Variabel Independen – Kompetensi Auditor Internal
diketahuinya dalam melaporkan hasil pekerjaannya, karena fakta yang tidak diungkap dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang direview atau dengan kata
lain tidak berusaha menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukumperaturan. Berdasarkan kode etik tersebut artinya auditor internal wajib
melaporkan temuan keuangan dan temuan lainnya yang didapatkan karena hal tersebut menunjukkan kualitas audit yang dilakukan.
Dalam penelitian ini variabel kualitas audit akan diukur dengan pendekatan kualitas temuan hasil pemeriksaan. Sesuai dengan definisi DeAngelo 1981b
yang mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan
melaporkan kekeliruan material tersebut. Semakin banyak temuan hasil audit berarti semakin tinggi kualitas audit, begitu juga sebaliknya.
Tabel 3.1 Pengukuran Operasional Variabel
No Variabel
Cara Mengukur
1 Variabel Independen – Kompetensi
Auditor Internal persentase jumlah auditor yang sudah
mengikuti pendidikan dan pelatihan minimal sampai jenjang Auditor Muda dan memiliki
kualifikasi pendidikan minimal S1 sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP No.PER-
211KJF2010 tentang Kompetensi Jabatan Fungsional Auditor.
Kualifikasi Kompetensi yang disyaratkan: 1.
Pendidikan = Minimal Sarjana
2. Pelatihan dan
pengalaman = Sudah mengikuti Diklat JFA dan menduduki jabatan minimal
Auditor Muda.
Rumus Persentase Kompetensi Auditor: X1 =
2 Variabel Independen – Kebijakan
Rotasi Auditor Internal diukur dengan menggunakan variabel dummy,
dimana bagi kabupatenkota yang melakukan rotasi audir atau objek pemeriksaan selama
periode pengamatan diberi nilai 1 sedangkan bagi kabupatenkota yang tidak melakukan
rotasi diberi nilai 0.
3 Variabel Dependen –Kualitas Audit
Jumlah Temuan Tahunan Inspektorat kabupatenkota