69 Tabel 11. Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran pada Setiap
Lembaga dan Saluran Pemasaran Ternak Sapi Potong PT GGLC di Wilayah Bogor Selama Bulan Mei 2006
Lembaga Pemasaran Saluran I
Saluran II Rpkg bobot hidup
Rpkg bobot hidup
1. Produsen
Harga jual
16.643,58 94,05
16.434,72 87,88
2. Pedagang Penerima
1. Harga beli
16.643,58 94,05
16.434,72 87,88
Biaya pemasaran
a. Biaya transportasi
350,00 1,87
350,00 1,87
b. Biaya tenaga kerja
24,10 0,13
24,10 0,13
c. Biaya retribusi RPH
5,98 0,03
6,00 0,03
d. Biaya pakan
47,87 0,26
48,04 0,26
e. Biaya operasional
83,77 0,45
84,06 0,45
1. Total biaya pemasaran
511,72 2,74
512,20 2,74
2. Marjin keuntungan
541,17 2,90
633,54 3,39
3. Marjin pemasaran
1.052,89 5,63
1.145,74 6,13
4. Harga jual
17.696,47 94,70
17.580,46 94,01
3. Agen
1. Harga beli
17.580,46 94,01
Biaya pemasaran
a Biaya telepon
2. Total biaya pemasaran
8,70 0,05
3. Marjin keuntungan
215,69 1,15
4. Marjin pemasaran
224,39 1,20
5. Harga jual
17.804,85 95,21
4. Pedagang PemotongPengecer
1. Harga beli
17.696,47 94,70
17.804,85 95,21
Biaya pemasaran
a. Biaya transportasi
53,76 0,29
53,95 0,29
b. Biaya tenaga kerja
266,22 1,42
274,12 1,47
c. Biaya retribusi RPH
35,90 0,19
36,03 0,19
d. Biaya retribusi pasar
3,23 0,02
3,24 0,02
e. Biaya sewa kios
5,78 0,03
2,18 0,01
2. Total biaya pemasaran
359,11 1,92
369,51 1,98
3. Marjin keuntungan
631,63 3,38
526,58 2,82
4. Marjin pemasaran
990,74 5,30
896,09 4,79
5. Harga jual
18.687,21 100,00
18.700,94 100,00
5. Total Marjin Pemasaran 2.043,63
10,94 2.266,23
12,12
Komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh agen adalah biaya telepon yaitu sebesar Rp 8,70kg bobot hidup atau 100 dari total biaya yang dikeluarkan.
Hal ini dikarenakan agen tidak melakukan fungsi fisik maupun fasilitas, sehingga biaya pemasaran yang lain ditanggung oleh pedagang pemotongpengecer.
Komponen biaya terbesar yang dikeluarkan oleh pedagang pemotongpengecer adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 266,22kg bobot hidup atau 74,13 dari
total biaya pemasaran yang dikeluarkan pada saluran I dan Rp 274,12kg bobot hidup atau 74,18 pada saluran II. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan terdiri dari biaya
70 pemotongan yaitu sebesar Rp 75.000ekor dan biaya penjualan potongan hasil ternak
di pasar yaitu sebesar Rp 2.800.000bulan. Biaya lain yang dikeluarkan oleh pedagang pemotongpengecer adalah biaya transportasi sebesar Rp 50.000hari,
biaya retribusi RPH sebesar Rp 15.000ekor, biaya retribusi pasar sebesar Rp 4000hari dan biaya sewa kios.
Tabel 11 menunjukkan bahwa bagian yang diterima oleh produsen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen farmer’s share berbeda pada setiap saluran.
Farmer’s share yang diterima oleh produsen pada saluran I adalah sebesar 89,06 artinya produsen menerima harga sebesar 89,06 dari harga yang dibayarkan
konsumen Rp 18.687,21kg bobot hidup, sedangkan sisanya dinikmati oleh lembaga pemasaran yang terlibat. Farmer’s share yang diterima produsen pada
saluran II adalah sebesar 87,88 dari harga yang dibayarkan oleh konsumen yaitu sebesar Rp 18.700,91kg bobot hidup.
Total marjin pemasaran pada saluran I dan II masing-masing sebesar Rp 2.043,63kg bobot hidup 10,94 dan Rp 2.266,23kg bobot hidup 12,12.
Berdasarkan satuan Rpkg bobot hidup, maka marjin pemasaran yang diterima oleh lembaga pemasaran pada saluran I lebih kecil Rp 2.043,63kg bobot hidup bila
dibandingkan saluran II Rp 2.266,23kg bobot hidup. Namun berdasarkan total volume penjualan, maka saluran I memberikan total marjin pemasaran yang paling
besar yaitu Rp 88.432.231. Total marjin pemasaran yang besar pada saluran I belum menggambarkan bahwa saluran tersebut merupakan saluran yang paling efisien,
karena efisiensi pemasaran juga bisa diukur melalui kesesuaian antara keuntungan yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan. Rincian keuntungan, biaya pemasaran
dan rasio keuntunganbiaya pemasaran ternak sapi potong PT GGLC di wilayah Bogor dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 menunjukkan bahwa rasio keuntunganbiaya pemasaran terbesar diterima oleh agen yaitu sebesar 24,791 karena biaya pemasaran yang dikeluarkan
oleh agen sangat kecil yaitu sebesar Rp 8,70kg bobot hidup. Saluran II memiliki rasio keuntunganbiaya lebih besar 1,545 bila dibandingkan saluran I 1,347,
artinya setiap Rp 1kg bobot hidup biaya pemasaran yang dikeluarkan maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 1,545kg bobot hidup. Rasio keuntunganbiaya
pemasaran pada saluran II lebih besar bila dibandingkan saluran I karena biaya
71 pemasaran yang dikeluarkan oleh agen pada saluran II sangat kecil sehingga
menyebabkan tingginya rasio keuntunganbiaya. Tabel
12. Keuntungan, Biaya Pemasaran dan Rasio KeuntunganBiaya Pemasaran pada Setiap Lembaga dan Saluran Pemasaran Ternak
Sapi Potong PT GGLC di wilayah Bogor Lembaga Pemasaran
Saluran Pemasaran I II
1. Pedagang Penerima