahan organik : rendah -
Permeabilitas : baik -
Kepekaan erosi : peka -
Unsur hara : beragam
Bahan baku untuk membuat gerabah adalah tanah liat. Dari data yang didapat, tanah regosol dengan tekstur pasir dan debu 60 kurang baik untuk
pembuatan gerabah. Tanah bertekstur pasir tekstur kasar memiliki aerasi dan drainase yang baik namun tidak mempunyai kemampuan menjerap hara dan air
sehingga hasil yang didapat kurang baik. Bahan organik juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
baiknya produk gerabah yang dihasilkan. Dari segi fisik tanah, bahan organik merupakan salah satu pengikat butir primer tanah yang akan membentuk butiran
yang lebih besar dengan agregat yang ma ntap. Keadaan ini besar pengaruhnya terhadap porositas tanahpengaliran air tanah, penyimpan, persediaan air, aerasi
dan suhu tanah. Kemantapan agregat tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik tanah karena dapat mencegah terjadinya dispersi tanah. Selain itu, bahan organik
juga mempunyai plastisitas tanah, batas plastis tanah dan horison permukaan lebih tingggi daripada horison yang lebih dalam, hal ini berhubungan dengan kadar
bahan organik di horison permukaan. Bahan organik dapat menambah
kemampuan tanah menahan air, air tidak akan mudah hilang meninggalkan tanah karena penguapan, perkolasi dan aliran permukaan, sehingga dapat tersedia bagi
tanaman. Pada tanah dengan keadaan liat tinggi yang mempunyai bahan organik akan selalu gembur, mudah pecah dan mudah diolah. Bahan organik dapat
membuat daya lekat liat menurun, distribusi dan memegang air yang efektif serta membuat terjadinya penetrasi akar Herujito dan Djojoprawiro 1985.
Dari data tanah yang ada, tanah regosol kurang baik untuk pembuatan gerabah, sehingga bahan baku untuk produksi gerabah di peroleh dari tempat lain,
yaitu di wilayah Kecamatan Gerung, kurang lebih tiga kilometer disebelah barat Desa Banyumulek yang memiliki sifat tanah yang baik untuk produksi gerabah,
yaitu bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C.
Tanah pada tapak merupakan tanah peka erosi yang memerlukan upaya penanggulangan untuk meminimalisasi erosi yang akan terjadi. Sedangkan untuk
membangun struktur pendukung kegiatan wisata, sifat tanah tidak terlalu berpengaruh karena daya dukung tanah cukup baik dan stabil untuk penempatan
fasilitas dan pembuatan jalur sirkulasi dalam tapak.
2. Topografi