67 hidup, Rp 16.793,73kg bobot hidup dan Rp 16.781,54kg bobot hidup. Total
pengeluaran yang dikeluarkan yaitu masing-masing sebesar Rp 16.642,12kg bobot hidup, Rp 16.640,48 dan Rp 16.675,57kg bobot. RC ratio yang diperoleh pada
saluran II, III dan IV lebih kecil yaitu masing-masing sebesar 1,017; 1,009 dan 1,006. Hal ini dikarenakan pada saluran-saluran tersebut, pedagang penerima
menjual ternak sapi potong kepada sesama pedagang sehingga harga jual atau penerimaan yang diperoleh pedagang penerima lebih kecil.
Tabel 10. Penerimaan Revenue, Total Pengeluaran Cost dan RevenueCost Ratio Setiap Lembaga dan Saluran Pemasaran pada Sistem
Pemasaran Sapi Potong PT GGLC di Wilayah Bandar Lampung
Lembaga Pemasaran Saluran Pemasaran
I II
III IV
1. Pedagang Penerima
a Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
17.595,03 16.926,57 16.793,73 16.781,54 b
Pengeluaran Cost Rpkg bobot hidup 1.
Pengeluaran Rpkg bobot hidup 16.672,63 16.315,82 16.410,03 16.419,46
2. Biaya Pemasaran Rpkg bobot hidup
433,61 326,30
230,45 256,11
Total 17.106,24 16.642,12 16.640,48 16.675,57
c RC Ratio
1,029 1,017 1,009 1,006
2. Pedagang PemotongPengecer
a Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
b Pengeluaran Cost Rpkg bobot hidup
17.557,05 17.432,03 1.
Pengeluaran Rpkg bobot hidup 16.793,73 16.781,54
2. Biaya Pemasaran Rpkg bobot hidup
362,24 270,34
Total 17.155,97
17.051,88 c
RC Rsatio 1,023
1,022
3. Pedagang Pengecer
a Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
17.333,57 17.951,09
b Pengeluaran Cost Rpkg bobot hidup
1. Pengeluaran Rpkg bobot hidup
16.926,57 17.432,03
2. Biaya Pemasaran Rpkg bobot hidup
192,68 150,54
Total 17.119,25
17.582,57 c
RC Ratio 1,013
1,021
4. Total
a Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
17.595,03 34.260,14 34.350,78 52.164,66 b
Pengeluaran Cost Rpkg bobot hidup 1.
Pengeluaran Rpkg bobot hidup 16.672,63 33.242,39 33.203,76 50.633,03
2. Biaya Pemasaran Rpkg bobot hidup
433,61 518,98
592,69 676,99
Total 17.106,24 33.761,37 33.796,45
51.310,02 c
RC Ratio 1,029
1,015 1,016 1,017
Total penerimaan yang diperoleh pedagang pemotongpengecer pada saluran III adalah sebesar Rp 17. 557,05kg bobot hidup dan total pengeluaran adalah sebesar
Rp 17.155,97kg bobot hidup. Sehingga RC ratio yang diterima oleh pedagang
68 pemotongpengecer adalah sebesar 1,023, lebih besar bila dibandingkan dengan RC
ratio yang diterima pada saluran IV. Hal ini dikarenakan pada saluran IV penerimaan yang diperoleh lebih kecil yaitu sebesar Rp 17.432,03kg bobot hidup dan total
pengeluaran yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 17.051,88kg bobot hidup. Saluran I memiliki RC ratio paling besar 1,029 artinya dari setiap Rp 1kg
bobot hidup yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 0,29kg bobot hidup.
Analisis Marjin Pemasaran di Wilayah Bogor
Struktur biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran di wilayah Bogor adalah biaya pengangkutan, biaya tenaga kerja, biaya retribusi RPH, biaya pakan,
biaya retribusi pasar dan biaya sewa kios. Analisis marjin pemasaran yang dapat dianalisis adalah dua saluran, yaitu: 1 PT GGLC Æ Pedagang Penerima Æ
Pedagang PemotongPengecer Æ Konsumen, 2 PT GGLC Æ Pedagang Penerima Æ Agen Æ Pedagang PemotongPengecer Æ Konsumen. Saluran III dan V tidak
dapat dianalisis karena pembelian yang dilakukan oleh pedagang pengecer tidak berlangsung setiap hari dan jenis potongan hasil ternak yang dibeli setiap harinya
tidak pasti. Sedangkan untuk saluran IV dan VI tidak dianalisis karena harga yang dibayarkan oleh konsumen individu dan lembaga dalam satuan Rpkg bobot hidup
adalah sama. Rincian struktur biaya, besar biaya dan marjin pemasaran pada setiap lembaga dan saluran pemasaran ternak sapi potong di wilayah Bogor dapat dilihat
pada Tabel 11. Tabel 11 menunjukkan biaya pemasaran terbesar yang dikeluarkan oleh
pedagang penerima di setiap saluran adalah biaya pengangkutan, yaitu masing- masing sebesar Rp 350kg bobot hidup atau 68,40 dari total biaya pemasaran yang
dikeluarkan pada saluran I dan 68,33 pada saluran II. Biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang penerima pada saluran I lebih kecil bila dibandingkan
saluran II karena rata-rata bobot badan ternak sapi pada saluran II lebih kecil yaitu 416,35 kgekor bila dibandingkan saluran I yaitu 417,82kgekor. Sehingga rata-rata
biaya dalam satuan Rpkg bobot hidup yang dikeluarkan lebih tinggi. Sedangkan total biaya Rpekor yang dikeluarkan adalah sama, yaitu masing-masing sebesar Rp
35.000ekor untuk biaya operasional, Rp 20.000ekor untuk biaya pakan ternak dan Rp 2.500ekor untuk biaya retribusi RPH.
69 Tabel 11. Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran pada Setiap
Lembaga dan Saluran Pemasaran Ternak Sapi Potong PT GGLC di Wilayah Bogor Selama Bulan Mei 2006
Lembaga Pemasaran Saluran I
Saluran II Rpkg bobot hidup
Rpkg bobot hidup
1. Produsen