Jenis-Jenis Belajar 84 adalah sebagai berikut:

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan, sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memahami kehidupan hidupnya. “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang yang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari pengertian beberapa ahli dan pengertian secara psikologis maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan seseorang secara terus-menerus untuk merubah sikap, kebiasaan, kecelakaan, kepandaian menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan dalam proses perubahan itu dapat dijadikan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman diri sendiri untuk berinteraksi dengan lingkungan.

2.1.2 Jenis-Jenis Belajar

Dalam peoses belajar ada beberapa jenis, menurut Slameto 2010: 5 jenis- jenis belajar ada 11 yaitu: 1. Belajar bagian part learning, fractioned learning Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila dia dihadapkan oleh materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar keseluruan atau belajar global. 2. Belajar dengan wawasan learning by insight. Konsep ini diperkenalkan oleh Kohler, salah seorang psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan insight ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah dibentuk menjadi tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. 3. Belajar diskriminatif discriminative learning Belajar deskriptif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam tingkah laku. 4. Belajar global keseluruhan global whole learning Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya; lawan dari balajar bagian. Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt. 5. Belajar insedental incidental learning Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah tujuan intensional. Sebab dalam belajar incidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. 6. Belajar instrumental instrumental learning Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperhatikan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. 7. Belajar intensional intensional learning Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar incidental. 8. Belajar laten latent learning Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten. 9. Belajar mental mental learning Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi disini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari. 10. Belajar produktif productive learning R. Berguis 1964 memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyeledaikan suatu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain. 11. Belajar verbal verbal learning Belajar variabel adalah belajar mengenai materi verbal dengan mulai latian dan ingatan. Dasar belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus. Dari jenis-jenis belajar diatas diharapkan peserta didik dapat belajar dengan baik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Karena belajar itu sangat penting bagi para peserta didik untuk mengeahui apa yang belum diketauhinya.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemanfaatan Layanan Internet Perpustakaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Medan

1 31 68

PENGARUH FASIITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMK BUDISATRYA MEDAN T.A 2014/2015.

0 2 17

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMK BUDISATYA MEDAN T.A 2014/2015.

0 2 27

KONTRIBUSI MINAT BELAJAR, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR Kontribusi Minat Belajar, Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan Kondisi Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas

0 2 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI DI SMK SWASTA PARULIAN 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 4 32

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDIT Nur Hidayah Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

BAB 1 Kreativitas Belajar Kewirausahaan Ditinjau Dari Pemanfaatan Perpustakaan Dan Lingkungan Kelas Pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Delanggu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 11

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMK SWASTA EKA PRASETYA MEDAN.

1 2 27

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN P

0 1 9

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.

5 13 46