5
2.2 Mekanisme Keringnya Kayu
Air dalam kayu akan bergerak dari daerah yang berkelembaban tinggi sebelah dalam ke daerah yang berkelembaban lebih rendah permukaan.
Dengan demikian, maka kayu akan mengering dari bagian luar ke dalam. Atau dengan kata lain permukaan kayu akan lebih cepat kering daripada bagian
dalamnya Tsoumis 1991. Proses keluarnya air selama pengeringan disebut proses evaporasi.
Evaporasi akan terjadi bila kadar air kayu lebih besar dari kadar air keseimbangan. Selama proses pengeringan berlangsung, yang terlebih dahulu
keluar adalah air bebas yang terdapat dalam rongga sel. Setelah itu menyusul air terikat yang terdapat di dinding sel. Keadaan dimana air bebas telah keluar
seluruhnya tetapi air terikat masih jenuh dinamakan titik jenuh serat TJS. Perubahan kadar air kayu pada kondisi di atas TJS tidak mempengaruhi
bentuk dan ukuran kayu, namun perubahan kadar air kayu pada selang di bawah TJS akan mempengaruhi bentuk dan ukuran kayu. Oleh sebab itu perubahan-
perubahan kadar air di bawah titik ini sangat mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanik kayu. Pada setiap usaha pengeringan kayu hal ini harus mendapat
perhatian yang khusus Tsoumis 1991.
2.3 Laju Pengeringan
Laju pengeringan ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis kayu, tebal sortimen, lingkaran tumbuh, bagian gubal dan teras, dan teknik penumpukan, serta
iklim khusus pengeringan alami. Pada umumnya kayu daun jarum dan daun lebar yang lunak ber-BJ rendah akan lebih cepat kering dibandingkan kayu daun
6 lebar yang keras. Kayu jarum pada umumnya dapat dikeringkan dengan laju
pengeringan yang lebih tinggi http:noviantoblog.blogspot.com. Ketebalan sortimen kayu yang akan dikeringkan memegang peranan
penting. Waktu pengeringan yang dibutuhkan bergantung pada luas permukaan sortimen. Papan-papan tangensial lebih cepat kering dibandingkan papan radial.
Begitu pula antara bagian gubal dan bagian teras, dimana gubal akan lebih cepat kering dibandingkan bagian teras.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeringan Kayu
Secara umum pengeringan kayu dipengaruhi oleh teknikmetode pengeringan, serta jenis, struktur anatomi, dan sifat fisis kayu. Pengeringan alami
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pengeringan kilang. Dengan kilang, nilai akhir kadar air akhir dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
sedangkan kadar air terendah yang dapat dicapai melalui pengeringan alami hanya sampai pada kadar air kering udara atau setimbang dengan kelembaban udara
sekitar. Struktur anatomi kayu merupakan faktor yang paling berperan karena
keluarnya air dari dalam kayu dan pergerakan air di dalam kayu sangat bergantung pada struktur seluler penyusun kayu rongga sel, tebal dinding,
keberadaan noktah dan lain sebagainya yang berfungsi sebagai jalur aliran air. Kayu daun jarum karena memiliki struktur anatomi yang homogen pada
umumnya lebih cepat kering dan mudah dikeringkan dengan cepat tanpa menimbulkan cacat yang berarti dibandingkan kayu daun lebar.
7 Pada kayu daun lebar, sel pembuluh memegang peranan penting dalam
proses pengeringan kayu. Disini pergerakan air lebih dipengaruhi oleh tilosis, zat ekstraktif dan tipe bidang perforasi yang ada. Tilosis dan zat ekstraktif lebih
banyak dijumpai pada bagian kayu teras. Itulah sebabnya secara umum bagian kayu teras relatif lebih sulit dikeringkan dibandingkan dengan bagian gubal.
Bidang perforasi sederhana lebih membantu dalam proses pengeringan kayu dibandingkan perforasi tangga maupun perforasi jala. Jari-jari kayu sebagaimana
pada kayu daun jarum, juga membantu proses pergerakan air khususnya pada arah radial Bowyer et al, 2003.
Karakteristik struktur anatomi lainnya termasuk sel parenkim aksial dan sel serabut khususnya pada kayu daun lebar kurang berperan dalam proses
pengeringan kayu. Saluran antarsel pada kayu pinus diketahui membantu proses pengeringan, tetapi pada jenis yang lain tidak ditemukan adanya pengaruh positif
dari saluran antarsel terhadap pengeringan. Efektifitas saluran antarsel bergantung pada jumlah, penyebaran, ukuran dan kontinyuitasnya. Pada bagian teras, saluran
antarsel acap kali tersumbat oleh zat ekstraktif. Itulah sebabnya secara umum bagian gubal lebih mudah dikeringkan Bowyer et al, 2003.
Bowyer et al., 2003 lebih lanjut menyatakan bahwa perbedaan antara bagian teras dan bagian gubal hampir seluruhnya bersifat kimia. Bagian teras pada
umumnya memiliki sifat-sifat yang unik yaitu: a
Berwarna lebih gelap daripada gubal dan berbau khas karena lebih banyak mengandung zat ekstraktif khususnya golongan aromatis.
b Sangat tahan terhadap serangan cendawan dan serangga
c Sulit ditembus cairan seperti bahan pengawet akibat adanya ekstraktif minyak,
lilin dan getah yang menyumbat dinding sel, serta sulit dikeringkan d
Sedikit lebih berat per satuan volume daripada gubal.
8 Kerapatan dan BJ kayu sebagai penentu banyak-tidaknya porsi rongga
dalam kayu atau penentu tebal-tipisnya dinding sel diketahui juga mempengaruhi proses pengeringan. Itulah sebabnya kayu daun lebar yang ringan berdinding
tipis atau yang berpori tata lingkar bisa jadi lebih mudah dikeringkan dibandingkan dengan kayu daun jarum atau kayu daun lebar yang ber-BJ tinggi.
Secara umum kayu dengan kerapatan atau BJ rendah lebih permeabel. Kayu yang permeabel lebih mudah dikeringkan.
Arah serat merupakan faktor penting keluarnya air dari dalam kayu. Pergerakan flow arah longitudinal sejajar sumbu batang lebih mudah
dibandingkan dengan arah radial atau tangensial. Keberadaan kayu juvenil dalam sortimen yang akan dikeringkan, akan
mempengaruhi kualitas pengeringan secara keseluruhan. Kayu juvenil yang biasanya terdapat dalam lingkaran-lingkaran tumbuh yang dibentuk pertama
dekat dengan empulur mempunyai BJ, panjang serat, kekuatan, tebal dinding sel, susut bidang transversal dan persentase kayu akhir latewood yang lebih
rendah dibandingkan dengan kayu dewasa mature wood, namun memiliki sudut fibril, susut bidang longitudinal dan kadar air yang lebih tinggi. Dengan semua
sifat ini, kayu juvenil umumnya tidak diinginkan apabila digunakan dalam produk kayu solid.
2.5 Struktur Anatomi Kayu