4. Kabupaten Garut HASIL DAN PEMBAHASAN

11 imago dan pada lag 1 nimfa, peranan kelembaban udara juga terlihat dominan yang ditandai dengan koefisien determinasi yang cukup tinggi. Gambar 18. Hubungan Terbaik Luas Serangan dan Kelembaban Udara di Kabupaten Cirebon kuadratik Curah hujan di kabupaten Cirebon lebih mempengaruhi luas serangan pada saat musim hujan ketika WBC berada pada fase telur lag 2 dengan hasil koefisien determinasi sebesar 5.4 dan memenuhi persamaan LS = 30.0 + 0.281 CH. Sedangkan analisis yang dilakukan saat musim kemarau menghasilkan nilai R 2 yang tidak terlalu tinggi pada semua waktu tunda yang berarti curah hujan saat musim kemarau di kabupaten Cirebon tidak berperan besar dengan aktivitas WBC. Gambar 19. Hubungan Terbaik Luas Serangan dan Curah Hujan di Kabupaten Cirebon linier Analisis regresi linier berganda yang dilakukan untuk semua faktor iklim yang dianalisis terhadap luas serangan di kabupaten Cirebon memiliki hubungan terbaik pada waktu tunda dua bulan lag 2 dengan nilai R 2 sebesar 13.4 dan memenuhi persamaan LS = - 11753 +1421 Tmax +1459 Tmin - 2751 Trata + 99.9RH -0.02 CH.

4.1. 4. Kabupaten Garut

Tabel 8. Perbandingan Luas Sawah dan Luas Sawah Terserang WBC Tahun 2001-2005 di Kabupaten Garut Penggunaan lahan untuk sawah di kabupaten Garut rata-rata 16 dari total wilayah keseluruhan seperti tersaji pada Tabel 8. Luas sawah yang terserang WBC di kabupaten Garut tidak tinggi, serangan terluas terjadi pada tahun 2003 yaitu 480 ha atau hampir 1 dari wilayah persawahan di kabupaten Garut. Tabel 9. Nilai R 2 Luas Serangan versus faktor iklim di Kabupaten Garut No Faktor Iklim Tanpa lag Lag 1 Lag 2 1. Suhu maksimum T max 7.0 6.6 6.4 2. Suhu minimum T min 6.4 8.1 7.0 3. Suhu rata-rata T rata 7.6 8.5 7.5 4. Kelembaban udara RH 7.9 4.8 4.8 5. Curah Hujan Musim Kemarau CHMK 4.7 9.7 18.3 6. Curah Hujan Musim Hujan CHMH 0.3 0.2 4.7 6. Semua faktor iklim diatas 9.8 9.9 6.4 Di kabupaten Garut, faktor suhu maksimum yang mempunyai nilai R 2 terbesar adalah saat dilakukan analisis tanpa lag, jadi suhu maksimum secara langsung mempengaruhi luas serangan saat WBC sudah dewasa, yaitu sebesar 7.0 dan persamaan LS = - 301+ 18.5Tmax- 0.279Tmax 2 . Untuk faktor suhu minimum dan suhu rata-rata, hubungan terbaik diperoleh pada waktu tunda satu bulan saat WBC berada pada fase nimfa dengan nilai R 2 sebesar 8.1 dengan persamaan LS = -23.7- 0.07Tmin+ 0.0593Tmin 2 , dan 8.5 dengan persamaan persamaan LS = -65.4+ 0.81Trata+ 1.84Trata 2 . Hal ini menunjukkan bahwa suhu minimum dan suhu rata-rata di kabupaten Garut cukup cocok bagi Tahun Luasan Admin Ha Luasan Sawah Ha Luasan Sawah Terserang WBC Ha Persentase Sawah Persentase Sawah Terserang WBC 2001 309769 51045 36 16.478 0.071 2002 309769 51045 160 16.478 0.313 2003 309769 50814 480 16.404 0.945 2004 309769 50037 16.153 0.000 2005 309769 50194 1 16.204 0.002 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2006 RH L u a s S e ra n g a n H a 95 85 75 5000 4000 3000 2000 1000 Hubungan Terbaik Luas Serangan dan RH Lag 2 CH MH mm L u a s S e ra n g a n H a 700 600 500 400 300 200 100 3000 2500 2000 1500 1000 500 Hubungan Terbaik Luas Serangan dan CH MH Lag 2 12 perkembangan nimfa WBC agar dapat menjadi imago. Gambar 20. Hubungan Terbaik Luas Serangan dan Suhu Maksimum di Kabupaten Garut kuadratik Gambar 21. Hubungan Terbaik Luas Serangan dan Suhu Minimum di Kabupaten Garut kuadratik Gambar 22. Hubungan Terbaik Luas Serangan dan Suhu Rata-rata di Kabupaten Garut kuadratik Faktor kelembaban udara di kabupaten Garut memiliki pengaruh yang kuat pada saat terjadi serangan atau analisis tanpa lag dimana WBC sudah menjadi imago. Nilai R 2 saat itu sebesar 7.9 dan persamaan LS = - 520 + 13.8 RH - 0.0900 RH 2 , paling tinggi dibanding waktu tunda satu dan dua bulan yang hanya 4.8. Curah hujan saat musim kemarau di kabupaten Garut paling berperan terhadap aktivitas WBC saat fase telur analisis pada lag 2, dengan koefisien determinasi mencapai 18.3 dan persamaan LS = -3.09+ 0.0308 CH. Gambar 23. Hubungan Terbaik Luas Serangan dan Kelembaban Udara di Kabupaten Garut kuadratik Gambar 24. Hubungan Terbaik Luas Serangan dan Curah Hujan di Kabupaten Garut linier Dari hasil analisis regresi linier berganda untuk semua faktor iklim, maka diperoleh hubungan terbaik pada waktu tunda satu bulan lag 1 saat nimfa WBC dengan nilai R 2 sebesar 9.9 dan persamaan LS = - 0.9- 6.2 Tmax - 3.9Tmin + 12.1 Trata- 0.488RH+ 0.00494CH. Nilai R 2 saat dilakukan analisis tanpa lag tidak berbeda jauh dengan lag 1, yaitu sebesar 9.8. Hal ini berarti semua faktor iklim yang dianalisis di kabupaten Garut berperan cukup besar pada dua fase WBC, yaitu fase nimfa dan imago. Faktor iklim yang paling mempengaruhi luas serangan di kabupaten Garut dari hasil analisis regresi kuadratik sederhana adalah suhu rata-rata, sedangkan curah hujan saat musim kemarau merupakan faktor iklim yang paling dominan mempengaruhi luas serangan menurut hasil analisis regresi linier yang keeratannya mencapai 18.3 . T max oC L u a s S e ra n g a n H a 34 33 32 31 30 29 28 27 60 50 40 30 20 10 Hubungan Terbaik Luas Serangan dan T max tanpa lag T min oC L u a s S e ra n g a n H a 23 22 21 20 19 18 60 50 40 30 20 10 Hubungan Terbaik Luas Serangan dan T min Lag 1 T rat a oC L u a s S e ra n g a n H a 28 27 26 25 24 23 60 50 40 30 20 10 Hubungan Terbaik Luas Serangan dan T rata Lag 1 RH L u a s S e ra n g a n H a 90 85 80 75 70 60 50 40 30 20 10 Hubungan Terbaik Luas Serangan dan RH tanpa lag CH MK mm L u a s S e ra n g a n H a 500 400 300 200 100 60 50 40 30 20 10 Hubungan Terbaik Luas Serangan dan CH MK Lag 2 13

4.1. 5. Kabupaten Indramayu