terus terjadi disepanjang kehidupan, dengan tingkat keseimbangan yang berbeda untuk setiap individu.
Keputusan dan peristiwa yang terjadi selama masa akhir remaja yang berlanjut sampai masa dewasa awal,
memiliki
keterikatan erat
dengan bagaimana
keseimbangan tersebut dapat tercapai Papalia, Olds Feldman, 2009.
2.2.2.1. Ciri-ciri masa remaja.
Hurlock 1980 menuliskan bahwa pada masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu dimana salah
satunya berada pada periode perubahan. Ada beberapa perubahan yang hampir bersifat universal:
1 Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis karena
perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat semasa awal masa remaja.
2 Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan,
menimbulkan masalah baru. Masa remaja akan tetap merasa ditumbuhi masalah, sampai ia sendiri
menyelesaikannya menurut kepuasannya.
3 Berubahnya nilai-nilai. Sebagian besar remaja tidak lagi menganggap bahwa banyak teman merupakan
petunjuk popularitas yang lebih penting daripada sifat-sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman-
teman sebaya, mereka telah mengerti bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas.
4 Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut
kebebasan, tetapi
mereka sering
takut bertanggungjawab akan akibatnya dan meragukan
kemampuan mereka untuk mengatasi tanggungjawab tersebut.
5 Penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan banyak berkaitan dengan
faktor perkembangan. Menurut Starbuck dalam Jalaluddin, 2010 adalah:
a. Pertumbuhan pikiran dan mental. Sifat kritis
terhadap ajaran agama mulai timbul, sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan
norma-norma kehidupan lainnya. Agama yang ajarannya bersifat lebih konservatif lebih banyak
berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya.
b.
Perkembangan perasaan. Berbagai perasaan telah
berkembang pada
masa remaja
dan kehidupan religius akan cenderung mendorong
dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius. Bila remaja kurang mendapat pendidikan dan siraman
ajaran
agamanya maka
akan lebih
mudah didominasi dorongan seksual yang negatif.
c. Pertimbangan
sosial. Dalam
kehidupan keagamaan
remaja timbul
konflik antara
pertimbangan moral dan material, dan remaja sangat bingung menentukan pilihannya. Karena
kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka remaja lebih cenderung jiwanya
untuk bersikap materialis. d.
Perkembangan moral. Perkembangan moral pada masa remaja bertitik tolak dari rasa berdosa
dan usaha untuk mencari proteksi. e.
Sikap dan minat. Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan dapat dikatakan
sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa
kecil serta
lingkungan agama
yang memengaruhinya.
f. Ibadah. Hasil penelitian Ross dan Kupky dalam
Jalaluddin, 2010 menyatakan hanya tujuh belas persen mengatakan bahwa sembahyang bermanfaat
untuk berkomunikasi dengan Tuhan, duapuluh enam persen diantaranya menganggap bahwa
sembahyang
hanya merupakan
media untuk
bermeditasi.
Pada penelitian ini, mahasiswa STTS termasuk remaja yang belum menikah maupun yang telah menikah. Mereka
berada dalam keadaan emosi yang masih meninggi, dibarengi dengan adanya masalah ketika berada dalam
kelompok kerja dan asrama. Sementara itu, mereka sedang belajar untuk menunjukkan tanggung jawab pribadi
sebagai mahasiswa dan terhadap tugas kependetaan istimewa sebagai calon pendeta.
2.2.2.2. Perkembangan masa dewasa.