Wiradesa karena dianggap mampu melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013.
2. Indikator dalam Penilaian Afektif
Dalam pendidikan indikator merupakan hal yang paling panting karena indikator merupakan hasil yang ingin dicapai pada pembelajaran.
Dengan indikator ini pula diharapkan siswa mampu mencapai hasil belajar dengan baik, dalam aspek afektif ada banyak indikator yang harus dicapai
oleh siswa salah satunya yaitu kejujuran, kedisiplinan, menghargai pendapat orang lain, sopan santun dan masih banyak yang lainnya. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan oleh Bapak Tri Yogo. “Indikatornya ada bermacam – macam salah satunya jujur, disiplin
dan kerja sama. Nah indikator tersebut harus dipenuhi oleh siswa. Agar nilai mereka juga bisa di atas KKM karena tidak hanya
pengetahuan saja yang dinilai, penilaian sikap juga penting bagi siswa, jika nilai sikap tidak mencapai KKM walaupun
pengetahuannya mencapai KKM anak itu bisa saja tidak naik
kelas” wawancara dengan Bapak Triyogo pada tanggal 20 februari 2015.
Sama halnya yang disampaikan oleh Bapak Tri Yogo, Bapak Khasani juga berpendapat yang sama seprti Bapak Tri Yogo bahwa indiator nilai
afektif itu ada bermacam – macam. Siswa harus mampu mencapai indikator
tersebut agar dapat mencapai KKM dan naik kelas.“Banyak, salah satunya kejujuran, disiplin terus tepat waktu, tidak mencontek, bertanggung jawab
taat beribadah dan lain sebagainya. Pokoknya yang menyangkut tentang sikap siswa itu termasuk indikator dalam penilaian afektif” wawancara
dengan Bapak Khasani pada tanggal 11 maret 2015.
Menurut wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa indikator nilai afektif itu berhubungan tentang tingkah laku dan perbuatan sehari
– hari siswa, termasuk kejujuran, disiplin dan sopan santun dalam bertindak.
Indikator tersebut harus dicapai oleh siswa agar siswa mendapatkan nilai dan bisa naik kelas, selain itu tujuan utama dalam penilaian afektif ini yaitu
agar siswa mampu merubah pola pikir dan bertindak arif dan bijaksana dan berguna bagi dirinya sendiri, sekolah, dan masyarakata.
A. Jenjang atau Tingkatan dalam Penilaian Afektif