95
Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kecepatan mengetik secara signifikan pada Siklus I hasil pre test dengan hasil Siklus I yaitu
mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan peningkatan kecepatan rata-rata sampel dalam mengetik. Di mana pada pre test yang hanya 16.68
kpm menjadi 27.70 kpm pada hasil tes Siklus I. Proses dalam Siklus I dikatakan berhasil dan kekurangan-kekurangan
yang masih ada pada Siklus I hubungannya dalam kegiatan pembelajaran akan direvisi dan ditingkatkan lagi pada Siklus II.
3. Uji Signifikansi Siklus II
Setelah menguji signifikansi Siklus I, dilanjutkan menguji signifikansi Siklus II untuk mengetahui apakah Siklus II yang telah dilaksanakan
menunjukkan hasil yang meningkat secara signifikan atau tidak, perlu dibandingkan dengan hasil tes Siklus I terdahulu.
Hasil uji normalitas Siklus I dan Siklus II menunjukkan sampel berdistribusi normal. Kemudian Sampel penelitian adalah sampel
berkorelasi, sehingga untuk menganalisis Uji Signifikansi menggunakan rumus uji-t t-test Sugiyono, 2010:122.
Uji-t mempunyai hipotesis tersendiri dalam analisisnya. Berikut adalah hipotesis yang diajukan untuk menguji signifikansi pada Siklus II:
Ho: tidak terdapat perbedaan kecepatan mengetik secara signifikan pada Siklus II hasil tes Siklus I dengan hasil tes Siklus II.
96
Hi: terdapat perbedaan kecepatan mengetik secara signifikan pada Siklus II hasil tes Siklus I dengan hasil tes Siklus II.
Untuk mempermudah dan memperkecil kesalahan dalam menghitung, peneliti menggunakan alat bantu berupa software SPSS versi 16 untuk
menghitung uji-t ini. Tabel 11 berikut adalah keluaran dari hasil uji-t.
Tabel 11. Hasil keluaran output uji-t hasil Siklus I dengan hasil Siklus II
Tabel 11 di atas diketahui bila t-hitung adalah 2.421 Dalam teknik analisis uji-t menggunakan atau dengan membaca tabel-t. Teknik ini
membandingkan harga t-hitung dari hasil penelitian di atas dengan t-tabel. Harga t-tabel dihitung dengan rumus dk = n1 + n2 – 2. Dk adalah derajat
kebebasan, n1 dan n2 adalah jumlah masing-masing sampel dari Siklus I dan Siklus II. dari data di atas didapatkan dk = 36 + 36 – 2= 70. Dk = 70
dan taraf kesalahan awal ditetapkan sebesar 5 0.05 maka dengan
97
membaca tabel-t terlampir untuk memperoleh tabel dalam uji berkorelasi dua pihak two tail test diperoleh t-tabel sebesar +1.99444.
Ternyata harga t-hitung besar dari harga t-tabel pada uji-t berkorelasi dua pihak two tail test 2.421 +1.99444 seperti ditunjukkan kurva
signifikansi uji-t pada gambar 9, sehingga Ho ditolak dan Hi diterima. Jadi HI yang menyatakan terdapat perbedaan kecepatan mengetik secara
signifikan pada Siklus II hasil tes Siklus I dengan hasil tes Siklus II diterima.
Gambar 9. Kurva signifikansi uji-t pada Siklus I dan Siklus II Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kecepatan mengetik secara
signifikan pada Siklus II hasil tes Siklus I dengan hasil tes Siklus II yaitu mengalami penurunan signifikan dibanding Siklus I. Hal ini sejalan
dengan penurunan kecepatan rata-rata sampel dalam mengetik, di mana
-1.99444 1.99444
-2.421 2.421
Dae- rah
pene- rima-
an HO Daerah penolakan HO
Daerah penolakan HO
98
pada hasil tes Siklus I sebesar 27.70 kpm menurun menjadi 25.20 kpm pada hasil tes Siklus II.
Proses dalam Siklus II dikatakan tidak berhasil dalam hal meningkatkan kecepatan mengetik karena mengalami penurunan
dibanding Siklus I. selanjutnya kekurangan-kekurangan yang masih ada pada Siklus I hubungannya dalam kegiatan pembelajaran akan direvisi dan
ditingkatkan lagi pada Siklus III seperti tertuang dalam refleksi Siklus II.
4. Uji Signifikansi Hasil Siklus III