emosi, dan pengalaman langsung dari orang lain tanpa mereka secara langsung sengaja dikomunikasikan. Empati
berbicara lebih memiliki pemahaman pribadi dari situasi atau kondisi seseorang. Empati penting di dalam membina
hubungan, sebagai platform untuk komunikasi yang efektif dan kemampuan untuk memahami, untuk mengembangkan
solusi, menang, mempertahankan bisnis, menghindari atau menyebarkan
konflik, serta
untuk mencapai
dan mempertahankan hubungan pribadi.
Dari definisi-definisi di atas, sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka definisi empati yang akan digunakan
yaitu kemampuan untuk saling memahami pengalaman pikiran, emosi, dan pengalaman langsung dari orang lain
sehingga dapat merasakan perasaan dan pikiran orang lain.
2.3.2. Aspek empati
Para ahli membedakan respon empati menjadi dua, yaitu respon kognitif dan respon afektif Zahn-Waxler
Radke-Yarrow, dalam Toussaint Webb, 2005. Davis 1983 menyebutkan aspek kognitif terdiri dari pengambilan
perspektif perspective taking dan imajinasi fantasy, sedangkan aspek emosional meliputi perhatian empatik
empathic concern dan distress pribadi personal distress. Adapun arti dari kedua aspek itu sebagai berikut :
1. Aspek kognitif.
a Pengambilan perspektif perspective taking.
Kecenderungan seseorang
untuk mengambil
sudut pandang psikologis orang lain secara spontan. Ada dua penekanan aspek kognitif yaitu
penekanan pertama oleh Mead dalam Davis, 1983, terdapat pada kemampuan yang tidak
berorientasi pada kepentingan sendiri, tetapi kepentingan orang lain. Penekanan yang kedua
oleh
Coke dalam
Davis, 1983,
bahwa pengambilan perspektif berhubungan dengan
reaksi emosional dan perilaku menolong pada orang
dewasa yaitu
memahami apa
yang dipikirkan orang lain.
b Imajinasi fantasy. Kemampuan seseorang untuk
mengubah diri mereka secara imajinatif dalam mengalami perasaan dan tindakan dari karakter
khayal membayangkan dalam buku, film atau cerita yang dibaca serta apa yang diceritakan
individu lain dan yang ditontonnya. Pendapat Stotland dalam Davis, 1983, menyatakan bahwa
imajinasi
merupakan aspek
kognitif yang
berpengaruh pada reaksi emosi terhadap orang lain dan menimbulkan perilaku menolong.
2. Aspek emosi
a Perhatian empatik empathic concern. Perasaan
empatik yang berorientasi pada orang lain dan perhatian terhadap kemalangan orang lain. Aspek
ini juga merupakan cermin dari perasaan kehangatan yang erat kaitannya dengan kepekaan
dan kepedulian terhadap orang lain.
b Distress pribadi personal distress. Menekankan
pada kecemasan pribadi yang berorientasi pada diri sendiri serta kegelisahan dalam menghadapi
setting interpersonal yang tidak menyenangkan. Personal
distress yang
tinggi membuat
kemampuan sosialisasi menjadi rendah. Eisenberg
2002, menyatakan
bahwa empati
melibatkan aspek afektif dan aspek kognitif. a.
Aspek afektif: merupakan kecenderungan seseorang untuk mengalami perasaan emosional orang lain yaitu
ikut merasakan ketika orang lain merasa sedih, menangis, terluka, menderita bahkan disakiti.
b. Aspek kognitif: aspek kognitif dalam empati
difokuskan pada proses intelektual untuk memahami sudut pandang perspektif orang lain dengan tepat
dan menerima
pandangan mereka
misalnya membayangkan perasaan orang lain ketika marah,
kecewa, senang, memahami keadaan orang lain dari cara bicara, raut wajah, cara pandang dalam
berpendapat.
Dalam penelitian ini penulis akan mempergunakan aspek empati yang dikemukakan Davis 1983 yaitu
pengambilan perspektif, imajinasi, perhatian empatik dan distress pribadi. Aspek-aspek empati dari Davis digunakan
dengan alasan bahwa aspek-aspek tersebut bisa mencakup keseluruhan aspek siswa.
2.3.3. Peranan empati terhadap forgiveness