BAB VI RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
Dari hasil pembahasan telah diperoleh bahwa: 1.
Perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman matematis lebih besar dari rata-rata peningkatan pemahaman matematis untuk kelas
pembelajaran konvensional, dimana nilai rata-rata peningkatan pemahaman matematis untuk kelas pembelajaran MPK adalah 0,6330 dan nilai rata-rata
peningkatan pemahaman matematis untuk kelas konvensional sebesar 0,3115, sehingga kalau dihitung selisih perbedaannya adalah 0,3215. Disisi lain
diperoleh hasil perhitungan nilai t untuk pemahaman matematis untuk MPK adalah 30,260 dan Konvensional adalah 13,835.
2. Perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman matematis lebih
besar dari rata-rata peningkatan pemahaman matematis untuk kelas pembelajaran konvensional, dimana nilai rata-rata peningkatan pemahaman
matematis untuk kelas pembelajaran MPK adalah 0,6197 dan nilai rata-rata peningkatan pemahaman matematis untuk kelas konvensional sebesar 0,3209,
sehingga kalau dihitung selisih perbedaannya adalah 0,2988. Disisi lain diperoleh hasil perhitungan nilai t untuk Kreativitas matematis untuk MPK
adalah 32,553 dan Konvensional adalah 10,570. 3.
Tidak terdapat peningkatan secara bersamaan yang disumbangkan oleh pembelajaran dan KAM dan kemampuan awal matematika siswa terhadap
kemampuan pemahaman dan kreativitas matematis mahasiswa. Tidak adanya interaksi ini lebih cenderung mengarah pada suatu pengambilan kesimpulan
yang menyatakan bahwa peningkatan pemahaman dan kreativitas matematis mahasiswa dipengaruhi sepenuhnya oleh model pembelajaran pencapaian
konsep yang telah diinovasi. 4.
Gambaran tentang kinerja mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemahaman dan kreativitas matematis yang dilihat melalui
jumlah prosentase mahasiswa yang memperoleh batas skor 65 atau lebih pada postes. Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang
mencapai skor 65 atau lebih untuk kemampuan pemahaman matematis pada
pembelajaran model pencapaian konsep sebesar 84 lebih besar dibandingkan pembelajaran konvensional sebesar 54. Sedangkan mahasiswa yang
mencapai skor 65 atau lebih untuk kemampuan kreativitas matematis juga diperoleh hasil bahwa pada pembelajaran model pencapaian konsep sebesar
84 lebih besar dibandingkan pembelajaran konvensional sebesar 54. Hasil di atas menunjukkan bahwa inovasi model pencapaian konsep yang telah
dilakukan sangat baik digunakan dalam meningkatan kemampuan pemahaman dan kreativitas matematika khusus di FKIP Universitas HKBP Nommensen
Medan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindak lanjut pada penelitian hasil penelitian ini dengan mengujicobakan inovasi model ini pada populasi dan sampel
yang lebih luas dan kompleks dengan sasaran penelitian berikutnya adalah Hibah bersaing dan hibah kompetitif dengan rancangan model yang lebih sempurna lagi.
BAB VII KESIMPULAN