BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Digital Watermarking
Digital Watermarking adalah penambahan data rahasia watermark ke dalam sebuah arsip digital.[4] Digital Watermarking didasarkan pada ilmu steganografi, yaitu ilmu
yang mengkaji tentang penyembunyian data. Teknik ini mengambil keuntungan dari keterbatasan indra manusia, khususnya penglihatan dan pendengaran, sehingga
watermarking yang dibutuhkan pada dokumen tidak akan disadari kehadirannya oleh manusia. Digital watermarking dikembangkan sebagai salah satu jawaban untuk
menentukan keabsahan pencipta atau pendistribusi suatu data digital dan integritas suatu data digital. Teknik watermarking bekerja dengan menyisipkan sedikit informasi
yang menunjukkan kepemilikan, tujuan, atau data lain pada media digital tanpa memengaruhi kualitasnya.[11]
2.1.1 Sejarah Watermarking
Pada tahun 1954, Emil Hembrooke dari perusahaan Muzak mengajukan paten untuk “watermarking” pekerja musik. Sebuah kode identifikasi itu dimasukkan ke dalam
musik dengan menerapkan sebagian penyaringan taktik yang berpusat pada 1 kHz. Tidak adanya energi pada frekuensi ini menunjukkan bahwa penyaringan taktik yang
telah diterapkan dan durasi absen yang digunakan untuk kode adalah sebuah titik atau tanda hubung. Sinyal identifikasi yang menggunakan kode Morse. Sistem ini
digunakan oleh Muzak sampai sekitar tahun 1984. Hal itu menarik untuk berspekulasi bahwa penemuan ini disalahpahami dan menjadi sumber kabar angin bahwa Muzak
mengirimkan pesan iklan subliminal untuk pendengarnya.
Universitas Sumatera Utara
Sulit untuk menentukan kapan watermarking digital pertama kali dibahas. Pada tahun 1979, Szepanski menggambarkan pola mesin terdeteksi yang bisa ditempatkan pada
dokumen untuk tujuan anti pemalsuan. Sembilan tahun kemudian, Holt et al menjelaskan metode untuk embedding kode identifikasi dalam sinyal audio. Namun,
Komatsu dan Tominaga, pada tahun 1988, yang tampaknya telah pertama kali menggunakan istilah digital watermark. Namun, itu mungkin tidak sampai awal tahun
1990-an bahwa istilah digital watermaking benar-benar datang menjadi mode. Sekitar tahun 1995, minat digital watermarking mulai menjamur. Pertama Information
Hiding Workshop IHW, yang mencakup digital watermarking sebagai topik utama, diadakan pada tahun 1996. SPIE mulai mempersembahkan konferensi khusus untuk
Security and Watermarking of Multimedia Contents, dimulai pada tahun 1999. Selain itu, beberapa waktu ini, beberapa organisasi mulai mempertimbangkan
teknologi watermarking untuk dimasukkan dalam berbagai standart. The Copy Protection Technical Working Group CPTWG menguji sistem watermarking untuk
perlindungan video pada disk DVD. The Secure Digital Music Initiative SDMI membuat watermarking merupakan komponen utama dari sistem mereka untuk
melindungi musik. Dua proyek yang disponsori oleh Uni Eropa, VIVA dan Talisman, menguji watermarking untuk pemantauan siaran. The International Organization for
Standardization ISO menaruh minat pada teknologi dalam konteks merancang kemajuan standart MPEG.
Pada akhir tahun 1990an beberapa perusahaan didirikan untuk memasarkan produk watermarking. Tekhnologi dari Verance Corporation diadopsi ke dalam tahap
pertama dari SDMI dan digunakan oleh distributor musik internet seperti Liquid Audio. Di bidang watermarking gambar, Digimarc membundel penyisipan dan
pendetektor watermark dengan Adobe Photoshop.[7]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Jumlah Makalah yang Diterbitkan di IEEE Gambar : [7]
2.1.2 Jenis-Jenis Citra Digital