72 adalah sebesar 1,035, lebih besar bila RC ratio yang diterima pada saluran II yaitu
sebesar 1,029. Hal ini dikarenakan pada saluran II total pengeluaran yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 18.174,36kg bobot hidup dan total penerimaan yang
diperoleh adalah sebesar Rp 18.700,90kg bobot hidup. Tabel 13. Penerimaan Revenue, Total Pengeluaran Cost dan RevenueCost
Ratio Setiap Lembaga dan Saluran Pemasaran pada Sistem Pemasaran Ternak Sapi Potong PT GGLC di Wilayah Bogor
Lembaga Pemasaran Saluran Pemasaran
I II
1. Pedagang Penerima
a. Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
17.969,47 17.580,46
b. Pengeluaran Cost
1. Pengeluaran Rpkg bobot hidup
16.643,58 16.434,72
2. Biaya pemasaran Rpkg bobot hidup
511,72 512,20
Total Rpkg bobot hidup 17.155,30
16.946,92 c.
RC Ratio
1,032 1,037
2. Agen
a. Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
17.804,85 b.
Pengeluaran Cost 1.
Pengeluaran Rpkg bobot hidup 17.589,16
2. Biaya pemasaran Rpkg bobot hidup
8,70 Total Rpkg bobot hidup
17.580,46 c.
RC Ratio
1,012 3. Pedagang
PemotongPengecer
a. Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
18.687,21 18.700,90
b. Pengeluaran Cost
1. Pengeluaran Rpkg bobot hidup
17.696,47 17.804,85
2. Biaya Pemasaran Rpkg bobot hidup
359,11 369,51
Total Rpkg bobot hidup 18.055,58
18.174,36 c.
RC Ratio
1,035 1,029
4. Total 1+2+3
a. Penerimaan Revenue Rpkg bobot hidup
36.383,68 54.086,26
b. Pengeluaran Cost
1. Pengeluaran Rpkg bobot hidup
34.340,05 51.820,03
2. Biaya Pemasaran Rpkg bobot hidup
870,83 890,42
Total Rpkg bobot hidup 35.210,88
52.710,45 c.
RC Ratio
1,033 1,026
Saluran I memiliki RC ratio paling besar 1,033 artinya dari setiap Rp 1kg bobot hidup yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran maka akan diperoleh
keuntungan sebesar Rp 0,033kg bobot hidup.
73
Analisis Marjin Pemasaran di Wilayah DKI Jakarta
Struktur biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran di wilayah DKI Jakarta adalah biaya pengangkutan, biaya tenaga kerja, biaya retribusi RPH, biaya
pakan, biaya retribusi pasar, biaya sewa kios, dan biaya perawatan kandang. Analisis marjin pemasaran yang dianalisis di wilayah DKI Jakarta adalah dua saluran, yaitu:
1 PT GGLC Æ Pedagang Penerima Æ Pedagang PemotongPengecer Æ Konsumen, 2 PT GGLC Æ Pedagang Penerima Æ Pedagang PemotongPengecer
Æ Pedagang Pemborong Æ Konsumen. Saluran III tidak dapat dianalisis karena pembelian yang dilakukan oleh pedagang pengecer tidak berlangsung setiap hari dan
jenis potongan hasil ternak yang dibeli setiap harinya tidak pasti. Sedangkan untuk saluran IV dan V tidak dianalisis karena harga yang dibayarkan oleh konsumen
individu dan lembaga dalam satuan Rpkg bobot hidup adalah sama. Rincian struktur biaya, besar biaya dan marjin pemasaran pada setiap lembaga pemasaran dan saluran
pemasaran ternak sapi potong PT GGLC dapat dilihat pada Tabel 14. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang penerima adalah biaya
transportasi, biaya tenaga kerja, biaya retribusi RPH, biaya pakan dan biaya perawatan kandang. Tabel 14 menunjukkan bahwa biaya pemasaran yang paling
besar dikeluarkan oleh pedagang penerima adalah biaya transportasi yaitu masing- masing sebesar Rp 300kg bobot hidup 1,52 pada saluran I dan Rp 300kg bobot
hidup 1,51 pada saluran II. Biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang penerima pada saluran I lebih kecil bila dibandingkan saluran II. Hal ini
dikarenakan rata-rata bobot badan ternak sapi pada saluran I lebih besar yaitu 499,69 kgekor bila dibandingkan saluran II yaitu 481,88 kgekor. Sehingga rata-rata biaya
dalam satuan Rpkg bobot hidup yang dikeluarkan lebih tinggi. Sedangkan total biaya Rpekor yang dikeluarkan adalah sama yaitu masing-masing Rp 20.000ekor
untuk biaya pakan ternak, Rp 2.500ekor untuk retribusi RPH dan Rp 6.000ekor untuk biaya perawatan kandang. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang
pemotongpengecer adalah biaya transportasi, biaya tenaga kerja, biaya retribusi RPH, biaya retribusi pasar dan biaya perawatan kandang. Komponen biaya terbesar
yang dikeluarkan oleh pedagang pemotongpengecer adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 162,55kg bobot hidup atau 44,84 dari total biaya pemasaran yang
dikeluarkan pada saluran I dan Rp 168,78kg bobot hidup atau 44,53. Biaya tenaga
74 kerja yang dikeluarkan terdiri dari biaya pemotongan yaitu sebesar Rp 40.000ekor
dan biaya penjualan potongan hasil ternak di pasar yaitu sebesar Rp 125.000hari. Tabel 14. Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran pada Setiap
Lembaga dan Saluran Pemasaran Ternak Sapi Potong PT GGLC di Wilayah DKI Jakarta Selama Bulan Mei 2006
Lembaga Pemasaran Saluran I
Saluran II Rpkg bobot hidup
Rpkg bobot hidup
1. Produsen