Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

5 walaupun berdaya terbang lemah dan tidak bersayap akan mampu pindah ke daerah yang lebih jauh, hal ini terjadi karena adanya gerak udara, baik gerak udara vertikal pengaruh konveksi maupun gerak udara horizontal pengaruh angin musim dan angin pasat Sunjaya, 1970. 2.2.6 Pengaruh Topografi Terhadap Penyebaran Serangga Topografi suatu wilayah menggambarkan situasi alam atau keadaan setempat dimana sifatnya dapat menghambat, menghalangi, menyebarkan atau memencarkan suatu hama dari satu daerah ke daerah lainnya. Keadaan topografi antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya tidak akan sama. Laut adalah penghalang fisiografis yang utama karena laut memisahkan flora dan fauna di berbagai benua serta mengisolasi pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Selain laut, topografi yang berupa gunung, sungai, bukit, padang pasir, padang rumput, serta zona penghalang iklim lainnya merupakan barrier topografi bagi penyebaran serangga Sunjaya, 1970.

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2007 di Laboratorium Agrometeorologi Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB. Dengan wilayah kajian di daerah endemik WBC Provinsi Jawa Barat. Tabel 1. Kabupaten Endemik WBC di Provinsi Jawa Barat No Kabupaten Ketinggian Tempat Rata-rata 1. Subang 10 mdpl 2. Karawang 15 mdpl 3. Bekasi 20 mdpl 4. Indramayu 20 mdpl 5. Cirebon 30 mdpl 6. Majalengka 70 mdpl 7. Sukabumi 150 mdpl 8. Tasikmalaya 300 mdpl 9. Garut 400 mdpl 10. Cianjur 900 mdpl

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data iklim bulanan di wilayah kajian selama 6 tahun 2001-2006 yaitu data curah hujan CH, data suhu maksimum T maks, data suhu minimum T min, data suhu rata-rata T rata, dan data kelembaban udara RH. Sumber : BMG Darmaga 2. Data Luas Serangan WBC bulanan di wilayah kajian selama 6 tahun 2001-2006. Sumber : UPTD BPTPH Provinsi Jawa Barat. Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer dengan software Microsoft Office 2007 Word dan Excel dan Minitab 14. 3.3 Metode Metode yang digunakan dalam analisis data adalah dengan metode regresi linier sederhana untuk tiap curah hujan, regresi kuadratik sederhana untuk faktor iklim lainnya, dan regresi linier berganda untuk semua faktor iklim yang dianalisis sebelumnya. Data faktor iklim digunakan sebagai peubah bebas dan data luas serangan WBC sebagai peubah respon. Metode regresi lainnya tidak digunakan karena kurang mewakili pola sebaran data di setiap kabupaten endemik secara umum setelah dilakukan uji kesesuaian model regresi.. Persamaan umum regresi linier sederhana : bx a y + = ............................... 1 Persamaan umum regresi kuadratik sederhana : 2 2 2 1 1 x b x b a y + + = .............. 2 Persamaan umum regresi linier berganda: 5 5 4 4 3 3 2 2 1 1 x b x b x b x b x b a y + + + + + = ... 3 Dimana = y Luas Serangan WBC = x Unsur iklim = b a, Konstanta Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk memperoleh hubungan 5 faktor iklim secara bersama-sama terhadap luas serangan, sehingga dapat diketahui hubungan faktor iklim dan luas serangan WBC secara umum. 6 Sedangkan untuk mengetahui faktor iklim yang paling berperan digunakan analisis untuk 5 faktor iklim yang memiliki pengaruh terhadap bioekologi WBC [suhu maksimum T maks, suhu minimum T min, suhu rata-rata T rata dan, kelembaban udara RH], sehingga didapat persamaan regresi kuadratik yang menyatakan hubungan tiap faktor iklim dengan luas serangan WBC pada berbagai waktu tunda timelag. Khusus untuk faktor curah hujan, analisis regresi linier sederhana yang digunakan dan dilakukan berdasarkan musimnya, yaitu bulan April-September adalah musim kemarau, dan bulan Oktober-Maret adalah musim hujan. Satu siklus hidup WBC berkisar antara 32-54 hari atau diasumsikan kurang lebih dua bulan, maka terdapat dua waktu tunda yang masing-masing menggambarkan perkembangan hidup WBC sejak fase telur, nimfa, imago, dan akhirnya mati. Pada analisis tanpa lag, berarti faktor iklim secara langsung mempengaruhi luas serangan pada saat terjadi serangan saat itu atau ketika WBC berada pada fase imago yang aktif mencari makan. Analisis pada waktu tunda satu bulan lag 1 berarti faktor iklim mempengaruhi luas serangan dengan WBC sedang berada pada fase nimfa. Sedangkan analisis yang dilakukan pada waktu tunda dua bulan lag 2 berarti faktor iklim mempengaruhi luas serangan saat WBC berada pada fase telur. Pada analisis regresi linier berganda dapat terjadi gejala multikolinieritas antara peubah-peubah bebas terjadi korelasi yang kuat, terutama antara tiga faktor suhu maksimum, minimum dan rata-rata sehingga dilakukan uji koefisien dengan metode regresi stepwise untuk memilih peubah suhu yang memiliki korelasi yang lebih besar dengan peubah luas serangan dan menghilangkan peubah suhu lain karena peubah suhu tersebut yang memiliki korelasi lebih besar dianggap sudah mewakili.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN