1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu sektor yang memiliki kedudukan yang sangat penting, selain itu pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan
yang sangat pesat. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Darmaningtyas, 2004: 235. Proses pendidikan bertujuan untuk merubah tingkah laku dan sikap
siswa dengan tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Proses ini merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Pada sistem
pendidikan yang hanya mengembangkan salah satu rana yaitu kognitif, afektif, atau bahkan rana psikomotor saja tidak akan dapat menghasilkan
lulusan yang professional. Dengan tingginya rana kognitif dan psikomotorik seseorang tanpa dibekali dengan rana afektif sikap maka siswa tidak akan
mampu memanfaatkan kemampuannya dengan optimal. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan antara satu sama lainnya.
2 Tujuan pendidikan menjadi dasar dalam mendesain metode
pembelajaran yang digunakan agar pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran dapat optimal. Dalam hal meningkatkan kreatifitas, keterampilan
dan etos kerja yang professional yang paling berperan adalah pendidikan kejuruan, bentuknya adalah sekolah menengah kejuruan SMK. SMK ini
bertujuan untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap kerja di dunia kerja. Selain itu SMK sebagai jenjang pendidikan yang berfungsi mencetak tenaga
kerja harus mengutamakan mutu, untuk itu mutu pendidikan di SMK harus terus ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud jika proses
pembelajaran diselenggarakan secara efektif, artinya proses pembelajaran dapat berjalan secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kendatipun demikian masih terdapat berbagai macam faktor yang menjadi penyebab kegagalan tercapainya suatu tujuan pendidikan.
SMK Islam Yogyakarta merupakan salah satu SMK di Yogyakarta yang mempunyai satu program keahlian yakni Teknik Pemesinan. Dalam
kaitannya dengan mata diklat menggunakan mesin untuk operasi dasar di SMK Islam Yogyakarta, berdasarkan sumber yang diperoleh dari guru mata
diklat menggunakan mesin untuk operasi dasar dan pengamatan peneliti ditemukan beberapa masalah yaitu: 1 Siswa lebih banyak menunjukkan
sifat pasif dalam mengikuti pelajaran; 2 Dari jumlah 19 siswa pada kelas XI.1, 26,31 hasil rata-ratanya belum memenuhi KKM sesuai dengan yang
ditetapkan SMK Islam Yogyakarta yakni 70. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran yaitu dengan bantuan media papan tulis dan belum
3 menggunakan modul menggunakan mesin untuk operasi dasar jelas kurang
menunjang untuk proses belajar mata diklat menggunakan mesin untuk operasi dasar yang membutuhkan gambaran nyata. Merujuk pada
permasalahan di atas ternyata media yang digunakan guru dalam pembelajaran belum mampu memberikan hasil yang maksimal. Karena itu
perlu didesain ulang metode pembelajaran yang mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan di dalam pikiran mereka sendiri,
sehingga ilmu yang mereka dapat benar-benar mengerti dengan pemahaman yang nyata. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan media modul.
Modul adalah salah satu media pembelajaran yang sangat praktis karena bisa digunakan di mana saja. Modul sangat penting sekali digunakan
oleh guru pengampu mata diklat menggunakan mesin untuk operasi dasar sebagai pedoman dalam mengajar. Di sisi lain, siswa yang mengikuti
pelajaran dengan menggunakan modul akan lebih mudah dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, modul juga dapat digunakan
sebagai pedoman siswa pada saat melakukan praktik di bengkel. Terkait dengan penerapan media modul, hal ini mengacu pada penelitian
pengembangan modul yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Modul Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa di SMK N 2 Wonosari” yang telah dilakukan oleh Tri Asmoro Aribowo. Penelitian ini menghasilkan data terkait dengan uji
kelayakan modul menggunakan mesin untuk operasi dasar, yakni: 1 Persentase total penilaian ahli materi sebesar 74,5 dengan kategori layak;
4 2 Persentase total penilaian ahli media sebesar 89,5 dengan kategori
sangat layak; 3 Persentase total penilaian guru sebesar 77,25 dengan kategori layak; 4 Persentase total penilaian murid sebesar 89 dengan
kategori sangat layak.
B. Identifikasi Masalah