Tabel 3.1 Proses Purposive Sampling Penelitian
No Kriteria Sampel Penelitian
Total
1. Perusahaan perbankan yang go public di BEI sampai tahun
2010 30
2. Dikurangi tersedia laporan keuangan dari tahun 2008-2010
6 3.
Dikurangi tersedia CALK yang mendukung variabel penelitian
5
4. Dikurangi data yang merupakan data outlier
4
Sampel yang digunakan 15
Sumber: Data yang Diolah 2013 Dari sampel sebanyak 15 perusahaan dalam satu tahun dan masa
penelitian selama 3 tahun maka terdapat 45 data yang akan diolah untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan perbankan sebelum
dan sesudah diberlakukannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan
perbedaan kinerja perusahaan perbankan setelah penurunan tarif pajak sesuai dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2a. Dengan
menggunakan rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan Current Ratio.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang akan digunakan untuk mengukur pengaruh Undang- Undang No.36 Tahun 2008 terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
perbankan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan terdiri dari Capital, Assets, Manajement, Earning dan Liquidity.
a. Capital Permodalan Permodalan atau capital diukur dengan Capital Adequacy Ratio
CAR. Capital Adequacy Ratio analisis solvabilitas untuk mendukung kegiatan-kegiatan bank secara efisien dan mampu menyerap kerugian-
kerugian yang tidak dapat dihindarkan serta apakah kekayaan bank semakin besar atau semakin kecil. Tinggi rendahnya CAR dipengaruhi dua faktor
utama yaitu modal dan aktiva tertimbang menurut risiko Riyadi, 2006. Rasio ini membandingkan antara modal dengan aktiva tertimbang menurut
resiko yang dimiliki perusahaan. Dinyatakan oleh rumus sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Pengukuran Rasio CAR Kriteria
Hasil Rasio CAR Sehat
8 Tidak sehat
8 Sumber: Bank Indonesia, 2004
Berdasarkan Tabel 3.2 menunjukkan bahwa semakin besar nilai CAR atau lebih dari 8 menunjukkan bahwa kinerja bank semakin baik.
Hal ini karena kondisi bank dinyatakan sehat dengan CAR minimum 8. Capital Adequacy Ratio CAR =
Total Modal x 100
ATMR
b. Assets Quality Kualitas Aktiva Assets Quality Kualitas Aktiva adalah semua aktiva dalam rupiah
maupun valuta asing dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva produktif diukur dengan RORA Merkusiwati,
2003 merupakan bank dalam berusaha mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Hal ini dikarenakan penggunaan rasio
sesuai dengan aturan Bank Indonesia tidak dapat dilacak dalam laporan keuangan bank yang dipublikasikan. Sehingga rumus dapat disajikan
sebagai berikut:
Kriteria pengukuran rasio untuk kualitas aset sebesar 15,5, jika rasio kurang dari 15,5 maka kinerja bank akan semakin baik. Karena
setiap penurunan 0,15 maka nilai kredit di tambah 1 dengan maksimum 100.
c. Management Manajemen Penilaian terhadap faktor manajemen adalah rasio profit margin
dengan pertimbangan rasio ini untuk menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien
Riyadi, 2006. Hal tersebut karena tingkat keberhasilan bank dalam manajemen resiko secara kuantitatif dapat terlihat dari besarnya tingkat
RORA = Revenue
x 100 Total Loans+Notes and Securities
profit margin. Dengan demikian Net Profit Margin dirumuskan sebagai berikut:
Untuk Kriteria pengukuran rasio management yaitu semakin tinggi nilai
Nilai NPM semakin tinggi maka kinerja bank semakin baik. Dikarenakan pengelolaan manajemen untuk sumber daya dan alokasi dana
dapat dilakukan secara efisien.
d. Earning Rentabilitas Earning rentabilitas yang dinilai adalah kemampuan bank dalam
menghasilkan laba Loen, 2008. Penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas didasarkan pada rasio Return on Assets ROA. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar rasio ini semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Return on Assets dapat
dirumuskan sebagai berikut: Net Profit Margin = Net Operating Income x 100
Operating Margin
Return on Assets ROA = Net Operating Income x 100 Total Assets
Tabel 3.3 Kriteria Pengukuran Rasio ROA Kriteria
Hasil Rasio ROA Sehat
0,5 Tidak sehat
0,5 Sumber: Bank Indonesia, 2004
Berdasarkan Tabel 3.3 jika nilai ROA lebih dari atau sama dengan 0,5 maka bank dinyatakan sehat. Sehingga kinerja bank akan semakin
baik. Karena kemampuan bank memperoleh laba meningkat.
e. Likuidity Likuiditas Munawir 2007 menyatakan likuiditas adalah untuk menilai posisi
keuangan jangka pendek. Tidak hanya bank dan para kreditor jangka pendek saja yang tertarik yang terutama, memperhatikan terhadap angka-angka
rasio modal kerja, yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat
membantu bagi management untuk mengawasi efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Rasio yang digunakan sebagai alat untuk
menganalisis dan menginterpretasikan data yaitu current ratio. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan margin of safety kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Current ratio dapat dirumuskan:
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100
Utang Lancar
Kriteria pengukuran untuk rasio likuiditas adalah jika Current Ratio terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar
lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah dari aktiva lancar dan sebaliknya.
3.4 Metode Pengumpulan Data