4.3.2 Perbedaan CAR pada Perusahaan Perbankan yang
Go Public di BEI Tahun 2009 dengan Tahun 2010 H1 b
Secara deskriptif setelah penurunan tarif pajak tunggal dari 28 menjadi 25 pasal 17 ayat 2a terdapat penurunan rata-rata nilai CAR dari
perusahaan perbankan yang dijadikan sampel penelitian. Namun nilai CAR dari masing-masing perusahaan sampel di atas ketentuan yang di tetapkan
oleh Bank Indonesia sebesar 8. Secara pengujian deskriptif tahun 2010 rata-rata nilai CAR lebih kecil dibandingkan dengan nilai CAR pada tahun
2009. Hal ini membuktikan bahwa terjadi penurunan kinerja keuangan perbankan setelah adanya penurunan tarif pajak tunggal. Rasio CAR yang
tinggi menggambarkan permodalan bank stabil. Dengan keadaan modal yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memungkinkan
bank untuk dapat memberikan kredit yang besar. Berdasarkan pengujian hipotesis membuktikan bahwa tidak
terdapat perbedaan CAR perbankan sebelum dan sesudah berlakunya penurunan tarif pajak tunggal 25 pasal 17 ayat 2a. Nilai CAR perbankan
tidak selalu dipengaruhi oleh faktor pajak saja namun juga rencana permodalan bank untuk pertumbuhan usaha, akses kepada sumber
permodalan serta kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan modal.
Dilihat dari komponen CAR bahwa besar atau kecilnya nilai CAR dipengaruhi oleh modal yang dimiliki oleh perbankan selain modal inti ada
juga modal pelengkap yang terdiri dari cadangan yang dibentuk tidak dari
laba setelah pajak. Modal juga dipengaruhi oleh besar kecilnya ATMR yang merupakan aktiva dalam neraca perbankan yang diperhitungkan dengan
bobot persentase tertentu sebagai faktor risiko. Untuk ketentuan persen faktor risiko sebagai dasar perhitungan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
sesuai dengan Surat Edaran No.523DPNP, tanggal 29 September 2003. Penurunan tarif pajak tunggal pada tahun 2010 memberikan dampak yang
negatif terhadap permodalan perbankan yang berasal dari keuntungan dan rencana permodalan bank yang mendukung pertumbuhan usaha. Hasil
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlita Dwi Kartika Sari yang menyatakan bahwa reformasi pajak tahun 2008
memberikan dampak positif bagi kenaikan rasio kecukupan modal.
4.3.3 Perbedaan ROA pada Perusahaan Perbankan yang