Bank Central Asia sebesar 29,69 artinya setiap Rp. 1,- pendapatan operasional menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 0,2969.
Penurunan tarif pajak tunggal 28 menjadi 25 adalah tahun 2010. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa variabel NPM terendah
untuk tahun sesudah penurunan tarif pajak tunggal yaitu tahun 2010 adalah Bank QNB Kesawan sebesar 0,00 artinya setiap Rp. 1,- pendapatan
operasional menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 0. NPM tertinggi tahun 2010 adalah Bank Central Asia sebesar 41,04 artinya setiap Rp. 1,-
pendapatan operasional menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp.0,4104. Analisis deskriptif untuk rasio NPM dapat diambil kesimpulan
yaitu, terjadi peningkatan NPM dari tahun 2008 ke tahun 2009. Sehingga pada tahun 2009 NPM lebih baik dibandingkan tahun 2008. Hal ini berarti
tahun 2009 mempunyai kemampuan untuk mendapatkan laba dari kegiatan operasionalnya lebih baik dibandingkan tahun 2008. Saat penurunan tarif
pajak tunggal pasal 17 ayat 2a pada tahun 2010 juga mengalami hal yang sama.
d. Earning
Earning adalah
kemampuan bank
dalam menghasilkan
keuntungan. Berdasarkan potensi aset yang dimiliki dengan kegiatan operasi yang dilakukan oleh perbankan.
Tabel 4.6 Nilai ROA Perusahaan Sampel No.
Nama Bank ROA
2008 2009
2010 1.
Agroniaga -0.11
0.18 0.67
2. ICB Bumiputera
0.09 0.18
0.51 3.
Ekonomi Raharja 2.26
2.21 1.78
4. BCA
3.4 3.4
3.5 5.
BNI 1.1
1.7 2.5
6. Nusantara Parahyangan
1.17 1.02
1.05 7.
QNB Kesawan 0.23
0.3 0.17
8. Mandiri
2.5 3
3.4 9.
CIMB Niaga 1.1
2.1 2.75
10. BII
1.11 -0.13
0.85 11.
Windu 0.25
1 1.11
12. Mega
1.98 1.77
2.45 13.
Panin Bank 1.75
1.78 1.76
14. Saudara
3 2.41
2.78 15.
Artha Graha 0.34
0.44 0.76
Sumber: Data yang Diolah Dari Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui variabel ROA terendah
adalah untuk tahun 2008 adalah Bank Agroniaga bernilai -0,11 artinya dari total aset perusahaan dapat menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. -
0,0011 per tahun. Dan ROA tertinggi dalam periode yang sama adalah Bank Central Asia sebesar 3,40 artinya dari total aset perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 0,034 per tahun. Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui variabel ROA
terendah adalah BII untuk tahun 2009 bernilai -0,13 artinya dari total aset perusahaan dapat menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. -0,0013 per
tahun. Dan ROA tertinggi dalam periode yang sama adalah Bank Central Asia sebesar 3,40 artinya dari total aset perusahaan dapat menghasilkan
keuntungan bersih sebesar Rp. 0,034 per tahun.
Dari Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui variabel ROA terendah adalah untuk tahun 2010 adalah Bank QNB Kesawan bernilai 0,17 artinya
dari total aset perusahaan dapat menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 0,0017 per tahun. Dan ROA tertinggi dalam periode yang sama adalah
Bank Central Asia sebesar 3,50 artinya dari total aset perusahaan dapat menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 0,035 per tahun.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif ROA
No. Kriteria Hasil Rasio ROA
Jumlah perusahaan sampel 2008
2009 2010
1. Sehat
0,5 10
10 14
2. Tidak sehat
0,5 5
5 1
Sumber: Data yang Diolah, 2013 Kesimpulan yang dapat diambil dari Tabel 4.7 penjelasan di atas
terdapat lima bank yang tidak sehat pada tahun 2008 karena memiliki rasio ROA 0,5. Hal tersebut juga sama dengan tahun 2009, namun pada tahun
2010 hanya terdapat satu bank yang termasuk kategori bank tidak sehat yaitu Bank QNB Kesawan. Jadi terdapat peningkatan kinerja perbankan pada saat
penurunan tarif pajak tunggal pasal 17 ayat 2a.
e. Liquidity