Pengaruh Pemanfaatan Layanan Internet Perpustakaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Medan

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN INTERNET

PERPUSTAKAAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos)

Dalam bidang studi Perpustakaan dan Informasi

OLEH

Nama : Novita Riana Lubis

NIM

: 080723017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Novita riana lubis pengaruh pemanfaatan layanan internet terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA, Negeri 2 Medan. Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Layanan Internet di perpustakaan terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 2 Medan dan pengaruh Layanan Internet terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 2 Medan. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Medan. Populasi penelitian adalah siswa X dan XI SMA Negeri 2 Medan yang berjumlah 512 orang, sedang sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang berjumlah 128 siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner untuk variabel pengaruh Layanan Internet dan sampel untuk variabel motivasi belajar siswa. Kemudian data dari angket diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban . untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut data dianalisis dengan rumus Regresi Linear Sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan layanan internet sangat bermanfaat dalam mendukung proses belajar mengajar,dan adanya pengaruh yang signifikan anatara pemanfaatan layanan internet terhadap motivasi belajar siswa Sma Negeri 2 Medan oleh ditunjukkan oleh Hasil uji thitung variabel ketersediaan sarana layanan (X) adalah 45,314. Nilai ttabel pada α = 5%

untuk uji satu arah, dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) yaitu (254 – 1) = 253 yaitu 1,960. Maka variabel pemanfaatan Layanan Internet dinyatakan berpengaruh positif / signifikan terhadap motivasi belajar dengan kriteria thitung > ttabel atau 45,314 > 1,960r = 1,960 pada α = 5%. Pengaruh Pemanfaatan Layanan Internet perpustakan terhadap motivasi belajar siswa SMA negeri 2 medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan hidayah Nya serta salawat dan salam penulis ucapkan keharibaan junjungan nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “pengaruh pemanfaatan Layanan Internet Perpustakaan terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Medan” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada program studi ilmu perpustakaan dan informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna baik dari segi isi maupun penyajiannya, untuk itu kritik dan saran yang bertujuan membangun sangat diharapkan agar penulis dapat meningkatkan kemampuan penulis yang datang.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang ikhlas dan tulus kepada


(4)

Teristimewa, ayahanda H. Abdullah ma’arif lubis (alm) yang telah menjadi inspirasi dan sprit dalam kehidupan ku dan ibunda Hj. Yanuati a.m yang telah mendidik dan senantiasa mencurahkan kasih sayang, do’a, semangat, dan dorongan baik dari segi moril maupun materil kepada penulis.

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Sastra USU.

2. Bapak Jonner Hasugian, Msi, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Himma Dewiyana, S.T.,M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan pegawai program Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas Satra Universitas Sumatera Utara.


(5)

Akhir kata, penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyajian maupun dalan penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, agustus 2010 penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….i

KATA PENGANTAR………..ii

DAFTAR ISI……….iv

DAFTAR TABEL………vii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5Hipotesis. ... 4

BAB II : TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Internet dan Sejarah Perkembangan Internet ... 5

2.1.1 Pengertian Internet ... 5

2.1.2 Sejarah Internet ... 5

2.1.3 Fasilitas Internet ... 6

2.1.4 Manfaat Internet ... 7

2.2. Layanan Internet ... 8

2.2.1 Pengertian Layanan ... 8

2.2.2 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan ... 9

2.2.3 Layanan Internet sebagai Sumber Informasi di Perpustakaan ... 10

2.2.4 Jenis – Jenis Informasi yang Ada di Internet ... 11


(7)

2.3.1 Pengertian Pemanfaatan ... 11

2.3.2 Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan ... 12

2.3.3 Temu Balik Informasi di Internet ... 12

2.3.3.1 Search Engine... 12

2.3.3.2 Temu Balik Informasi di Internet ... 13

2.3.4 Pustakawan pada Layanan Internet ... 13

2.3.5 Pengguna Perpustakaan ... 15

2.4 Motivasi 2.4.1 Pengertian Motivasi ... 16

2.4.2 Teori Motivasi ... 16

2.4.3 Jenis-Jenis Motivasi ... 20

2.4.5 Motivasi Belajar ... 21

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 25

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.3.1 Populasi ... 25

3.3.2 Sampel ... 25

3.4 Instrument Penelitian ... 26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.7 Jenis dan Sumber Data... 29

3.8 Analisis Data ... .29

3.9 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrument ... .30

3.9.1 Pengujian Validitas Instrument………31

3.9.1.1 Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan ... 31

3.9.1.2 Motivasi Belajar Siswa ... 32

3.9.2 Pengujian Realibitas Instrument ... 33


(8)

3.9.2.2 Motivasi Belajar Siswa ... 34

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tujuan Penggunaan Internet ... 35

4.2 Frekuensi Kunjungan Layanan Internet ... 36

4.3 Lama waktu penggunaan Internet ... 37

4.4 Pemanfaatan Layanan Internet ... 38

4.4.1 Pemanfaatan Layanan Internet untuk keperluan belajar .... 39

4.4.2 Pemanfaatan Layanan Internet untuk kelengkapan informasi di Perpustakaan ... 39

4.4.3 Pemanfaatan Layanan Internet Sangat Mendukung Proses Belajar Mengajar ... 40

4.4.4 Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Menyelesaikan Tugas Lebih cepat ... 41

4.4.5 Pelayanan Terminal Internet Yang Kurang Memadai……….42

4.5 Frekuensi Belajar Siswa………43

4.6 Lama Belajar siswa………...44

4.7 Motivasi Belajar Siswa……….44

4.7.1 Layanan Internet Memotivasi Siswa Untuk Berhasil Dalam Pelajaran………..45

4.7.2 Layanan Internet Memotivasi Siswa Untuk Mendapatkan Nilai Yang Baik………46

4.7.3 Layanan Internet Memotivasi Siswa agar lebih giat dan Semangat untuk Belajar………..47


(9)

4.7.5 Layanan Internet Menimbulkan Lingkungan Belajar Yang

Kondusif………...48

4.7.6 Layanan Internet Memotivasi Siswa Lebih Aktif Dalam Mencari Informasi Untuk Kebutuhan Belajar………..50

4.8 Analisis Statistik……….51

4.8.1 Uji Validitas...51

4.8.2 Uji Reliabilitas……….52

4.8.3 Metode Regresi Linier Sederhana………...52

4.8.4 Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji-t)...53

4.8.5 Identifikasi Determinan (R2)………...54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….56

5.2. Saran...56

DAFTAR PUSTAKA……….58


(10)

ABSTRAK

Novita riana lubis pengaruh pemanfaatan layanan internet terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA, Negeri 2 Medan. Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Layanan Internet di perpustakaan terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 2 Medan dan pengaruh Layanan Internet terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 2 Medan. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Medan. Populasi penelitian adalah siswa X dan XI SMA Negeri 2 Medan yang berjumlah 512 orang, sedang sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang berjumlah 128 siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner untuk variabel pengaruh Layanan Internet dan sampel untuk variabel motivasi belajar siswa. Kemudian data dari angket diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban . untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut data dianalisis dengan rumus Regresi Linear Sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan layanan internet sangat bermanfaat dalam mendukung proses belajar mengajar,dan adanya pengaruh yang signifikan anatara pemanfaatan layanan internet terhadap motivasi belajar siswa Sma Negeri 2 Medan oleh ditunjukkan oleh Hasil uji thitung variabel ketersediaan sarana layanan (X) adalah 45,314. Nilai ttabel pada α = 5%

untuk uji satu arah, dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) yaitu (254 – 1) = 253 yaitu 1,960. Maka variabel pemanfaatan Layanan Internet dinyatakan berpengaruh positif / signifikan terhadap motivasi belajar dengan kriteria thitung > ttabel atau 45,314 > 1,960r = 1,960 pada α = 5%. Pengaruh Pemanfaatan Layanan Internet perpustakan terhadap motivasi belajar siswa SMA negeri 2 medan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa di era globalisasi tergantung pada kemampuan masyarakat memanfaatkan pengetahuan dan informasi untuk meningkatkan produktifitasnya. Karakteristik masyarakat yang memanfaatkan pengetahuan adalah siapa yang mengusai pengetahuan dan informasi merupakan masyarakat yang mampu bersaing dalam era informasi. Salah satu sarana penyedia informasi kepada masyarakat adalah perpustakaan

Perpustakan selama ini dikenal sebagai tempat penyimpanan buku. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, perpustakaan bukan sekedar tempat penyimpanan tetapi berubah sebagai penyedia informasi dengan memanfaatkan teknologi seperti internet. Sebelum adanya internet, masalah utama yang dihadapi terutama di bidang pendidikan adalah kesulitan akses kepada sumber-sumber informasi terbaru. Dengan adanya internet kesulitan akses kepada sumber informasi tersebut dapat teratasi.

Teknologi informasi membawa perubahan penting dan mendasar bagi perpustakaan dalam mengelola, memberikan layanan baru, menjalan hubungan antar-perpustakaan atau dengan berbagai pangkalan data di luar antar-perpustakaan. Konsep pelayanan perpustakaan yang secara konvensional menekankan penyediaan akses ke informasi yang dimiliki, kini dengan kehadiran internet telah berubah ke arah konsep tanpa harus memilikinya. Peran perpustakaan yang secara tradisional.

Perpustakaan yang menggunakan layanan internet sebagai alat penelusur akan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pengguna dari pada perpustakaan yang tidak memiliki layanan internet. Pemanfaatan layanan internet dapat menginformasikan kepada pengguna material atau bahan pustaka secara cepat, mudah, dan tepat.

Perubahan dalam pemanfaatan layanan penelusuran informasi seperti layanan internet didasarkan atas dorongan yang timbul baik dari luar maupun dalam diri pengguna itu sendiri. Setiap manusia digerakkan dan dilatarbelakangi oleh motif (Stainer dalam Siswanto,1989:243). Prilaku manusia sebenarnya merupakan cerminan yang


(12)

paling sederhana dari motivasi dasar mereka atau dengan kata lain perilaku manusia timbul dengan adanya motivasi.

Motivasi seseorang yang dirasakannya dapat mendorongnya untuk bertindak dapat atau melakukan sesuatu seperti memanfaatkan internet untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Pada umumnya perilaku seseorang diarahkan untuk untuk suatu tujuan tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Proses motivasi sebagai pengaruh perilaku, dapat dikatakan sebagai siklus yang terdiri atas tiga unsur yakni kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Ketiga unsur ini saling mendukung dan saling mempengaruhi.

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas.

SMA Negeri 2 (SMAN2) Medan adalah salah satu sekolah yang menargetkan diri menjadi smart school dengan basis ICT (information comunication and technology). Dalam hal ini langkah yang telah dilakukan sekolah adalah menyediakan Layanan Internet di perpustakaan SMA Negeri 2 Medan (SMAN 2) . ( Layanan ini bertujuan menyediakan akses informasi untuk siswa). Disamping tujuan tersebut sekolah memiliki tujuan khusus yaitu untuk memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Dengan adanya fasilitas internet siswa lebih mudah untuk mencari informasi dalam menyelesaikan tugas sekolah, tidak ada lagi alasan kesulitan memperoleh bahan atau informasi.


(13)

bergantian. Menurut pengamatan awal penulis minat siswa dalam memanfaatkan internet begitu besar, hal ini dapat dilihat dari antrian yang terjadi pada jam istirahat sekolah. Lama pemakaian per siswa per hari adalah 30 menit. Data pengguna layanan internet di perpustakaan per harinya adalah berkisar 23 orang. Dari angka tersebut dapat diperkirakan jumlah siswa yang menggunakan 1 unit komputer per harinya adalah antara 7-8 orang. Menurut informasi yang diperoleh dari Pustakawan pada umumnya tujuan pengunjung perpustakaan sebagian besar adalah menggunakan internet.

Dilatarbelakangi pemikiran tersebut, penulis berkeinginan untuk mengetahui apakah tujuan layanan internet pada Perpustakaan SMAN 2 dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar dengan memanfaatkan internet dapat tercapai? Sehingga penulis memilih judul penelitian ini yaitu “Pengaruh pemanfaatan layanan internet di

Perpustakaan terhadap motivasi belajar siswa SMAN 2 Medan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh pemanfaatan layanan internet di perpustakaan terhadap motivasi belajar siswa?

1.3. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan internet di

Perpustakaan terhadap motivasi belajar siswa?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan

siswa dalam penelusuran layanan internet referensi dan perbandingan dalam penelitian lanjutan yang memfokuskan pada penelitian sama.

2. Peneliti, dapat dijadikan sebagai referensi dan perbandingan dalam penelitian lanjutan yang memfokuskan pada penelitian sama.

3. Bagi penulis, untuk menambah pengatahuan dan wawasan serta pemahaman tentang


(14)

1.5Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Pemanfaatan layanan internet berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada Perpustakaan SMAN 2 Medan.


(15)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian dan Sejarah Perkembangan Internet 2.1.1 Pengertian Internet

Internet merupakan jaringan komputer yang memungkinkan terhubungnya satu komputer dengan komputer yang lainnya di seluruh dunia. Dalam Kamus Istilah komputer dan internet (2005: 132) disebutkan pengertian dari internet adalah jaringan komputer dunia yang menghubungkan jaringan-jaringan komputer regional diseluruh dunia. LaQuery dalam Hasugian (2006:9) menyatakan, “Internet adalah merupakan jaringan dari ribuan jaringan computer yang menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Sementara pendapat lain menurut Hasugian (2006:1), “internet disebut sebagai pusat informasi bebas hambatan karena dapat menghubungkan satu pusat atau situs informasi ke situs informasi lainnya dalam waktu yang relatif mudah dan cepat. Dengan demikian perpustakaan dapat terbantu oleh adanya internet dalam hal memuaskan kebutuhan informasi pengguna.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan global yang menghubungkan para pengguna komputer di seluruh dunia yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi tanpa terbatas ruang dan waktu

2.1.2 Sejarah Perkembangan Internet

Sejarah perkembangan internet awalnya adalah sebuah proyek yang bernama ARPANET dan berkembang dengan cepat, berdasarkan pendapat Amperiyanto(2003:7) yang menyatakan bahwa, “seiring dengan perkembangan ARPANET yang begitu pesat sehingga keluar dari lingkungan network militer, yaitu dengan penambahan subnetwork dari universitas, perusahaan, komunitas pemakai, maka dikenal sebutan internat”. Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Dimana mereka membangun sebuah sistem jaringan yang menghubungkan semua strategis diseluruh Amerika. Pada awalnya ARPANET hanya menghubungkan 3 situs saja dari 4 perguruan tinggi yaitu Stanford Research Institute (SRI), UCLA, UCSB (University of California Santa Barbara), dan University of Utah, dimana mereka membentuk suatu jaringan


(16)

terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET dikenalkan pada bulan Oktober 1972.

Tidak lama kemudian ARPANET ini berkembang pesat diseluruh daerah Amerika, dan seluruh Universitas di negara itu ingin bergabung sehingga menyebabkan mereka kesulitan dalam mengaturnya. Oleh sebab itu ARPANET dipecah menjadi dua bagian yaitu “ MILNET” untuk mengatur keperluan militer dan “ARPANET” untuk keperluan non-militer seperti universitas-universitas. Kedua jaringan ini digabung yang dikenal dengan nama DARPA Internet, dan kemudian disederhanakan dengan nama Internet.

Dilihat dari perkembangan internet di atas, maka internet adalah jaringan yang merupakan hasil teknologi yang banyak diminati oleh instansi-instansi, masyarakat, termasuk juga perpustakaan. Dimana dalam misinya perpustakaan memberikan layanan yang memuaskan pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi yang berkembang pesat. Sekarang perkembangan internet semakin cepat dengan fungsi yang sangat beragam.

2.1.3 Fasilitas yang ada di Internet

Internet menawarkan banyak fasilitas yang beraneka ragam dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai masyarakat yang membutuhkan informasi tidak terkecuali pengguna perpustakaan. Beberapa fasilitas internet yang sering digunakan menurut (NH, Fairus 2007: 4-5), antara lain:

1. Elektronik Mail (e-mail) adalah surat elektronik yang dikirimkan melalui internet.

Dengan fasilitas ini, orang biasa mengirim atau menerima surat dari dan ke pengguna internet ke seluruh dunia.

2. World Wide Web (Web) adalah sistem yang menghubungkan antar dokumen

Hypertext di internet. Melalui web, orang dapat mengakses informasi tidak hanya

berupa teks, tetapi juga gambar, suara, dan film.

3. File Transfer Protocol (FTP) adalah mekanisme transfer data di internet. Melalui software FTP, orang dapat mengirim dan menerima data atau file dari satu komputer


(17)

4. News Group yaitu merupakan ruang percakapan bagi para anggota yang mempunyai

kepentingan sama. Di internet tersedia bermacam-macam Newsgroup dengan tema yang berbeda-beda.

5. Mailing List (milis) adalah ajang berdiskusi dalam kelompok melalui email. Melalui

milis, orang dapat biasa berdiskusi dan bertukar informasi dalam satu kelompok. Informasi yang ingin dipertukarkan atau didiskusikan dapat dikirim dalam bentuk surat elektronik.

6. Gopher adalah sistem yang digunakan pemakai agar dapat mengakses informasi di

komputer lain. Perbedaan Gopher dengan Web adalah Gopher tidak bias menampikan gambar hanya teks. Oleh sebab itu saat ini Gopher mulai banyak ditinggalkan oleh pemakai internet.

7. Chat Group adalah forum untuk pemakai internet agar dapat saling berdiskusi atau

berbincang-bincang dengan pemakai internet lain.

8. Telnet yang berada pada terminal dapat berhubungan dengan komputer lain melalui

internet. Pengguna internet dapat mengakses dan bekerja pada komputer yang dihubungi dengan Telnet.

9. Ping (Packet Internet Gopher) berfungsi untuk mengetahui hubungan antara komputer

kita dan komputer lain di internet. Pengecekan hubungan dilakukan dengan mengirimkan paket data.

2.1.4 Manfaat internet

Manfaat internet yang paling banyak digunakan secara luas adalah untuk komunikasi. Jutaan pesan dipertukarkan setiap harinya di seluruh dunia melalui sistem surat elektronik (email). Para peneliti menggunakan fasilitas ini untuk berbagai ide informasi bahkan dokumen. Internet melalui fasilitas e-mail, memungkinkan kerjasama dalam proyek penelitian dan penulisan walaupun pesertanya terpisah ribuan kilometer jauhnya. Internet juga memungkinkan percakapan interaktif langsung dengan orang lain dimana saja dibelahan dunia layaknya suatu telekonferensi, walaupun kata–katanya harus diketik, bukan diucapkan (Siregar, 2004: 5).

Temu balik informasi adalah manfaat kedua dari internet. Ratusan katalog perpustakaan dapat diakses secara online melalui internet, termasuk diantaranya katalog


(18)

perpustakaan seperti Library of Congress, University of California dan Havard University. Disamping itu pengguna dapat mengakses ribuan pangkalan data yang dibuka untuk umum oleh perusahaan–perusahaan, pemerintah, dan organisasi nirlaba. Kita dapat mengumpulkan informasi dalam berbagai topik yang tersimpan di perpustakaan-perpustakaan dan pangkalan-pangkalan data tersebut (Siregar, 2004 : 5-6).

Manfaat ketiga dari internet adalah penawaran produk informasi dan produk yang mudah digunakan. Fungsi ini disediakan melalui fasilitas World Wide Web (Web), sering disebut dengan web saja. Penyediaan fasilitas ini merupakan akibat dari banyaknya penggunaan internet oleh kalangan bisnis. WWW adalah suatu standard untuk menyimpan, menulusur, memformat dan menampilkan informasi menggunakan suatu arsitektur client/ server (Siregar, 2004 : 6).

Dengan melihat berbagai manfaat internet yang telah disebutkan di atas, apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka internet memiliki peran yang sangat potensial dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini tampak dari salah satu fungsi internet yaitu

resources discovery, di mana internet mampu menyediakan direktori mengenai

dokumen-dokumen (elektronik) yang dimiliki oleh suatu perpustakaan, yang dapat diakses dengan menelusuri katalog online – nya. Selain itu fasilitas WWW pada internet juga banyak membantu, karena fasilitas ini menyediakan beragam informasi, termasuk bidang pendidikan, yaitu dengan penyediaan artikel-artikel lepas, makalah, hasil penelitian, serta informasi lainnya, yang dapat menyelesaikan tugas – tugas sekolah.

2.2. Layanan Internet 2.2.1 Pengertian Layanan

Kegiatan pelayanan perpustakaan adalah melayani atau memberikan pelayanan dalam kebutuhan informasi pengguna. Dimana pengguna perpustakaan menginginkan pelayanan yang berkualitas baik yang aka menghasilkan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Menurut Kotler dalam Purba (2009: 9), “ pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksi jasa


(19)

mungkin berkaitan dengan produksi fisik atau tidak”.

Sedangkan menurut Lasa (1994:122) pelayanan adalah “ mencakup semua kegiatan pelayanan kepada pengguna yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna perpustakaan”.

Melihat penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa layanan/pelayanan (service) adalah suatu kegiatan atau tindakan yand dapat ditawarkan oleh satu pihak dalam memenuhi kepuasaan pada pihak lain, sedangkan pada konsep perpustakaan dapat disimpulkan pengertian layanan/pelayanan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Sehingga pelayanan (service) dalam bidang layanan internet yaitu merupakan satu layanan tambahan pada sebuah perpustakaan yang digunakan dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi.

2.2.2 Jenis-jenis Layanan Perpustakaan

Setiap perpustakaan pasti memiliki layanan yang menjadi pendorong bagi pengguna untuk berkunjung ke perpustakaan. Layanan perpustakan merupakan keberhasilan suatu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 31-34) dinyatakan pada umumnya perpustakaan memiliki layanan antara lain :

1. Orientasi Perpustakaan 2. Layanan Sirkulasi

3. Layanan Rujukan

4. Layanan Majalah

5. Layanan Pandang Dengar

6. Jasa Kesiagaan Informasi

7. Penelusuran Pustaka, dimana layanan ini terbagi dua yaitu: a. Layanan internet

b. Layanan CD-ROM

8. Layanan Fotocopy

9. Kerjasama Pinjam Antar Perpustakaan 10Kerjasama Silang Layan


(20)

12Layanan Terjemahan

13Tendon Buku ( Book on Reseved)

14Penyewaan Fasilitas

Untuk beberapa layanan yang telah disebutkan di atas tidak semua perpustakaan memilikinya, sebab setiap perpustakaan memiliki layanan yang sesuai dengan pengguna dan dana yang teralokasikan kepada perpustakaan yang bersangkutan.

Misalnya saja penyediaan layanan internet, tidak semua perpustakaan menyediakan layanan, sebab layanan internet memakan banyak dana dalam pengadaannya, yaitu sarana dan peralatan ruangan khusus untuk layanan tersebut.

2.2.3. Layanan Internet Sebagai Sumber Informasi di Perpustakaan

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang dahulunya memiliki koleksi

yang hanya tercetak saja. Tetapi dengan perubahan perkembangan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini, mengakibatkan perpustakaan juga mengalami perubahan dalam perkembangannya dimana perpustakaan tidak lagi hanya menyediakan koleksi tercetak, melainkan koleksi elektronik juga misalnya e-book, e-journal dan lain sebagainya.

Dalam perkembangan teknologi informasi menyebabkan informasi yang semakin banyak dan cepat dalam perkembangannya. Untuk itu perpustakaan harus selalu menyediakan informasi-informasi yang up-date atau terbaru juga mutakhir agar tidak ketinggalan zaman. Layanan internet menjadi salah satu solusi layanan yang banyak digunakan oleh perpustakaan untuk mengadakan dan menyediakan informasi tanpa kuatir ketinggalan informasi.

Dengan adanya layanan internet pada sebuah perpustakaan memungkinkan perpustakaan tersebut memberikan informasi yang lengkap dan baru. Seperti yang dinyatakan oleh Garret dalam Hasugian ( 2005:10) “dengan internet, mungkin puluhan ribu perpustakaan atau pusat informasi yang memiliki sumber informasi yang tak terhingga banyaknya dapat saling terhubung, dan dapat dimanfaatkan oleh jutaan pemakai yang terdiri dari individu maupun organisasi”.

Pernyataan Simanjuntak dalam Hasugian (2005:10) menyatakan bahwa ketersambungan antara berbagai perpustakaan melalui internet ini, membentuk suatu


(21)

sistem informasi yang maha besar, yang sering disebut perpustakaan virtual.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan dapat saling bertukar informasi yang ada pada perpustakaan masing-masing, sehingga pengguna yang tidak menemukan informasi yang dibutuhkan pada sebuah perpustakaan dapat mengakses informasi pada perpustakaan lain dengan menggunakan jaringan internet. Hal ini tentunya didukung dengan adanya katalog online, dimana perpustakaan-perpustakaan itu memberikan fasilitas katalog online.

2.2.4 Jenis-jenis Informasi yang terdapat di Internet

Banyaknya pengguna yang menggunakan internet maka beragam pula jenis informasi yang dicari sesuai dengan kebutuhan informasi yang mereka inginkan. Begitu juga halnya dengan perpustakaan yang memiliki banyak dan beragam pengguna terlebih lagi apabila perpustakaan tersebut telah memiliki jaringan internet.

Banyak jenis informasi yang ditemukan di internet misalnya saja elektronik

magazine yaitu majalah elektronik berupa artikel-artikel yang disimpan dalam file-file

yang diakses oleh semua orang, baik dengan topik ilmiah maupun hiburan. Melalui internet juga dapat ditemukan white pages directory yaitu server yang menampilkan daftar referensi, dimana kita dapat mencari informasi yang kita perlukan, sama dengan kita membuka yellow pages (Petra, 2000:2-3).

Fairuz (2007:4) menyatakan melalui web orang dapat mengakses informasi tidak hanya berupa teks, tetapi juga gambar, suara dan film. Informasi yang ingin pengguna cari juga dapat ditemukan dengan berbagai bentuk, sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan.

Dari pernyataan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis informasi di internet sangat beragam, yang semuanya biasa didapat dari internet, sehingga pengguna dapat memenuhi kebutuhan akan informasi mereka lebih mudah dan lengkap. Pengguna juga dapat memilih sendiri informasi apa yang hendak mereka cari mulai dari artikel ilmiah sampai artikel popular, dari informasi penelitian sampai informasi hiburan.

2.3 Pemanfataan Layanan Internet 2.3.1 Pengertian Pemanfaatan


(22)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 711) pemanfaatan merupakan kata dari manfaat yang diberi tambahan awalan ”pe” dan akhiran “an” yang berarti proses, cara dan perbuatan memanfaatkan.

Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan adalah suatu proses, cara, atau perbuatan dalam memanfaatkan sesuatu hal. Contohnya seorang pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada pada perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi yang diinginkannya.

2.3.2 Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan

Tujuan pengguna datang ke perpustakaan adalah ingin mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Pada umumnya masyarakat umum hanya mengenal perpustakaan yang memiliki sumber informasi yang tercetak saja. Tetapi dengan perubahan perkembangan zaman dan teknologi informasi, perpustakaan juga mengalami perubahan dalam penyimpanan dan penyajian informasi dari tercetak beralih dalam bentuk elektronik dan cara penelusuran informasi pun semakin cepat dan lebih mudah untuk ditemu balikkan.

Menurut Sidharta dalam Zainuddin (2006:39) menjelaskan bahwa:

“walaupun secara fisik internet adalah interkoneksi antar-jaringan komputer, namun secara umum internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi internet adalah informasi, dapat dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap. Bahkan internet dipandang dunia dalam bentuk lain (maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan didunia nyata ada di internet seperti bisnis, hiburan,olahraga, politik dan lain sebagainya.

Dengan melihat penjelasan diatas, pemanfaatan layanan internet seperti menggantikankedudukan sebuah perpustakaan, karena internet seperti menggantikan kedudukan sebuah perpustakaan, karena internet memberikan hampir seluruh kebutuhan informasi pengguna dimana internet juga memberikan fasilitas atau saran penelusuran informasi sama halnya seperti perpustakaan yang memberikan fasilitas sarana penelusuran informasi yang dikenal dengan sebutan “katalog”.

2.3.3 Temu Balik Informasi di Internet 2.3.3.1 Search Engine


(23)

Sistem temu balik informasi pada sebuah perpustakan dikenal dengan istilah katalog. Dimana katalog merupakan daftar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan yang menunjukkan secara lengkap dimana koleksi tersebut di tempatkan. Pada pencarian informasi di internet, pengguna dapat menggunakan fasilitas search engine.

Fairuz (2007:68) mengatakan dengan mengetikkan kata kunci atau yang sering disebut dengan keyword sesuai dengan informasi yang sedang dicari, akan ditampilkan sebuah link yang akan mengarahkan pengguna kepada situs yang ada hubungannya dengan keyword yang dimasukkan. Search engine saat ini sangat beragam, seperti misalnya search engine yang terkenal adalah Google, Yahoo, Altavista dan lain sebagainya.

2.3.3.2 Temu Balik Informasi di Internet

Dalam memasukkan kata kunci (keyword) pengguna dapat memanfaatkan operator Boolean. Ada beberapa fungsi operator Boolean yang dapat dimanfaatkan dalam menggunakan search engine:

1. Menggunakan operator “OR”

Untuk mencari dua subjek tertentu dan hasil yang ditampilkan semua yang berkaitan dengan semua subyek yang diketikkan.

2. Menggunakan operator “AND”

Untuk mencari dua subyek tertentu dan hasil yang ditampilkan adalah informasi yang berkaitan dengan subyek yang diketikkan secara bersamaan

3. Menggunakan operator “NOT”

Untuk mencari subyek tertentu dimana subyek yang terakhir tidak ingin ditampilkan hasilnya.

( Oetomo, 2007 186-187).

Ada cara lain yang dapat digunakan pengguna dalam operator Boolean lainnya, seperti tanda kurung [( )], titk koma [;] dan tanda petik [“”] untuk dikombinasikan secara bersama-sama atau terpisah saat mengisi subyek pencarian didalam kotak pencarian

search engine.


(24)

Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan pengguna maka dibutuhkan pustakawan yang professional yang mampu melayani kebutuhan informasi pengguna. Pustakawan sebagai pejabat fungsional di bidang perpustakaan dalam melaksanakan tugas kepustakawanananya membutuhkan sikap yang baik dalam bersosialisasi baik kepada dirinya maupun masyarakat umum.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:92), “orang yang bergerak di bidang perpustakaan; ahli perpustakaan”. Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006:45) menyatakan bahwa “Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tujuan lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah orang yang bekerja di perpustakaan dengan memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi, dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tujuan lembaga induknya.

Seorang pustakawan harus memiliki kompetensi didalam bidang pekerjaan menurut Sulaiman dan Foo dalam Dewiyana (2007:15-16) terdapat 6 (enam) kategori kompetensi yang perlu dimiliki oleh professional antara lain:

1. Tool and Technology skills (keterampilan teknologi perkakas)

2. Information skills (keterampilan informasi)

3. Social communication skills (keterampilan komunikasi dan sosial)

4. Leadership communication skills (keterampilan manajemen dan kepemimpinan)

5. Strategic thinking and analytical skills (keterampilan berfikir strategis dan

keterampilan analitis)

6. Personal behavior and attributes (prilaku dan sifat-sifat yang bersifat pribadi)

Sedangkan Special Libraries Assosiciation ( SLA) ( 1996:3-5) menjelaskan bagian utama dari keprofesionalan dan kompetensi pribadi pustakawan adalah:

1. Professional competencies yang berarti kompetensi professional yaitu seorang

pustakawan diharuskan memiliki pengetahuan isi dari sumber daya informasi, memiliki pengetahuan yang khusus, dapat memanejemeni informasi dan memiliki kemampuan dalam menggunakan pengetahuan di dalam penyediaan layanan perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dan lain sebagainya.


(25)

2. Personal competencies yang berarti kemampuan pribadi yaitu seorang pustakawan

secara individu dapat menjalankan pelayanan secara baik, memiliki kemampuan untuk dapat melihat peluang diluar maupun didalam perpustakaan, dapat menjadi rekan kerja, dapat menjadi komunikator yang baik, dapat bekerja dengan tim secara baik, dapat memimpin, dapat merencanakan sesuatu dan fokus pada suatu hal, dapat memperlihatkan nilai yang baik sebagai seorang pustakawan, memiliki keterampilan dalam dunia bisnis dan dapat menciptakan suatu peluang.

Dari kedua pendapat di atas memiliki pernyataan, tujuan dan fungsi yang sama, yaitu bahwa seorang pustakawan harus memilik keterampilan dalam bidang informasi baik itu keterampilan komunikasi, keterampilan berfikir, berperilaku dan memahami pengetahuan secara khusus, bermoral tinggi serta bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa.

2.3.5 Pengguna Perpustakaan

Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan perpustakaan umum, bahwa pengguna perpustakaan umum adalah masyarakat umum tanpa harus membedakan tingkat pendidikan, latar belakang status sosial, agama, suku pekerjaan dan sebagainya. Menurut Sulistyo Basuki (1991:201) “pengguna dapat di bedakan sebagai pengguna aktif dan yang tidak aktif. Dalam istilah yang luas dapat dikaitkan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan”.

Informasi adalah unsur utama yang harus disediakan perpustakaan bagi penggunanya, untuk mencari informasi tersebut pengguna boleh mencari langsung ke perpustakaan atau dengan cara menelusur menggunakan internet. Ada dua jenis pengguna pada perpustakaan sebagaimana yang dikemukakan Proboyekti (2008:3) menyatakan “pengguna perpustakaan terdiri dari dua jenis yaitu pengguna yang sudah menggunakan perpustakaan dari pada pengguna yang berpotensi menggunakan perpustakaan”.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991:201) jenis-jenis pengguna perpustakaan yaitu:

1. Pengguna yang belum terlibat dalam kehidupan aktif seperti mahasiswa.

2. Pengguna yang mempunyai pekerjaan, informasi yang diinginkan merupakan


(26)

3. Pengguna umum yang memerlukan informasi untuk keperluan khusus.

Berdasarkan pendapat dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna perpustakaan adalah orang yang menggunakan fasilitas yang ada pada perpustakaan, mulai dari layanan hingga koleksi perpustakaan, baik itu anggota perpustakaan maupun tidak anggota. Atau pengguna potensial maupun pengguna yang hanya ingin mencari informasi sesuai dengan pekerjaan mereka.

2.4.1 Pengertian motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere yang berarti “menggerakan” (To Move). Menutur George R. Terry seperti yang dikutip oleh Moekijat (2002 : 5) menyatakan motivasi adalah keinginan di dalam seorang individu yang mendorong ia untuk bertindak . Hariandja (2002 : 321) berpendapat motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku dan keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa adalah suatu dorongan yang berasal dari persepsi, pikiran dan perasaan diri siswa untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkannya melalui layanan internet yang ada di perpustakaan.

2.4.2 Teori Motivasi

Ada beberapa teori motivasi yang mencoba menerangkan bagaimana hubungan antara perilaku dengan hasil yang dicapai dari perilaku tersebut. Setiap perilaku mempunyai dasar atau alasan tertentu serta bagaimana orang berperilaku dan mengapa mereka berprilaku dengan cara tertentu.

Uno (2007 : 39) mengatakan bahwa ada tujuh teori motivasi yaitu sebagai berikut: 1. Teori F.W.Taylor dan Manajemen Ilmiah

2. Teori Hirarki Kebutuhan dan Maslow

3. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan (Existence, Relatedness, and

Growth-ERG) Aldefer


(27)

5. Teori Prestasi McCelland 6. Teori X dan Teori Y McGregor

7. Teori Manusia Kompleks

1. Teori F.W.Taylor dan Manajemen Ilmiah

Teori ini menggunakan pendekatan yang memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan metode kerja, pembagian tenaga kerja, dan penilaian pekerjaan. Dengan pendekatan ini, motivasi yang disebabkan imbalan keuangan dapat dicapai dengan memenuhi sasaran-sasaran keluaran. Pemikiran inilah yang melatarbelakangi sebagian besar penelitian pekerjaan yang didasarkan pada skema imbalan (insentif).

Walaupun uang mungkin dapat menjadi insentif bagi kategori orang-orang tertentu, tampaknya tidak berlaku terhadap mereka yang pekerjaannya tidak didasarkan pada keluarannya. Mungkin akan ditemui kesulitan-kesulitan dalam mengukur keluaran-keluaran di dalam banyak hal dan kemungkinan besar uang merupakan intensif jangka pendek, bukannya memberikan kesepakatan jangka panjang .

2. Teori Hirarki Kebutuhan dari Moslow

Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Maslow dalam Uno (2004:40) mengemukakan lima macam kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki. Lima macam kebutuhan tersebut ialah sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan yang harus di puaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian , udara untuk bernafas dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah di

puaskan, perhatian dapat di arah kan kepada kebutuhan akan keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

c. Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan berinteraksi, di cintai dan mencintai.


(28)

d. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan ingin dihargai.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan

menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensinya.

Dari uraian di atas bahwa apabila suatu kebutuhan telah dipenuhi maka daya motivasinya akan berhenti. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kepuasan terpenuhi semakin rendah daya motivasinya, sebaliknya semakin rendah kepuasan terpenuhi maka semakin tinggi daya motivasinya.

3. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan (Existence, Relatedness, and

Growth-ERG) Aldefer

Aldefer dalam Uno (2007 : 43) merumuskan kembali hirarki Maslow dalam tiga kelompok, yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan (Existence, Relatedness, and Growth-ERG), yaitu :

a. Kebutuhan akan keberadaan, adalah semua kebutuhan yang berkaitan dengan

keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hirarki Maslow.

b. Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan.

c. Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan

potensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.

Kesimpulan dari teori ini adalah semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang kelihatannya kembali ke tingkat yang lain. Jadi kalau pekerjaan orang itu tidak menyediakan peluang untuk pengembangan diri, sebagai imbangnya mereka memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan masyarakat (sosial), yang lebih condong kepada kebutuhan keterkaitan dari pada pertumbuhan

4. Teori Motivasi Kesehatan Herzberg

Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori ini mendalilkan adanya beberapa faktor yang kalau tidak ada, menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang memuaskan, ia gambarkan sebagai motivasi.


(29)

Herzberg berteori “faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para pegawai. Akan tetapi jika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal, umpamanya karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang kuat”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agak mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan dengan mutu lebih baik. Harapan akan kemajuan, misalnya menyebabkan seseorang bekerja lebih keras meskipun pada waktu yang sama kurangnya harapan semacam itu tidak cukup untuk menyebabkan orang itu meninggalkan pekerjaan.

Dari uraian di atas gaji tidak dianggap sebagai motivator. Asalkan gaji yang diterima cukup dan oleh orang-orang yang bersangkutan dianggap adil dalam kaitannya dengan orang-orang sebaya mereka, maka peningkatan gaji tahunan mungkin tidak cukup untuk mempengaruhi kinerja yang istimewa. Sebaliknya, pengakuan, kemajuan, dan peluang-peluang untuk mengembangkan diri mungkin dapat benar-benar memberikan insentif semacam itu.

5. Teori Presentasi McCelland

Teori ini ada yang menyebut dengan istilah Teori kebutuhan Berprestasi dari McCelland atau Teori Kebutuhan yang dipelajaridari McCelland. Teori ini pada dasarnya mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai tiga macam kebutuhan. Ketiga macam kebutuhan itu adalah :

a. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement)

b. Kebutuhanakan persatuan atau afiliasi (need for affiliation)

c. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) ( Wursanto, 2005 : 305).

Dari penjelasan teori di atas dapat ditarik kesimpulan dengan sebuah contoh : seorang mahasiswa akan terdorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh apabila ia merasa diberi kesempatan untuk mengembangkan prestasinya, merasa ada persahabatan di lingkungan pendidikan, dan merasa ada kesempatan untuk menduduki jabatan dalamorganisasi agar ia dapat menguasai orang lain.


(30)

6. Teori X dan Y McGregor

Dalam teori ini beranggapan bahwa manejer teori X memandang para pekerja sebagai pemalas yang tidak dapat diperbaiki, dan oleh karena itu mereka cenderung menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk menanganinya. Sedangakan manejer teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istilah dan bermain, dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik. Teori bahwa seorang itu mengayomi akan dengan jelas mempengaruhi cara mereka manangani dan memotivasi bawahan.

Dengan kata lain seseorang akan bekerja dengan giat apabila pemberian imbalan atau jasa diberikan tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan perhatian dari atasan akan mempengaruhi motivasi kerja para bawahan.

7. Manusia Kompleks

Kebanyakan teori motivasi di atas dianggap orang termotivasi oleh suatu jenis pendorong. Modal utamanya adalah sebagai berikut :

a. Manusia ekonomi, yang termotivasi terutama oleh imbalan keuangan.

b. Manusia sosial, yang motivasinya dipengaruhi terutama oleh sifat hubungan kemitraan dalam pekerjaan.

c. Manusia yang mengaktualisasikan diri, seperti yang dinyatakan dalam hirarki kebutuhan Maslow dan Teori McGregor.

Didalam kenyataan, semua contoh terlalu sederhana karena semua orang berbeda, dan mempunyai dorongan semangat yang berbeda pula, yang dalam beberapa hal, berubah sepanjang waktu. Model yang lebih rumit ini disebut sebagai manusia kompleks. Implikasinya, yaitu para manejer kelihatanya tidak mampu menemukan satu pendekatan tertentu yang mendorong minat setiap orang dan yang sesuai dengan gaya manajemen yang luwes.

Dari uraian teori-teori motivasi tersebut dapat terlihat jelas bahwa seseorang akan termotivasi jika dipengaruhi oleh suatu kebutuhan, tujuan, keinginan, prestasi, lingkungan, teman dan lain sebagainya. Orang yang mempunyai motivasi yang besar akan menghasilkan karya-karya yang besar pula.


(31)

2.4.3 Jenis- jenis Motivasi

Pada dasarnya motivasi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah proses untuk mempengaruhi orang lain agar menjalankan atau melakukan sesuatu yang diinginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk “hadiah”. Sedangkan motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi orang lain agar mau menjalankan atau melakukan sesuatu yang diinginkan dengan menggunakan kekuatan, ketakutan atau ancaman.

Motivasi positif yang diberikan kepada orang lain yaitu berupa penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, informasi, pemberian perhatian kepada orang lain, persaingan yang sehat, partisipasi, kebangaan (pretise) dan imbalan atau uang.

Motivasi positif yang diberikan kepada orang lain berupa ancaman, pemecatan, skorsing, denda dan lain sebagainya. (Ranupandojo, 2004). Motivasi positif pada dasarnya lebih sering diterapkan oleh organisasi atau perusahaan daripada motivasi negatif. Hal ini disebabkan karena dengan penggunaan motivasi positif seseorang akan melakukan sesuatu hal yang terbaik bagi perusahaan atau organisasi selain itu dengan menerapkan motivasi positif dapat meningkatkan rasa saling memiliki seseorang (sense

of belonging) terhadap perusahaan atau organisasi.

Apabila dikaitkan dengan perpustakaan, maka motivasi positif yang diterapkan diperpustakaan dapat berupa pelayanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Dimana pelayanan perpustakaan dianggap mampu untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan oleh pengguna perpustakaan dan mudah didalam pengguna pelayanan tersebut, dengan kata lain semakin mudah dalam pelayanan perpustakaan digunakan oleh pengguna perpustakaan maka semakin tinggi motivasi siswa untuk menggunakan perpustakaan didalam memenuhi kebutuhannya akan informasi.

2.4.5 Motivasi Belajar

Motivasi merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Istilah Motivasi diartikan sebagai sesuatu yang membuat kita bergerak untuk melakukan sesuatu dan membantu kita untuk menyelesaikannya. Motivasi adalah proses yang


(32)

memungkinkan terjadinya aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 997) bahwa motivasi dapat diartikan sebagai keinginan, dorongan yang timbul pada diri seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.

Menurut Suryabrata (1984 : 23) menerangkan bahwa motivasi sebagai suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi inilah penting sebagai salah satu prasyarat yang sangat penting dalam belajar. Kesediaan belajar itu dimulai dari kesediaan mahasiswa dalam mengerjakan tugas sampai berusaha keras mencapai keberhasilan belajar itu dipengaruhi oleh motivasi.

Sedangkan belajar didefinisikan oleh Uno (2003: 78) suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar sehingga dalam kegiatan belajar motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki subjek dapat tercapai. Motivasi belajar adalah keseluruhan penggerak daya psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan tertentu.

Setiap tingkah laku mempunyai dasar yaitu motif. Motif adalah suatu dorongan yang mendorong individu untuk bertingkah laku secara menetap yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, motivasi juga merupakan suatu kondisi fisiologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi sering juga disebut sebagai penggerak perilaku (Djaali, 2000 : 25)

Sementara menurut Purwanto (2006 : 71), motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong mengaktifkan dan mengerakkan seseorang. Makin berharga


(33)

tujuan yang diinginkan maka makin kuat motifnya, sehingga motif sangat berguna bagi tindakan/kegiatan dan perbuatan seseorang.

Dari beberapa pengertian motivasi dan didukung dengan beberapa pendapat pengertian motif di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong ia untuk melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari prilaku atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan bersemangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Menurut Suryabrata (1995 : 26) Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar (3) adanya penghargaan dalam belajar (4) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar (5) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang mahasiswa dapat belajar dengan baik.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa dalam kaitanya dengan pendidikan, motivasi berarti dorongan yang memberikan semangat kerja kepada para mahasiswa


(34)

untuk berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Setiap manusia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu pada dasarnya karena didorong oleh suatu motivasi tertentu. Menurut Uno (2007 : 1) motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagi anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei yang mengambil sampel dari sutu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Singarimbun (1989:3) menyatakan bahwa ”penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Penelitian ini bersifat deskriptif. Menurut Nazir (1999 : 64) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh – pengaruh dari suatu fenomena.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMA Negeri 2 Medan yang berlokasi Jalan Karang Sari no 435 medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 populasi

Populasi sebagai objek penelitian diperlukan dalam penelitian ini. Menurut Sugiono (1998:57) “populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas (jumlah) dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X dan XI SMA Negeri 2 Medan yaitu 512 orang. Kelas XII tidak diikut sertakan dengan alasan, mengingat waktu penelitian akan dilakukan pertengahan hingga akhir bulan April, siswa kelas XII telah mengikuti Ujian Akhir Sekolah.


(36)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi untuk dijadikan sumber data dalam penelitian. Menurut Arikunto (2006), “Sampel adalah sebahagian atau wakil dari populasi penelitian”. Tetapi karena keterbatasan waktu maka tidak semua dijadikan sampel penelitian. Ada berbagai cara yang digunakan untuk menghitung besar besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan suatu penelitian. Arikunto menyatakan, “sampel dapat diambil antara 10% s.d 15% atau 20% s.d 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari:

1.Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

2.Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana”

Sebagaimana pendapat Arikunto di atas, berdasarkan jumlah populasi 512 orang, maka diperoleh sampel 102 orang dengan penempatan sebesar 20%.

Penentuan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu pengambilan secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan, dalam hal ini yang dijadikan sampel adalah siswa yang benar-benar memanfaatkan internet di lingkungan SMA Negeri 2 Medan.

3.4 Instrument Penelitian

Pemilihan alat (instrumen) untuk suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh jenis

dan sifat data yang akan dikumpulkan. Sedang jenis dan sifat data sangat ditentukan oleh masalah dan tujuan penelitian. Sugiyono (1998 : 84), menyatakan bahwa “instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Instrument yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner adalah seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis dalam lembaran kertas atau sejenisnya dan disampaikan kepada responden penelitian untuk diisi olehnya tanpa intervensi dari penelitian atau pihak lain (Danim, 2002:138).


(37)

Adapun kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada Tabel 1 adalah sebagai berikut:

No Variabel Indikator No. Item

Kuesioner

Jumlah Item

1 Pemanfaatan

Layanan internet (X)

1. Tujuan penggunaan

internet 2. Frekuensi

kunjungan layanan internet

3. Lama penggunaan

internet 4. Pemanfaatan Layanan Internet 1 2 3 4,5,6,7,8 8

2 Motivasi Belajar

Siswa (Y)

1. Frekuensi belajar

siswa

2. Lama belajar siswa

3. Motivasi Belajar

siswa

9

10

11,12,13,14,15

8

Jumlah 15

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket, yaitu memberikan daftar angket dengan bentuk pertanyaan kepada responden

yang dijadikan sampel.

2. Pengamatan yaitu mengadakan daftar angket dengan bentuk pertanyaan kepada

responden yang dijadikan sampel

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang berhubungan


(38)

3.6 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu pemanfaatan layanan internet (X) sebagai variabel bebas/ independent variable dan motivasi belajar siswa (Y) sebagai variabel terikat/dependent variable. Secara lebih jelas definisi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan layanan internet (Variabel X)

Pemanfaatan layanan internet adalah adalah suatu proses, cara, atau perbuatan dalam memanfaatkan sesuatu hal. Contohnya seorang pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada pada perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi yang diinginkannya. Adapun indikatornya terdiri dari : Pemanfaatan internet, search engine nya.

2. Motivasi belajar siswa (Variabel Y)

Motivasi belajar siswa adalah suatu dorongan yang disebabkan oleh adanya kebutuhan informasi yang mendorong siswa untuk menggunakan layanan internet yang ada di perpustakaan. Adapun indikator yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam memanfaatkan layanan internet terdiri dari: (1) adanya hasrat dan keiginan berhasil (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar (3) adanya penghargaan dalam belajar (4) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar (5) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga siswa dapat belajar dengan baik.

Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan satu ukuran skala likert dengan alternatif jawaban mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat setuju. Menurut sugiyono (2003:86) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Bobot untuk setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap indikator pertanyaan adalah sebagai berikut:

a. Jawaban a mempunyai nilai 4

b. Jawaban b mempunyai nilai 3


(39)

d. Jawaban d mempunyai nilai 1 3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden yaitu melalui angket, dan hasil observasi peneliti.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh dari buku teks, jurnal, majalah dan dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.8 Analisis Data

Semua data yang berasal dari angket diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan ditabulasikan untuk mengetahui persentase dari masing-masing jawaban. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan internet terhadap motivasi belajar siswa digunakan Regresi Linier Sederhana (RLS). Model regresi linear sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ = α + b X

Keterangan :

Ŷ =

M

otivasi siswa a = Konstanta b = Koefisien regresi

X = Pemanfaatan layanan internet


(40)

a. Ho:β1 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan layanan internet terhadap motivasi belajar siswa )

b. Ha:β1 = 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan layanan internet terhadap motivasi belajar siswa).

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji-t yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05). jika t hitung > t table, maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkan jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat diketahui dari nilai R Square (r2). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 13.0.

Data akan disajikan dalam bentuk tabel. Gambar, dan atau grafik untuk memudahkan dalam analisa dan penafsirannya. Kriteria analisa data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh supardi (1979:20).

Yaitu:

1%-25% Sebagian Kecil

26%-49% Hampir Setengah

50% Setengah

51%-75% Sebagian Besar

76%-99% Pada Umumnya


(41)

3.9 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa kuesioner. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas instrument.

3.9.1 Pengujian Validitas Instrument

Menurut sugiyono (1998 : 97) “instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Ancok dalam singarimbun (1998 : 122) menambahkan “validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri atas 10 (sepuluh) butir (item) pernyataan pemanfaatan layanan internet dan 10 (sepuluh) butir (item) motivasi belajar siswa, sehingga jumlah seluruh jawaban pernyataan adalah 20 (dua puluh) butir. Dimana setiap butir. Terendah diberi skor 1 (satu) dan tertinggi diberi skor 4 (empat). Pengujian validitas instrumen dilakukan kepada 30 orang yang menjadi sampel.

Dalam pengujian validitas, peneliti melakukannya secara terpisah antara konstruk variabel X dan konstruk variabel Y. pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan antar skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Menurut sekaran (2000: 315) apabila nilai korelasinya positif dan r ≥ 0,3 maka butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

3.9.1.1Pemanfaatan layanan Internet di Perpustakaan (Variabel X)

Hasil pengujian instrument terhadap 30 (tiga puluh) orang yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel – 4 berikut ini:


(42)

Tabel – 4 : Uji Validitas Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan Item – Total Statistics

scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item Total Correlation

Cronbach’s Alpha if Item Deleted

Pertanyaan 1 29.4333 24.668 758 977

Pertanyaan 2 29.5000 23.707 854 974

Pertanyaan 3 29.8667 21.361 934 973

Pertanyaan 4 29.6667 23.678 948 972

Pertanyaan 5 29.6667 23.678 948 972

Pertanyaan 6 29.8667 21.361 934 973

Pertanyaan 7 29.4000 24.041 783 977

Pertanyaan 8 29.6667 23.678 948 972

Dari hasil pengujian variabel di atas dapat diketahui bahwa nilai corrected item – Total correlation pada variabel X semuanya lebih besar dari 0,361 sehingga dapat dinyatakan seluruh butir pernyataan dinyatakan valid

3.9.1.2Motivasi Belajar Siswa

Hasil pengujian validitas instrument terhadap 30 (tiga puluh) orang yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel – 5 berikut ini :


(43)

Tabel – 5: Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa Item – Total Statistics

scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item Total Correlation

Cronbach’s Alpha if Item Deleted

Pertanyaan 09 31.5333 15.568 853 944

Pertanyaan 10 31.9667 15.068 840 945

Pertanyaan 11 31.9333 16.064 769 948

Pertanyaan 12 31.4333 15.909 841 945

Pertanyaan 13 31.3667 16.447 771 948

Pertanyaan 14 31.4333 15.909 841 945

Pertanyaan 15 32.0000 15.172 841 945

Pertanyaan 16 32.0333 16.654 712 950

Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan dapat dkatakan valid atau tidak dikonversikan ke r tabel. Apabila nilai Corrected Item – Total correlation > dari r tabel maka setiap butir pertanyaan dinyatakan valid. Dengan jumlah responden sebanyak 30 orang, maka nilai r tabel dapat dioperoleh melalui df (degree of freedom) =n – k. k merupakan jumlah butir pernyataan dalam suatu variabel. Jadi df = 30 – 10 = 20, maka r tabel = 0,361

Dari hasil pengujian validitas diatas dapat diketahui bahwa nilai Corrected Item – Total Correlation pada variabel Y semuanya lebih besar dari 0,361 sehingga dapat dinyatakan seluruh butir pernyataan dinyatakan valid

3.9.2 Pengujian Raliabilitas Instrument

Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah menguji reliabilitas (keandalan) instrument. Reliabilitas instrument digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menujukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dapat dilakukan bersama- sama terhadap seluruh butir


(44)

pernyataan untuk leih dari satu variabel. Namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada masing – masing variebel sehinnga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliable. Untuk menguji reliabilitas instrument menggunakan “koefisien alpha” dari cronbach (umar, 2003).Cronbach Alpha yang baik adalah semakin mendekati 1. Menurut sekaran (2000:312) reliabilitas yang kurangg dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan 0,70 dapat diterima dan reliabiltas dengan Cronbach Alpha 0,80 atau diatasnya adalah baik.

3.9.2.1Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan (Variabel X)

Hasil pengujian reliabilitas instrument terhadap 30 (tiga puluh)orang yang diambil sebagai sampel dapat dilihat pada tabel – 6 berikut ini

Tabel – 6 : Uji reliabilitas Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan Reliabilitas Statistics

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based

On Standardized

Items N of Items

.976 .980 10

Untuk mengetahui apakah setiap butir pernyataan dapat dikatakan reliabel atau tidak maka harus dikonversikan dengan nilai Cronbach Alpha r alpha sebesar 0,976 . Hal ini membuktikan instrument Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan adalah reliabel Karena r alpha yang bernilai 0,976 lebih besar dan positif 0,60


(45)

Hasil pengujian reliabilitas instrument terhadap 30 (tiga puluh) orang yang diambil sebagai sampel dapat dilihat pada Tabel – 7 berikut ini

Tabel – 6 : Uji reliabilitas Motivasi Belajar Siswa Reliabilitas Statistics

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based

On Standardized

Items N of Items


(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tujuan Penggunaan Internet

Untuk mengetahui tujuan penggunaan internet pada SMA Negeri 2 Medan dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel berikut ini :

Tab el - 7 : Tujuan Penggunaan Internet

Berdasarkan Tabel-7 di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan tujuan menggunakan internet di perpustakaan SMA Negeri 2 Medan sangat setuju sebanyak 2 orang (1,56 %) dan sebanyak 30 orang (23,44 %) responden yang menyatakan setuju. Sedangkan 70 orang (54,69 %) responden menyatakan tidak setuju bahwa tujuan mengunjungi perpustakaan hanya untuk memanfaatkan layanan internet pada perpustakaan SMA Negeri 2 Medan dan 26 orang (20,31 %) responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dari data yang tersedia pada tabel-7 dapat diinterprestasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa tujuan mengunjungi perpustakaan tidak hanya untuk memanfaatkan layanan internet saja. Sedangkan yang menyatakan sangat setuju dan setuju hanya sebagian kecil saja.

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 2 Medan sebagai pengunjunjung perpustakaan di sekolahnya tersebut tidak setuju dengan tujuan mengunjungi perpustakaan adalah memanfaatkan layanan internet saja.

No Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

1 a. Sangat Setuju 2 1,56 %

b.Setuju 30 23,44 %

c. Tidak Setuju 70 54,69 %

d. Sangat Tidak Setuju 26 20,31 %


(47)

4.2 Frekuensi Kunjungan Layanan Internet

Untuk mengetahui frekuensi kunjungan layanan internet diperpustakaan yang dimanfaatkan oleh para siswa di SMA Negeri 2 Medan dapat kita lihat dari tabel berikut ini :

Tab el – 8 : Frekuensi Kunjungan Layanan Internet

No Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

2 A . ≥ 4 40 31,25 %

b. 3 60 46,88 %

c. 2 18 14,06 %

d. 1 10 7,81 %

Jumlah 128 100

Berdasarkan Tabel-8 di atas dapat kita ketahui bahwa responden yang memanfaatkan layanan internet di perpustakaan SMA Negeri 2 Medan adalah sebanyak 40 orang (31,25 %) responden yang menyatakan lebih dari 4 kali dalam seminggu dan sebanyak 60 orang (46,88 %) responden yang menyatakan 3 kali dalam seminggu memanfaatkan layanan internet di perpustakaan SMA Negeri 2 Medan. Sedangkan 18 orang (14,06 %) responden menyatakan bahwa 2 kali seminggu memanfaatkan layanan internet di perpustakaan SMA Negeri 2 Medan dan 10 orang (7,81 %) responden yang menyatakan 1 kali dalam seminggu memanfaatkan layanan intrnet di Perpustakaan.

Dari data yang tersedia pada Tabel-8 dapat diinterprestasikan bahwa setengah dari responden menyatakan bahwa sebanyak 3 kali dalam seminggu memanfaatkan layanan internet di perpustakaan SMA Negeri 2 Medan. Selanjutnya sebagian responden yang menyatakan bahwa lebih dari 4 kali dalam seminggu memanfaatkan layanan internet di perpustakaan SMA Negeri 2 Medan. Sedangkan yang menyatakan memanfaatkan layanan internet di perpustakaan sebanyak 2 kali dan 1 kali dalam seminggu hanyalah sebagian kecil saja.

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 2 Medan lebih sering memanfaatkan layanan internet perpustakaan sebagai salah satu sarana untuk mencari informasi. Oleh karena itu pihak sekolah harus memperhatikan kelengkapan prasarana internet yang ada di perpustakaan untuk memberikan kepuasan


(48)

bagi para pengguna/ siswa yang ingin mencari informasi yang mereka butuhkan.

4.3. Lama Waktu Penggunaan Internet

Untuk mengetahui berapa lama rata-rata waktu yang digunakan siswa dalam mengakses layanan internet diperpustakaan di SMA Negeri 2 Medan dapat kita lihat dari tabel berikut ini :

Tab el – 9 : Waktu Penggunaan Internet (Menit/Hari)

No Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

3 a. 30 Menit/hari 100 78,12 %

b. 25 Menit/hari 20 15,63 %

c. 20 Menit/hari 5 3,91 %

d. 10 Menit/hari 3 2,34 %

Jumlah 128 100

Berdasarkan Tabel-9 di atas dapat kita ketahui bahwa responden yang menggunakan waktu mengakses layanan internet adalah sebanyak 100 orang (78,12 %) responden yang menyatakan menggunakan waktu rata-rata 30 menit perhari untuk mengakses layanan internet dan sebanyak 20 orang (15,63 %) responden yang menyatakan menggunakan waktu rata-rata 25 menit perhari untuk mengakses layanan internet. Sedangkan 5 orang (3,91 %) responden menyatakan menggunakan waktu rata-rata 20 menit perhari untuk mengakses layanan internet dan 3 orang (2,34 %) responden yang menyatakan menggunakan waktu rata-rata 10 menit perhari untuk mengakses layanan internet.

Dari data yang tersedia pada Tabel-9 dapat diinterprestasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa selama 30 menit perhari menggunakan waktu untuk mengakses layanan internet dan Selanjutnya sebanyak 20 responden yang menyatakan bahwa selama 25 menit perhari menggunakan waktu untuk mengakses layanan internet. Sedangkan yang menyatakan bahwa selama 20 menit dan 10 menit perhari menggunakan waktu untuk mengakses layanan internet hanyalah sebagian kecil saja.

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 2 Medan menyatakan menggunakan waktu rata-rata 30 menit perhari untuk mengakses


(49)

layanan internet. Oleh karena itu, hendaknya pihak sekolah memperhatikan kebutuhan para siswa yang ingin menggunakan layanan internet untuk mengetahui dan mencari segala informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan mereka.

4.4. Pemanfaatan Layanan Internet

4.4.1 Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Keperluan Belajar

Untuk mengetahui apakah layanan internet diperpustakaan di SMA Negeri 2 Medan bermanfaat untuk keperluan belajar, dapat kita lihat dari tabel berikut ini :

Tab el – 10 : Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Keperluan Belajar

No Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

4 a. Sangat Setuju 102 79,69 %

b.Setuju 26 20,31 %

c. Tidak Setuju 0 0

d. Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 128 100

Berdasarkan Tabel-10 di atas dapat kita ketahui bahwa sebanyak 102 orang (79,69 %) responden sangat setuju menyatakan layanan internet bermanfaat untuk keperluan belajar dan sebanyak 26 orang (20,31 %) responden yang menyatakan setuju bahwa layanan internet bermanfaat untuk keperluan belajar. Sedangkan tidak seorangpun responden yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju bahwa layanan internet bermanfaat bagi keperluan belajar.

Dari data yang tersedia pada Tabel-10 dapat diinterprestasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju bahwa layanan internet bermanfaat untuk keperluan belajar selanjutnya sebagian lagi setuju menyatakan bahwa layanan internet bermanfaat untuk keperluan belajar.

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa hampir keseluruhan responden menyatakan bahwa layanan internet sangat bermanfaat untuk keperluan belajar. Oleh karena itu pihak sekolah harus memberikan pelayanan internet sebaik mungkin kepada para siswa untuk keperluan belajar mereka.


(50)

4.4.2 Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Kelengkapan Informasi di Perpustakaan

Untuk mengetahui apakah layanan internet bermanfaat untuk kelengkapan informasi diperpustakaan di SMA Negeri 2 Medan, dapat kita lihat dari tabel berikut ini :

Tab el – 11 : Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Kelengkapan informasi di Perpustakaan

No Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

5 a. Sangat Setuju 120 93,75 %

b.Setuju 8 6,25 %

c. Tidak Setuju 0 0

d. Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 128 100

Berdasarkan Tabel-11 di atas dapat kita ketahui bahwa sebanyak 120 orang (93,75 %) responden sangat setuju menyatakan layanan internet bermanfaat untuk kelengkapan informasi di perpustakaan dan sebanyak 8 orang (6,25 %) responden yang menyatakan setuju bahwa layanan internet bermanfaat untuk kelengkapan informasi di perpustakaan. Sedangkan tidak seorangpun responden yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju bahwa layanan internet bermanfaat untuk kelengkapan informasi di perpustakaan. Dari data yang tersedia pada Tabel-11 dapat diinterprestasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju bahwa layanan internet bermanfaat untuk kelengkapan informasi di perpustakaan selanjutnya sebagian lagi setuju menyatakan bahwa layanan internet bermanfaat untuk kelengkapan informasi di perpustakaan.

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa hampir keseluruhan responden menyatakan bahwa layanan internet sangat bermanfaat untuk untuk kelengkapan informasi di perpustakaan. Oleh karena itu pihak sekolah hendaknya memberikan pelayanan internet sebaik mungkin kepada para siswa guna mendukung kelengkapan informasi di perpustakaan.


(51)

4.4.3 Pemanfaatan Layanan Internet Sangat Mendukung Proses Belajar Mengajar Untuk mengetahui apakah layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar di SMA Negeri 2 Medan, dapat kita lihat dari tabel berikut ini :

Tab el – 12 : Pemanfaatan Layanan Internet Sangat Mendukung Proses Belajar Mengajar

No Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)

6 a. Sangat Setuju 50 39,06 %

b.Setuju 78 60,94 %

c. Tidak Setuju 0 0

d. Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 128 100

Berdasarkan Tabel-12 di atas dapat kita ketahui bahwa sebanyak 50 orang (39,06 %) responden sangat setuju menyatakan layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar dan sebanyak 78 orang (60,94 %) responden yang menyatakan setuju bahwa layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan tidak seorangpun responden yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju bahwa layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar.

Dari data yang tersedia pada Tabel-12 dapat diinterprestasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar selanjutnya sebagian lagi setuju menyatakan bahwa layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar.

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa hampir keseluruhan responden menyatakan bahwa layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung proses belajar mengajar. Oleh karena itu hendaknya pihak sekolah memanfaatkan layanan internet untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah SMA Negeri 2 Medan.

4.4.4 Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Menyelesaikan Tugas Lebih cepat Untuk mengetahui apakah layanan internet sangat bermanfaat untuk mendukung dalam menyelesaikan tugas sekolah akan lebih cepat, dapat kita lihat dari tabel berikut ini


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Amperiyanto, Tri. 2003. Bermain – main dengan Internet. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Djaali, Mulyono Pudji dan Ramly. 2000. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Direktorat Pembinaan Akademik Kemahasiswaan. 2005. Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Ferbian, J, 2004. Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Bandung: Informatika. Firmansyah. 2002. Microsoft Internet Explorer Versi 6. Jakarta: Prestasi Pustaka

Hariandja, Marihot Tua Effendi, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas pegawai, Jakarta: Grasindo.

Hasugian, Jonner, 2005. Pemanfaatan Internet Studi Kasus Tentang Pola, Manfaat dan Tujuan Penggunaan Internet Oleh Mahasiswa pada Perpustakaan USU,

(22 febuari 2010).

Hasugian, Jonner.2006. Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi Sebagai Real User. Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol. 2. No. 1. Juni. Hal. 1-13.

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Cet. 1. Jakarta: Sagung Seto.

Lasa. HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Moekijat,2002. Dasar – Dasar Motivasi, Bandung : Vioner Jaya. N.H, Fairus. 2007. Mahir Menggunakan Internet. Jakarta: Ganeca exact


(2)

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma.2002. E-education : konsep, teknologi dan aplikasi internet pendidikan. Yogyakarta : Andi.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma.2007. E-education : konsep, teknologi dan aplikasi internet pendidikan. Yogyakarta : Andi.

Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Koleksi PerpustakaanPerguruan Tinggi. 1999. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Petra. 2000. Fasilitas Internet.

Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. 1998. Ed. 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Purwanto, M. Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Proboyekti, umi. 2008. Konsep Pengembangan Perpustakaan. <http://sambungjaring.blogspot.com> (15-02-2010).

Purwanto, 2004. Pembelajaran Berbasis Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam rangka mewujudkan keunggulan proses belajar NO.15/VIII/TEKNODIK/DESEMBER/2004.

Perbawaningsih, Y. 2005, Mental Belajar dan Melek Teknologi sebagai dasar Efektifitas Pembelajaran Berteknologi Tinggi , Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, NO.054.Tahun ke 11, Mei 2005.307i-325.

Sardiman, AM. 1994. Interaktif dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo persada.

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business, Third Edition. John Wiley and Sons Inc : New York.

Singarimbun, Masri.1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.

Siregar, A. Ridwan. 2004. Perpustakaan: Energi Pembangunan Bangsa. Medan: USU Press.

Siswanto, ardi. 1989. Otokritik IPI Sebagai Organisasi Profesi Dalam Rangka Otonomi

Daerah :


(3)

Sugiyono, 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alphabeta. ---, 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alphabeta.

Supardi, A. 1979. Statistik. Bandung : fakultas tarbiyah IAIN gunung jati .

Special Libraries Association. 1996 Competencies for Special Librarians: Competencies for Special Librarians of the 21st Century

2010R;G)

Sulistyo-Basuki 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sulistyo-Basuki. 2006. Kemelekan Informasi : Seminar dan Penelitian UI Model, Banten. Suryabrata. S.1994. Beberapa Prinsip Psikologi Belajar. Jakarta: Teknologi Pembinaan

Mahasiswa Dirjen Dikti P&K.

Uno, Hamzah B.2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Zainuddin, Zaslina. 2006. Pola Pemanfaatan Internet Oleh Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Pustaha: jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol. 2. No. 1. Juni. Hal 37-49. Zainul,A. & Nasoetion, N. 1997. Penilaian Kompetensi TIK. Jakarta: PAU Dikti


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel-1 Kisi – kisi kuisioner … ……….26

Tabel-2 Uji Validitas Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan……….31

Tabel -3 Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa………..32

Tabel -4 Uji reliabilitas Pemanfaatan Layanan Internet di Perpustakaan ………34

Tabel-5 Uji reliabilitas Motivasi Belajar Siswa………...34

Tabel-6 Tujuan Penggunaan Internet ………..35

Tabel-7 Frekuensi Kunjungan Layanan Internet………..36

Tabel-8 Waktu Penggunaan Internet (Menit/Hari)………..37

Tabel-9 Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Keperluan Belajar………...38

Tabel-10Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Kelengkapan Informasi di Perpustakaan………..39

Tabel-11 Pemanfaatan Layanan Internet Sangat Mendukung Proses belajar mengajar……….40 Tabel -12 Pemanfaatan Layanan Internet Untuk Menyelesaikan


(5)

Tugas lebih cepat………..41 Tabel-13 Pelayanan Terminal Internet Yang Kurang Memadai…………....42 Tabel-14 Frekuensi Belajar Siswa……….43 Tabel-15 Lama Belajar Siswa (Menit/Hari)………..44 Tabel-16 Layanan Internet Memotivasi siswa untuk berhasil

Dalam pelajaran...45 Tabel-17 Layanan Internet Memotivasi Siswa Untuk

Mendapatkan nilai yang baik……….46 Tabel-18 Layanan Internet Memotivasi Siswa Agar Lebih

Giat dan semangat untuk belajar………47 Tabel- 19 Layanan Internet Membuat Kegiatan Belajar

Lebih menarik………48

Tabel-20 Layanan Internet Menimbulkan Lingkungan Belajar

Yang kondusif……….49 Tabel-21 Layanan Internet Memotivasi Siswa Agar Lebih Aktif

Dalam mencari informasi untuk keperluan belajar……….50 Tabel -22 Uji Validitas Variabel Pemanfaatan layanan internet (X)

Dan Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y)...51 Tabel-23 Reliabilitas Kuesioner...52


(6)

Tabel-24 Regresi Linier sederhana...53 Tabel-25 Pengujian Koefisien Determinasi...54