Review Laporan Keuangan Kerangka Pikir

penting untuk meningkatkan kompetensi. Pendapat ini didukung oleh penelitian Libby dan Frederick 1990 dalam Kusharyanti 2003 yang menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan, sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Sementara itu, Bonner 1990 dalam Alim et al. 2007 mendapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan risiko analitis. Menurut Tubbs 1992 dalam Mayangsari 2003 auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal: 1 mendeteksi kesalahan, 2 memahami kesalahan secara akurat, 3 mencari penyebab kesalahan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin berpengalaman auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan. Semakin peka dengan kesalahan yang tidak biasa dan semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan. Penelitian yang dilakukan Wright 1982 dalam Kusharyanti 2003 menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Menurut Peraturan Kepala BPKP No.PER-211KJF2010 tentang Kompentensi Jabatan Fungsional Auditor disebutkan jenjang pendidikan dan pelatihan auditor internal dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu: 1. Auditor Terampil untuk jenjang pendidikan D3 yang dibagi menjadi auditor pelaksana, auditor pelaksana lanjutan dan auditor penyelia. Tingkatan terakhir yaitu auditor penyelia tidak bisa menjadi auditor ahli jika tidak memiliki pendidikan S1. 2. Auditor Ahli untuk minimal jenjang pendidikan S1 yang dibagi menjadi Auditor Pertama, Auditor Muda, Auditor Madya, dan Auditor Utama. Standar kompetensi auditor adalah ukuran kemampuan minimal yang harus dimiliki auditor yang mencakup aspek pengetahuan knowledge, ketrampilankeahlian skill dan sikap perilaku attitude untuk dapat melaksanakan tugas-tugas dalam jabatan fungsional auditor dengan hasil baik. Pendidikan dan pelatihan auditor sejalan dengan pengalaman yang dimiliki, sehingga semakin tinggi jenjang pelatihan yang sudah diikuti oleh auditor, maka akan semakin berpengalaman juga auditor itu. Menurut Standar Profesi Auditor Internal SPAI 2004:33 auditor internal harus memiliki: 1. Kapabilitas 2. Keahlian 3. Pengalaman 4. Kemampuan keterampilan 5. Sikap 6. Kecakapan 7. Penugasan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INTERNAL PADA AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP PRAKTIK PENGURANGAN KUALITAS AUDIT

0 29 123

EVALUASI KESESUAIAN STANDAR AUDIT TERHADAP PELAKSANAAN AUDIT KINERJA DI INSPEKTORAT KABUPATEN PASER (STUDI KASUS BERDASARKAN PELAKSANAAN AUDIT KINERJA DI INSPEKTORAT KABUPATEN PASER)

2 58 15

PENGARUH ROTASI AUDIT DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 82 23

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT INSPEKTORAT DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

2 48 68

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN MORAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR INSPEKTORAT (Studi Pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah)

4 40 148

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERN PADA INSPEKTORAT KABUPATENKOTA DI PROVINSI ACEH

0 6 10

PERAN INSPEKTORAT DAERAH SEBAGAI APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH DI PROVINSI LAMPUNG

1 0 13

PENGARUH TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER, KOMPETENSI AUDITOR, INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

1 2 10

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN KETIDAKJELASAN PERAN TEHADAP KINERJA AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI NTB

0 1 10

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMITMEN ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINDAKAN SUPERVISI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

0 2 16