Tipe Penelitian Metode Penelitian
perisitiwa. Personalisasi dapat ditemukan dengan melihat ada tidaknya klaim yang berlebihan baik bernada posisitf maupun
negatif terkait dengan pemilik atau aktor politik. Personalisasi muncul ketika media melalui jurnalisnya secara tidak sengaja
ataupun sengaja terlalu menonjolkan perseorangan dibandingkan peristiwanya. Unsur personalisasi menyebabkan minimnya
keberagaman, kebenaran dan kualitas informasi dan berimplikasi pada pembatasan pengetahuan masyarakat tentang suatu peristiwa
sebenarnya kondisi objektif. c.
Sensasionalisme dibatasi pada unsur emosionalisme dan dramatisasi karena kedua unsur ini dianggap utama dalam
mengukur ada tidaknya sensasionalisme. Sensasionalisme dalam berita diartikan sebagai suatu sifat yang suka menimbulkan sensasi.
Sensasionalisme tidak dapat dibenarkan dalam karya jurnalistik yang menekankan objektivitas penyajian.
Pada pemberitaan sensasionalisme dapat dilihat dari ada tidaknya unsur emosionalisme dan dramatisasi. Sensasionalisme dapat juga
diartikan sebagai penonjolan sikap emosi seperti ekspresi suka, benci, sedih, gembira, marah, kecewa yang berlebihan
dibandingkan aspek logis dan rasional dalam penyajian sebuah berita.
Dramatisasi diartikan sebagai bentuk penyajian atau penulisan
berita yang bersifat hiperbolik dan melebih-lebihkan sebuah fakta
dengan maksud menimbulkan efek dramatis bagi pembaca. Efek dramatis sengaja dibuat jurnalis untuk dapat membantu pembaca
untuk lebih mengalami secara langsung peristiwa yang disajikan.
Meskipun demikian, objektivitas pemberitaan menuntut sebuah penyajian berita yang hati-hati dan mengambil jarak dengan fakta
yang dilaporkan. Disamping itu, oleh karena dramatisasi termasuk dimensi netralitas lainnya lebih berkaitan dengan aspek presentasi
suatu berita, maka dramatisasi juga dilihat dari penempatan dan sudut pandang berita . Lebih lanjut, aspek seperti apakah penyajian
berita- berita di suatu medium memiliki kecenderungan membesar- besarkan suatu kelompok tertentu atas kontribusinya dalam suatu
hal atas peristiwa, dan atau mendiskreditkan menjelek-jelekkan lawan politiknya juga dilihat.
d. Stereotype berhubungan dengan cara pandang terhadap seseorang atau
sekelompok orang dimana cara pandang tersebut kemudian melekat, menyebar, meluas dan menjadi kepercayaan orang lain sebagai
sesuatu kebenaran. Stereotype dalam konteks pemberitaan ditandai dengan pemberitaan atribut tertentu terhadap individu atau kelompok
dalam penyajian berita. Sikap stereotype menjadikan individu atau kelompok tertentu dalam berita sering dipersepsikan dan diperlakukan
berdasarkan atribut mereka. Atribut tersebut mungkin memiliki asosiasi yang negatif maupun
positif, tetapi yang jelas tidak pernah bersifat netral atau berdasarkan
pada kenyataan yang sebenarnya. Penggunaan Stereotype baik yang bermakna positif maupun negatif, dalam penyajian sebuah berita dapat
mengundang tuduhan keberpihakan wartawan atau media terhadap seseorang atau sekelompok yang ada dalam masyarakat. Dalam
konteks komunikasi politik, pemberian atribut tertentu terhadap individu, kelompok, atau instani tertentu dalam penyajian berita
utamanya dilakukan kepada lawan- lawan politik. Pada pemberitaan, seharusnya stereotype dapat dihindari karena dapat
mengurangi aspek objektivitas berita. Berita memiliki peran penting tidak saja memberikan informasi, tetapi juga menyebarluaskan tentang
seseorang atau kelompok yang terus diangkat oleh media, bahkan mungkin akan berpengaruh kepada sikap seseorang terhadap orang
lain.dan atau kelompok sosial karena terjadi penyesuaian informasi yang terjadi dalam pola pikir kita agar apa yang kita pikirkan sesuai
dengan rujukan informasi yang ada. Efek dari adanya stereotype dapat ditandai dengan munculnya
kepercayaan, harapan, atau suatu pemikiran yang dipegang oleh seseorang tentang bagaimana menggolongkan suatu masyarakat yang
kemudian informasi tersebut memiliki pengaruh pada cara bersikap dan berperilaku seseorang terhadap kelompok atau anggota kelompok.
e. Juxtaposition diartikan menyandingkan dua hal yang berbeda.
Juxtaposition digunakan oleh wartawan untuk menyandingkan dua hal yang
berbeda seolah-olah
berhubungan. Tujuannya
untuk