PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGETIK 10 JARI BUTA BERIRAMA DENGAN MENGUNAKAN METODE CERAMAH PLUS DEMOSTRASI END DRILLING (CpDnD ) BERBANTU MEDIA VISUAL “RAPID TYPING” PADA SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI

(1)

i

“PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGETIK 10 JARI BUTA BERIRAMA DENGAN MENGUNAKAN METODE CERAMAH PLUS DEMOSTRASI END DRILLING (CpDnD ) BERBANTU MEDIA VISUAL

“RAPID TYPING” PADA SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 2 BLORA”

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh: Sri Setiyo Rini

7101409069

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

2013


(2)

ii

Berirama Dengan Menggunakan Metode Ceramah Plus Demontrasi End Drilling(CpDnD) Berbantu Media Visual “Rapid Typing” Pada Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 2 Blora telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. H. Muhsin, M.Si Drs. Marimin, M.Pd

NIP.195411011980031002 NIP. 195202281980031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001


(3)

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 196801021992031002

Anggota I Anggota II

Drs. H. Muhsin, M.Si Drs. Marimin, M.Pd

NIP.195411011980031002 NIP. 195202281980031003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001


(4)

iv

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juni 2013

Sri Setiyo Rini NIM. 7101409069


(5)

v MOTTO:

“Apabila tidak bisa menjadi yang nomor satu jadilah yang terbaik, apabila tidak bisa menjadi yang terbaik jadilah pembeda yang bijaksana”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Bapak M. Adib dan keluarga yang telah memberikan segalanya baik materiil maupun non materiil selama saya menuntut ilmu

2. (Alm.) Sri Susilowati dan (Alm.) Oemar Sahid yang menguatkan aku hingga bisa berdiri tegar sampai sekarang

3. Adikku Suciati dan nenekku Sri Yati yang telah memberikan semangat dan do‟anya. 4. Sahabat-sahabatku terimakasih

semangatnya

5. Almamaterku Universitas Negeri Semarang


(6)

vi

“Peningkatan Keterampilan Mengetik 10 Jari Buta Berirama Dengan

Menggunakan Metode Ceramah Plus Demontrasi End Drilling(CpDnD) Berbantu Media Visual “Rapid Typing” Pada Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 2 Blora

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Strata I (satu) guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi. Atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan untuk penyusunan skripsi ini, maka penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk memperoleh pendidikan di UNNES.

2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin kepada penyusun untuk melakukan penelitian.

4. Drs. H. Muhsin, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Marimin, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.


(7)

vii dan rekomendasi pada saat sidang sikripsi.

7. Drs. Sugiyanto. M.Pd, Kepala SMK N 2 Blora yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Sri Atmawati, S.Pd, Guru Kompetensi Keahlian Perkantoran yang telah membantu dan membimbing selama proses penelitian.

9. Siswa-siswi kelas X SMK N 2 Blora yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10. Shandra Ardiansyah yang telah membantu dan memberikan suport sampai skripsi ini selesai.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Harapan penyusun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi mahasiswa pendidikan pada khususnya.

Semarang, Juni 2013


(8)

viii

Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 2 Blora”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. H. Muhsin, M.Si. Pembimbing II. Drs. Marimin, M.Pd.

Kata Kunci : Keterampilan Mengetik 10 Jari Buta Berirama, Metode Ceramah Plus Demontrasi End Drilling, Media Visual “Rapid Typing”

Keterampilan mengetik 10 jari buta berirama yang dimiliki siswa kelas X AP SMK N 2 Blora masih tergolong belum mampu. Hasil observasi menemukan bahwa cara mengetik siswa tidak sesuai dengan sistem 10 jari buta berirama. Pandangan mata masih tertuju ke naskah. Cara tersebut akan menimbulkan tidak efektifnya waktu dan hasil ketikan. Upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran mengetik sesuai sistem yaitu dengan adanya inovasi pengembangan metode pembelajaran yang tepat dan berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode yang diterapkan dalam mata pelajaran mengetik ini adalah metode ceramah plus demonstrasi end drilling berbantu media visual Rapid Typing.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP MSK N 2 Blora berjumlah 71 siswa. Responden akan diberikan pembelajaran mengetik menggunakan metode ceramah plus demonstrasi end drilling berbantu media visual Rapid Typing, metode pengambilan data yang digunakan adalah dokumentasi, test, dan observasi. Teknik analisis data adalah deskriptif presentase.

Hasil penelitian menunjukkan keterampilan siswa lebih baik dari sebelum menggunakan metode ceramah plus demonstrasi end drilling berbantu media visual Rapid Typing. Presentase keterampilan siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 56% dengan kategori cukup terampil, setelah diadakan siklus II keterampilan siswa meningkat sebesar 69,6% dengan kategori terampil. Setelah melakukan siklus III menjadi 87,2% dengan kategori sangat terampil. Peningkatan keterampilan siswa berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 72,65 dengan ketuntasan klasikal 56,33% termasuk kategori cukup tinggi. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sebesar 75,37 dengan ketuntasan klasikal 84,50% termasuk kategori tinggi. Pada siklus III rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,15 dengan ketuntasan klasikal 100% termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada peningkatan keterampilan mengetik dengan sistem 10 jari buta berirama menggunakan metode ceramah plus demonstrasi end drilling berbantu media visual Rapid Typing yang diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa. Saran untuk penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai alternatif pengembangan metode dan media pembelajaran mengetik manual, karena dapat meningkatkan keterampilan sekaligus hasil kecepatan dengan tingkat kesalahan kecil.


(9)

ix

Sri Setiyo Rini. 2012. " Improving the Rhythmic Blind 10 Fingers Typing skills by Using Lecturing Plus End Drilling Demonstrations Method (CpDnD) assisted by using "Rapid Typing" Visual Media on X grade students of Office Administration in SMK Negeri 2 Blora". Final Project. Department of Economic Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor I. Drs. H. Muhsin, M.Sc. Advisor II. Drs. Marimin, M.Pd.

Keywords: Improving the Rhythmic Blind 10 Fingers Typing skills, Lecture Plus End Drilling Demonstration Methods, Visual Media "Rapid Typing"

10 finger typing skills possessed blind rhythmic of X grade in SMK N 2 Blora AP was still not low to. The results of found that students did not conform to type with 10 fingers blind rhythmic system. Then still kept an the manuscript. This will just lead to ineffectiveness and for a set time. Efforts to improve the skills of students in the learning process that is typed according to the innovation system development methods appropriate learning and learning-oriented goals to be achieved. The method applied in this type of subjects is a lecture demonstration plus end-assisted drilling Rapid Typing visual media. The population of the study was X grade students of Office Administration in SMK N 2 Blora with the numbers were 71 students. Respondents will be given to type of learning using lecture demonstrations plus end-assisted drilling Rapid Typing visual media, data the were collected by methods documentation, testing, and observation. Techniques of data analysis was descriptive percentage.

The results showed that students the skills better than before using the method of demonstration lectures plus end-assisted drilling Rapid Typing visual media. Percentage skills of students has increased by 56% the first cycle with enough skilled category, after allowing for the second cycle students skills increased by 69.6% with skilled category. After doing a cycle III to 87.2% with a highly skilled category. Increase students 'skills have an impact on improving student learning outcomes, namely in the first cycle an average of 72.65 students' learning outcomes with classical completeness 56.33% are quite high. In the second cycle the average student learning outcomes at 75.37 with classical completeness 84.50% higher category. In the third cycle of the average student learning outcomes for classical completeness 77.15 with 100% included in the very high category.

It is conclude that there is an increase typing skills with 10 fingers blind rhythmic system using lecture demonstrations plus end-assisted drilling Rapid Typing visual media, followed by an increase in student learning outcomes. Suggestions for this study are expected to be useful as an alternative method development and instructional media manual typing, as well as to improve the skills of speed results with a small error rate.It‟s concluded that is an improvement of Rhythmic Blind 10 Fingers Typing skills by Using Lecturing Plus End Drilling Demonstrations Method (CpDnD) it is suggedted for the next research to use this methodas an alternative method.


(10)

x

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Tinjauan Tentang Belajar ... 11

2.1.1 Pengertian Belajar ... 11

2.1.2 Prinsip – Prinsip Belajar ... 11

2.1.3 Peninjauan tentang teori Belajar ... 13

2.1.4 Pengertian Hasil Belajar ... 15

2.2 Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 16

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 16

2.2.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 17

2.2.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 18

2.2.4 Media Visual “Rapid Typing” ... 21

2.3 Tinjauan Tentang Keterampilan Mengetik 10 Jari ... 22

2.4 Tinjauan Tentang Metode Mengajar ... 24


(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Subyek dan Setting Penelitian ... 31

3.2 Faktor Yang Diteliti ... 31

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.3.1 Metode Observasi ... 32

3.3.2 Metode Dokumentasi... 32

3.3.3 Metode Tes ... 32

3.4 Instrumen Penelitian ... 33

3.4.1 Instrumen tes ... 33

3.4.1 Instrumen Non tes... 33

3.5 Prosedur Penelitian ... 33

3.5.1 Prosedur Penelitian Siklus I... 33

3.5.2 Prosedur Penelitian Siklus II ... 35

3.5.3 Prosedur Penelitian Siklus III ... 37

3.6 Pedoman Penilaian Hasil Belajar ... 38

3.7 Teknik Analisis Perangkat Tes ... 40

3.7.1 Validitas ... 40

3.8 Teknik Analisis Data ... 40

3.8.1 Menghitung Nilai Rerata Hasil Belajar ... 40

3.8.2 Analisis Deskriptif Prosentase ... 41

3.8.3 Analisis Regresi Sederhana ... 43

3.8.4 Uji Hipotesis ... 43

3.9 Indikator Keberhasilan ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Setting Penelitian ... 45

4.1.2 Siklus Penelitian ... 46

4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Mengetik ... 73

4.2.1 Hasil Kecepatan Mengetik ... 73


(12)

xii

5.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN ... 88


(13)

xiii

2.1 Produk “Rapid Typing” ... 21

2.2 Gambar Posisi Tangan Untuk Mengetik 10 Jari ... 23

2.3 Gambar Posisi Duduk Pada Saat Mengetik ... 24


(14)

xiv

3.2 Tabel Kriteria Penilaian Kesalahan Pengetikan ... 38

3.3 Tabel Kriteria Nilai dan Predikat Mapel Mengetik ... 39

3.4 Tabel Kriteria Ketuntasan Klasikal ... 39

3.5 Tabel kriteria Tingkat Ketrampilan Siswa ... 42

4.1 Tabel Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 48

4.2 Tabel Hasil Observasi Keterampilan Siklus I ... 52

4.3 Tabel Hasil Belajar obervasi awal dan siklus I ... 53

4.4 Tabel Kategori Tingkat Ketuntasan Klasikal Siswa Siklus I ... 53

4.5 Tabel Hasil Observasi Ketrampilan Setiap Siswa Siklus I ... 54

4.6 Tabel Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 57

4.7 Tabel Hasil Observasi Keterampilan Siklus II ... 60

4.8 Tabel Hasil Belajar obervasi awal dan siklus I, siklus II ... 60

4.9 Tabel Kategori Tingkat Ketuntasan Klasikal Siswa Siklus II ... 61

4.10 Tabel Hasil Observasi Ketrampilan Setiap Siswa Siklus II ... 61

4.11 Tabel Kegiatan Pembelajaran Siklus III ... 65

4.12 Tabel Hasil Observasi Keterampilan Siklus III ... 67

4.13 Tabel Hasil Belajar obervasi awal dan siklus I, siklus II, siklus III ... 68

4.14 Tabel Kategori Tingkat Ketuntasan Klasikal Siswa Siklus II ... 68

4.15 Tabel Hasil Observasi Ketrampilan Setiap Siswa Siklus II ... 69

4.16 Tabel Pembanding Hasil Analisis Deskriptif Persentase Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 70

4.17 Tabel Hasil Kecepatan Mengetik ... 73

4.18 Tabel Rekap Kesalahan Pengetikan ... 75

4.19 Tabel hasil Analisis regresi Sederhana ... 76

4.20 Tabel Output Hasil Analisis Uji F ... 77


(15)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Transformasi menuju sekolah bermutu di Indonesia harus segera dilakukan dengan cara mengadopsi paradigma baru pendidikan untuk membentuk kualitas manusia yang dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia pada masa yang akan datang agar terampil menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut diselenggarakan melalui pendidikan yang bermutu. Standar proses pendidikan merupakan standar nasioal pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 ayat 6). Standar proses pendidikan mempunyai fungsi untuk guru guna mencapai tujuan pendidikan, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh keterampilan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu tidak akan memiliki makna.

Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik adalah tugas guru sebagai profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada peserta didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan


(16)

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan peserta didik.

Seorang pendidik harus memiliki kemampuan untuk mengadakan variasi dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran bermutu, pembelajaran yang monoton harus di ubah dengan pembelajaran yang menyenangkan apalagi bagi guru yang mengajar pada pendidikan vokasi, yang peserta didiknya diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu dengan menitik beratkan pada keterampilan, tentunya hal tersebut diperlukan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang menyenangkan mempunyai pengaruh besar dalam membentuk keterampilan siswa. Di antaranya membentuk keterampilan siswa dalam kompetensi mengetik 10 Jari buta berirama. Kompetensi ini merupakan salah satu kompetensi yang diberikan dalam jurusan Administrasi Perkantoran di Sekolah Menengah Kejuruan, dalam belajar mengetik, seseorang mengalami perubahan kualitatif selama belajar. Dimana dari siswa mempelajari bagian-bagian dari mesin ketik, fungsi bagian-bagian mesin ketik sampai siswa dapat mengetik kata bahkan rangkaian kata menjadi suatu bentuk kalimat.

Mengetik dengan sistem 10 jari mengharuskan tiap-tiap jari melakukan entakan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Sebelum melakukan entakan, jari-jari terletak pada tuts basis sedangkan gerakan-gerakan selanjutnya adalah mengentakan tuts yang dikehendaki selalu dilakukan dari basisnya. Tidak hanya itu saja dalam mengetik pandangan mata juga harus selalu tertuju pada teks atau


(17)

naskah yang akan di ketik. Penjelasan diatas tersebut merupakan jabaran dari keterampilan mengetik dengan sistem 10 jari buta berirama. Kata terampil mempunyai makna bahwa peserta didk disini di tuntut untuk tidak hanya „bisa‟ mengetik sesuai sistem tapi dituntut terampil dan mahir mengetik dengan menggunakan sistem 10 jari buta berirama.

Namun yang terjadi pada kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK N 2 Blora berdasarkan pengamatan peneliti tidak sesuai dengan harapan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum bisa terampil dalam mengetik 10 jari buta berirama. Sedangkan di dunia kerja nanti peserta tidak hanya di tuntut „bisa‟ tapi harus “terampil” sesuai dengan Standar Operating Prosedur yang merupakan tuntutan dunia kerja. Selain itu peserta didik dalam mengerjakan tugas guru hanya di dasarkan sebatas kewajiban bukan sebagai suatu yang menyenangkan dan menantang yang mana membuat peserta didik merasa terdorong untuk mengembangkan sendiri pembelajaran yang telah disajikan guru sebagai tindak lanjutnya. Guru juga menyadari selama ini hanya berorientasi pada hasil pekerjaan siswa dan kurang memperhatikan proses pembelajarannya.

Dari observasi awal yang telah peneliti lakukan pada mata pelajaran mengetik, peneliti memperoleh data keterampilan mengetik 10 jari buta yang telah peneliti rekap pada tabel berikut :


(18)

Tabel 1.1 Data Keterampilan Mengetik 10 Jari Buta

KELAS JUMLAH SISWA

MENGETIK 10 JARI BUTA BERIRAMA Sangat Teram-pil Teram-pil Cukup Teram-pil Kurang Teram-pil Tidak Teram-pil

1 AP 1 36 0 0 8 28 0

1 AP 2 35 0 0 8 27 0

Total 71 0 0 16 55 0

Total dalam %

0% 0% 22,53% 77,47% 0%

Sumber ( Data Hasil Observasi, 2013, lihat lampiran 8 hal 131)

Data observasi menjelaskan mayoritas peserta didik masih tergolong cukup terampil sebesar 22,53% dan kurang terampil 77,47%. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut. Faktor yang mempengaruhi ada tiga, yaitu faktor guru, siswa dan sekolah. Faktor dari guru, diantaranya model pembelajaran yang dipakai kurang menarik dan guru mengembangkan kreatifitas proses pembelajaran. faktor dari siswa, antara lain kesulitan dalam praktik mengetik 10 jari buta berirama. Faktor dari sekolah yaitu fasilitas dan sarana pembelajaran yang kurang mendukung untuk melaksanakan pembelajaran mengetik.

Faktor dari guru, yaitu metode pembelajaran yang dipakai kurang menarik. Selama ini guru masih menggunakan metode klasik dalam pembelajaran mengetik. Salah satunya metode ceramah dan penugasan untuk diketik. Pada kenyataannya, metode tersebut kurang efektif dan tidak sesuai dengan pembelajaran mengetik yang memerlukan praktik demonstrasi yang benar serta latihan secara berulang-ulang. Keberhasilan sebuah pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kreatifitas guru dalam mengelola kelas. Guru hendaknya memberikan contoh cara mengetik 10 jari buta yang benar kemudian


(19)

membimbing siswa untuk mempraktikannya secara individu dan memberikan latihan secara berulang-ulang.

Faktor dari siswa yang pertama, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam penempatan jari yang belum bisa meletakkan jari-jarinya sesuai tuts basis dan menggunakannya sesuai fungsinya masing-masing. Tidak hanya itu saja pandangan mata yang seharusnya menghadap ke teks atau naskah, para peserta didik masih terlihat terkadang melihat tuts kemudian berpindah teks berpindah lagi ke hasil ketikan mereka. Tentu saja dalam hal ini para peserta didik belum bisa di katakan terampil dalam mengetik 10 jari buta berirama.. Hal ini terjadi karena siswa kurang terbiasa berlatih berulang-ulang. Apabila hal tersebut terus menerus dilakukan maka keterampilan mengetik tersebut tidak efisien dibandingkan dengan mengetik 10 jari buta berirama.

Faktor dari siswa yang kedua, yaitu siswa kurang termotivasi serta merasa cepat jenuh dan bosan hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran yang monoton. Hal ini membuat siswa cepat menyerah dalam mempraktikan proses pembelajaran mengetik.

Faktor dari sekolah, yaitu fasilitas pembelajaran yang kurang dibenahi. Fasilitas pembelajaran mengetik kurang maksimal. Dimana hal tersebut bisa terlihat dari tersedianya mesin ketik yang sudah tua yang harusnya diganti dengan mesin yang baru sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.


(20)

Kelemahan diatas merupakan suatu masalah strategi pembelajaran kelas yang penting dan mendesak untuk dipecahkan. Sehinga pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan mata pelajaran mengetik dan karakteristik siswa. Upaya untuk mengembangkan keterampilan mengetik 10 jari buta berirama adalah mengadakan inovasi-inovasi dalam memilih strategi pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008) strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kriteria yang digunakan dalam memilih strategi pembelajaran berorientasi pada suatu proses pembelajaran dari awal hinggan akhir serta penggunaan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik. Dalam proses pembelajaran memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).

Menurut Arsyad (2011:91) media berbasis visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, agar menjadi efektif visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Salah satu inovasi media visual yang dilakukan dalam strategi pembelajaran yang di tawarkan oleh peneliti yaitu penggunaan media bantu “Rapid Typing” sebagai media yang diharapkan memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempraktikan mengetik sesuai teori sistem 10 jari buta berirama.


(21)

Alasan peneliti menerapkan media “Rapid Typing” agar para peserta didik lebih terbantu dalam berlatih mengetik 10 jari buta berirama. Media tersebut dapat di visualisasikan dari apa yang di terima indra penglihatan para peserta didik dan diterapkannya pada mesin ketik khusunya pada tuts mesin ketik. Selain pemilihan media yang mendukung proses belajar mengajar dibutuhkan juga suatu metode pembelajaran yang tepat untuk mendukung media yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut.

Dari permasalahan tersebut maka muncul gagasan dari penulis untuk merancang gabungan metode pembelajaran dan memfasilitasi media sebagai penambah motivasi yang dapat mempermudah peserta didik dalam mengetik 10 jari serta memberikan inovasi pembelajaran lebih bervariasi. Oleh karena itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGETIK 10 JARI BUTA BERIRAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH PLUS DEMONTRASI END DRILLING (CpDnD) BERBANTU MEDIA VISUAL “RAPID TYPING” PADA SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 BLORA”.


(22)

1.2Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas, masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” dapat meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari buta berirama siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK N 2 Blora ?

2. Apakah penerapan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” dapat meningkatkan hasil belajar mengetik 10 jari buta berirama siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK N 2 Blora ?

3. Apakah ada pengaruh antara peningkatan keterampilan mengetik dengan hasil belajar mengetik siswa setelah menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK N 2 Blora ?

1.3Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari buta berirama

menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK N 2 Blora


(23)

2. Untuk meningkatkan hasil belajar mengetik siswa menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual

“Rapid Typing” siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK N 2

Blora.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara peningkatan keterampilan mengetik dengan hasil belajar mengetik siswa setelah menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK N 2 Blora

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini di lakukan, diharapkan dapat diambil manfaat yang berguna antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah inovasi baru dalam proses pembelajaran untuk dunia pendidikan khususnya di bidang administrasi perkantoran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti sebagai sarana dalam mengembangkan penerapan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual Rapid Typing”


(24)

b. Bagi instansi yang bersangkutan sebagai kontribusi untuk lebih memperhatikan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran terutama mata pelajaran praktik

c. Bagi siswa dapat menjadi pengalaman baru dan lebih terampil dalam mengetik 10 jari buta berirama

d. Bagi pembaca dapat menambah wawasan mengenai media pembelajaran keterampilan khususnya pada mata pelajaran mengetik


(25)

11

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Tentang belajar 2.1.1 Pengertian Belajar

Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dngan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2010:2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yan baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengn lingkungannya.”

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seorang sejak lahir. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar.

2.1.2 Prinsip – prinsip belajar

Prinsip – prinsip belajar menurut Slameto (2010:27) dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual dan susunan prinsip-rinsip belajar itu sebagai berikut :


(26)

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi siswa yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan keterampilannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dan lingkungannya.

b. Sesuai hakikat belajar

1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya

2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery 3. Belajar adalah proses kontinguitas ( hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lainnya ) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya 2. Belajar harus dapat mengembangkan keterampilan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya d. Syarat keberhasilan belajar

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Dari prinsip – prinsip belajar diatas dapat diketahui bahwa belajar itu memerlukan kesiapan fisik, sarana dan prasarana yang cukup dan dalam prosesnya membutuhkan kontinguitas, pengulangan, serta penguatan belajar. Dan penerapan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” akan membantu siswa dalam belajar secara kontinguitas yang dilakukan praktik keterampilan secara berulang-ulang agar terjadinya peningkatan keterampilan mengetik 10 jari buta berirama.


(27)

2.1.3 Peninjauan tentang teori belajar a) Teori belajar koneksionisme

Teori belajar koneksinisme menurut Sanjaya (2006:115) mengemukakan hukum-hukum belajar sebagai berikut:

1) Hukum kesiapan (Law of readiness)

Hukum kesiapan merupakan hubungan stimulus dan respons akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu. Secara lengkap bunyi hukum ini adalah : pertama, jika pada seseorang ada kesiapan untuk merespons atau bertindak, maka tindakan atau respons yang dilakukan akan memberi kepuasaan dan mengakibatkan orang tersebut untuk melakukan tindakan-tindakan lain. Kedua, jika seseorang memiliki kesiapan untuk merespons kemudian tidak dilakukanya maka akan mengakibatkan ketidakpuasan dan akibatnya orang tersebut akan melakukan tindakan lain. Ketiga, jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk merespons maka respons yang diberikan akan mengakibatkan ketidakpuasan, implikasi praktis dari hukum ini adalah keberhasilan belajar seseorang sangat tergantung dari ada atau tidaknya kesiapan.

2) Hukum latihan (Law of exercise)

Hubungan atau koneksi antara kondisi dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan dan koneksi-koneksi itu akan menjadi lemah karena latihan tidak dilanjutkan atau dihentikan. Hukum ini menunjukan bahwa hubungan stimulus dan respons akan semakin kuat manakala terus menerus dilatih atau diulang begitu sebaliknya. Implikasi dari hukum ini adalah makin sering diulang maka akan semakin dikuasailah keterampilan atau pelajaran itu.

3) Hukum akibat (Law of effect)

Hukum ini menunjukkan kepada kuat atau lemahnya hubungan stimulus dan response tergantung pada akibat yang ditimbulkannya. Apabila respons yang diberikan seseorang mendatangkan kesenangan maka respons tersebut akan dipertahankan atau diulang sebaliknya begitu sebaliknya.

b)Teori belajar Psikomotor menurut R. Gagne

Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut dengan “The Domains of learning” yaitu sebagai berikut :

1. Keterampilan motoris (motor skill)

Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan, misalnya melempar bola, main tenis, mengetik, dan sebagainya.

2. Informasi verbal

Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu perlu intelegensi.


(28)

3. Keterampilan intelektual

Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol-simbol. Keterampilan belajar cara inilah yag disebut “Keterampilan intelektual” misalnya membedakan huruf m dan n, menyebutkan tanaman yang sejenis.

4. Strategi kognitif

Ini merupakan organisasi keterampilan internal yang perlu untuk belajar mengingat dan berfikir. Keterampilan ini berbeda dengan keterampilan intelektual karena ditujukan ke dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus.

5. Sikap

Keterampilan ini tidak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar tanpa keterampilan belajar tak akan berhasil dengan baik.

c) Teori belajar kognitif

Menurut Sugandi (2007:35) mengemukakan prinsip utama pembelajaran kognitif adalah sebagai berikut :

1. Belajar aktif

Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan, terbentuk dari dalam subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan, manipulasi simbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawab sendiri, membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

2. Belajar lewat interaksi sosial

Belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi diantara sesama, anak-anak maupun orang dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Tanpa interaksi sosial perkembangan kognitif anak akan tetap bersifat “egosentris” begitu sebaliknya.

3. Belajar lewat pengalaman sendiri

Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan berkomunikasi. Bahasa memang memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif namun apabila menggunakan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tanpa pernah karena pengalaman sendiri maka perkembangan kognitif anak akan cenderung mengarah ke verbalisme.


(29)

2.1.4 Pengertian hasil belajar

Hasil belajar biasanya diacukan pada tercapainya tujuan belajar. Dalam kaitan ini tujuan belajar keterampilan praktik bertolak dari tujuan psikomotor. Banyak pandangan para pakar tentang tujuan belajar psikomotorik. Belajar dalam bidang psikomotor berarti mengembangkan suatu keterampilan kinerja tertentu. Hasil belajar yang nampak dari kemampuan yang diperoleh siswa menurut Uno (2009:210) dapat dilihat dari lima kategori yaitu keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Hasil belajar keterampilan motorik didefinisikan sebagai keterampilan yang ditujukan seseorang melalui koordinasi gerakan otot secara halus, teliti, dan cepat.

Menurut Uno (2009:211) dalam taksonominya terhadap hasil belajar mengkategorikan hasil belajar pada tiga ranah atau kawasan yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatife menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kategori dan secara umum merujuk kepada aspek pengetahuan sikap dan keterampilan.

Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Perubahan perilaku tersebut menunjukkan perubahan yang meliputi perubahan domain hasil belajar antara domain kognitif, afektif, psikomotor.


(30)

Potensi perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut :

INPUT PROSES HASIL

Siswa : 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor

Proses Belajar Mengajar

Siswa : 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor Potensi perilaku yang dapat

diubah

Usaha mengubah perilaku

Perilaku yang telah berubah :

1. Efek Pengajaran 2. Efek pengiringan

Hasil belajar mengetik dengan menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” dapat dilihat dari perubahan pengetahuan siswa mengenai mengetik 10 jari buta berirama, ingatan letak huruf pada papan tuts, sikap mengetik serta keterampilan dan kebiasaan mengetik dengan menggunakan 10 jari buta berirama.

2.2 Peninjauan tentang Media Pembelajaran 2.2.1 Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara atau pengantar‟ (Arsyad, 2011:3). Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya media pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008:163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai


(31)

untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran dan sebagainya.

Dari pengertian media pembelajaran atau media pendidikan diatas media adalah alat penunjang dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh keterangan sehigga dapat membangun kondisi yang membuat siswa terampil memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap melalui pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan kelompok siswa dengan mempertimbangkan situasi belajar.

2.2.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2011:16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu:

a. Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan degan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c. Fungsi Kognitif media visual teribat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar pencapai tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi Kompensatoris media pembelajaran terlibat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan kontes untuk memahami dan membantu siswa yang lemah untuk mengorganisasikan informasi yang diperoleh dan mengingatnya kembali.

Menurut Daryanto (2010:5) media pembelajaran mempunyai kegunaan antara lain :

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan keterampilan visual, auditori dan kinestetiknya.


(32)

Dari beberapa fungsi diatas diharapkan media Visual “Rapid Typing” dirancang untuk membangkitkan motivasi siswa jurusan administrasi perkantoran untuk mempelajari mengetik 10 jari buta berirama sehingga adanya peningkatan keterampilan dalam mengetik 10 jari buta berirama.

Keuntungan yang diharapkan oleh peneliti dalam penggunaan media Visual “Rapid Typing” adalah :

a. Pembelajaran mengetik manual akan lebih menarik minat siswa serta memusatkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran yang diajarkan.

b. Terciptanya model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa karena dalam hal ini siswa tidak hanya mendengarkan saja apa yag disampaikan guru melainkan siswa dapat menerapkan metode ini dalam mengetik manual. c. Membantu siswa menghafal letak huruf pada papan tuts sehingga dalam

menyelesaikan suatu tugas dapat dilakukan secra efektif dan efisien

d. Peran pengajar dalam pembelajaran ini akan cenderung memusatkan perhatian pada aspek penting lain yaitu sebagai pengawas siswa dalam meletakkan jari-jarinya sesuai fungsinya masing-masing

e. Meningkatkan keterampilan siswa mengetik 10 jari buta berirama dengn mengurangi kesalahan pengetikan sehingga keepatan mengetik dapat meningkat.

2.2.3 Jenis – jenis media pembelajaran

Pengelompokan berbagai jenis media apabila diihat dari segi perkembangan teknologi (Arsyad, 2011:33) dibagi menjadi dua kategori yaitu :


(33)

a. Media Tradisional

1. Visual diam yang diproyeksikan

1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang) 2) Proyeksi Overhead

3) Slides 4) Filmstrips

2. Visual yang tak diproyeksikan 1) Gambar, poster

2) Foto

3) Grafik, diagram 4) Pameran, papan info 3. Audio

1) Rekaman priringan 2) Pita kaset

4. Penyajian Multimedia 1) Tape

2) Multi-image

5. Visual dinamis yang diproyeksikan 1) Film

2) Televisi 3) Video 6. Cetak

1) Buku teks 2) Modul 3) Workbook 4) Hand-out 5) Majalah ilmiah 7. Permainan

1) Teka-teki 2) Simulasi

3) Permainan papan 8. Realia

1) Model 2) Contoh 3) manipulatif

b. Media Teknologi Mutakhir

1)Media berbasis telekomunikasi ( Telekoferen, Kuliah jarak jauh) 2)Media berbasis mikroprosesor ( interaktif, permainan Komputer) Menurut Arsyad (2011:36) ada beberapa jenis media pembelajaran yaitu meliputi :

a. Media berbasis manusia

Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasika pesan atau informasi. Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya.


(34)

b. Media berbasis cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.

c. Media berbasis visual

Media berbasis visual memegang peranan sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman ( misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata, agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

d. Media berbasis audio-visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran.

e. Media berbasis komputer

Komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-manage Intruction (CMI). Peran komputer juga sebagai pembantu dalam bahan dalam belajar, pemanfaaannya meliputi penyajian informasi, latihan, atau keduanya.

Jenis-jenis media diatas media visual merupakan media yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Media visual dapat memperlancar siswa mengenai apa yang dilihat dan memperkuat ingatan terhadap materi pelajaran selain itu media visual dengan “Rapid Typing” dapat diterapkan dengan mudah oleh siswa pada mata pelajaran mengetik manual sesuai dengan metode 10 jari buta berirama.


(35)

2.3 Peninjauan tentang Media Visual “Rapid Typing”

“Rapid Typing Tutor” di desain untuk mengajarkan orang dewasa dan anak-anak untuk menggunakan keyboard komputer secara lebih efektif. Pembelajaran menjadi menyenangkan dengan menggunakan “typing game” termasuk “Rapid Typing Tutor”, terdapat statistik latihan dan dapat kustomisasi yang jarang ada di kebanyakan produk mahal.

Gambar 2.1 Produk “Rapid Typing”

Berikut adalah fitur-fitur yang terdapat di “Rapid Typing” :

a. “Rapid Typing” gratis sepenuhnya tanpa penggunaan terbatas, bebas digunakan perseorangan atau pun perusahaan.

b. Untuk mempelajari dimana letak jari di keyboard, “Typing Tutor” akan memperlihatkan sebuah virtual keyboard dalam zona yang disoroti. c. Dapat memilih susunan letak keyboard seperti QWERTY, AZERTY,

ABNT2, dan Dvorak.

d. Typing Tutor dapat memperlihatkan dua tangan yang berpindah-pindah di keyboard.


(36)

e. Menggunakan interface yang simpel dan colourful sehingga menarik. f. Dibangun agar latihan mengetik 10 jari lebih seperti game, bukan

belajar.

g. Terdapat grafik yang dapat memperlihatkan kemajuan latihan mengetik 10 jari.

h. Dapat digunakan oleh banyak pengguna.

i. Berbagai bahasa tersedia. Bahasa tersebut antara lain : Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Italia, Bulgaria, Portugis, Rusia, Bosnia, Mandari, Spanyol, Ukrania, Turki, Slovania, dan Indonesia.

2.4 Peninjauan tentang Keterampilan Mengetik 10 jari buta berirama Menurut Marimin,dkk (2012:1) mengetik adalah pekerjaan yang isban terdapat pada semua bidang, baik itu organisasi swasta organisasi pemerintah ataupun organisasi kepartaian maupun organisasi lainnya. Pekerjaan keyboarding meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

1. Pekerjaan ketik merekam surat dalam berbagai bentuk

2. Mengetik pekerjaan kecil yang atara lain mengetik kwitansi, memorandum, dan sebagainya

3. Merekam pekerjaan penyusunan angka (daftar atau label, faktur dan neraca)

4. Merekam pekerjaan penyalinan yan bersifat pekerjaan kerapian dan kecepatan

5. Mengetik pekerjaan lain yang bersifat khusus antara lain : merekam pekerjaan agar pekerjaan itu lebih indah dalam membuat huruf, angka, dan lukisan atau gambar dengan menggunakan berbagai huruf atau tanda lainnya, merekam pada sheet, mengetik pada kertas bergaris, mengetik pada blanko isisan, mengetik iklan dan sebagainya.

Menurut Marimin,dkk (2012:5) mengetik dengan sistem 10 jari mengharuskan tiap-tiap jari melakukan entakan sesuai dengan tugasnya sendiri-sendiri. Sebelum melakukan entakan jari-jari harus diletakkan ada tuts basis, sedangkan gerakan-gerakan selanjutnya, yaitu mengentak tuts yang dikehendaki


(37)

selalu dilakukan dari basisnya. Adapun posisi tangan yang tepat untuk mengetik 10 jari adalah sebagai berikut:

Untuk mendapatkan entakan yang sama rata serta volume entakan yang tetap pada waktu mengetik, diperlukan suatu cara mengetik yang entakannya ajeg (jarak antara entakan yang satu dengan entakan yang lain jaraknya sama). Dengan mengetik berirama ini merupakan sumbangan yang besar untuk mendukung berhasilnya sistem 10 jari. Tidak hanya posisi tuts basis yang benar tapi sikap pada waktu mengetik juga merupakan persiapan kerja untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Orang yang tidak memperhatikan sikap yang benar pada waktu mengetik bagaikan orang yang bekerja tanpa rencana atau tanpa persiapan (Marimin,dkk, 2012:12).


(38)

Dibawah ini adalah posisi duduk pada saat mengetik yang benar:

2.5 Peninjauan Metode Mengajar

Menurut Helmiati metode pembelajaran (2012:57) adalah “prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran”. Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Menurut Helmiati (2012:58) dalam menentukan metode guru harus mempertimbangkan beberapa hal antaralain :

a. Tujuan yang hendak dicapai b. Kondisi dan karakteristik siswa c. Sifat materi pembelajaran d. Ketersediaan fasilitas dan media e. Tingkat partisipasi siswa

Pertimbangan diatas di jadikan acuan dalam memilih metode pembelajaran mengetik 10 jari buta berirama adalah metode ceramah, metode demonstrasi dan metode latihan ( drilling ) dimana kolaborasi dari ketiganya dianggap sesuai.


(39)

a. Metode Ceramah

Menurut Helmiati (2012:60) metode ceramah adalah metode mengajar dngan menyampaiakan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut Majid (2013:194) ceramah merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecture).

Adapun langkah-langkah menggunakan metode ceramah menurut Majid (201:195) terdiri dari 3 lagkah yaitu :

1. Tahap Persiapan

Hal – hal penting yang harus diperhatikan dalam menyiapkan ceramah adalah:

a. Analisis sasaran (audience) baik dari sisi jumlah, usia, maupun Keterampilan awal yang dimiliki

b. Analisis sifat materi yang sesuai dan cukup hanya dengan dituturkan atau diinformasikan

c. Menyusun durasi waktu yang digunakan untuk ceramah secara efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang dapat dikembangkan

d. Memilih dan menetapkan jenis media yag akan digunakan

e. Menyiapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol dan upaya memperoleh umpan balik

f. Memberikan contoh dan analogi yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh

g. Menyiapkan ikhtisar yang sekiranya akan membantu kelancaran ceramah

2. Tahap Pelaksanaan

Adapun dalam langkah ini yang harus dilakukan yaitu :

a. Langkah Pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah menentukan keberhasilan pelaksanaan ceramah

b. Langkah penyajian merupakan tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah dalam materi pembelajaran yang sedang disampaikan.

c. Langkah mengakhiri dalam ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi agar materi pelajaran yang sudah dipahami tidak menguap kembali.


(40)

3. Tahap Kesimpulan adalah cara untuk menyimpulkan dari semua materi yang disampaiakan agar lebih menguatkan materi yang diterima oleh siswa.

b. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena membantu siswa mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.

Menurut helmiati (2012:197) metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

Menurut Majid (2013:198) adapun langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi meliputi :

1. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan meliputi :

a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir

b. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang dilakukan c. Melakukan uji coba demonstrasi

2. Tahap Pelaksaan

a. Langkah Pembukaan meliputi :

1) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan siswa dapat memperhatikan apa yang akan di demonstrasikan

2) Mengemukan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa

3) Mengemukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi

b. Langkah Pelaksanaan meliputi :

1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir

2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan

c. Langkah Mengakhiri merupakan langkah selesainya demonstrasi dilakukan, dimana dalam hal ini diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu dalam kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.


(41)

c. Metode Latihan Keterampilan ( Drilling )

Menurut Helmiati (2012:75) metode drill adalah suatu metode mengajar dengan memberikan kegiatan latihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik agar siswa memiliki keterampilan yang lebih tinggi terkait materi yang dipelajari. Metode pembelajaran keterampilan bertujuan melahirkan keterampilan melakukan sesuatu serta membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada siswa. Menurut Majid (2013:214) metode latihan (drill) pada umumnya digunakan unuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Metode Drilling adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan proses belajar dan membiasakan diri agar terampil melakukan sesuatu.

Menurut Helmiati (2012:76) ada beberapa pinsip yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode keterampilan:

a. Memulai dari yang sederhana

b. Guru terlebih dahulu memberikan contoh c. Siswa melakukan latihan secara berulang-ulang

d. Selama latihan, perhatikan bagian-bagian yang sulit dirasa oleh sebagai siswa

e. Ulangi bagian-bagian yang sulit tersebut sampai mereka menguasainya f. Memperhatikan perbedaan siswa

2.6 Kerangka Berfikir

Mengetik dengan 10 jari buta berirama merupakan kompetensi yang harus dikuasai para peserta didik jurusan administrasi perkantoran. Keterampilan tersebut harus benar-benar dikuasai karena pekerjaan mengetik diharapkan bisa mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Para peserta didik dalam menguasai


(42)

mengetik 10 jari buta berirama tidak hanya sekali untuk berlatih tapi butuh beruang-ulang untuk membiasakan keterampilan tersebut. Keterampilan yang diasah secara berulang –ulang khususnya mengetik manual dengan sistem 10 jari buta berirama akan membiasakan jari-jari tangan melaksanakan tugasnya dalam mengentak papan tuts sesuai fungsinya masing-masing.

Kenyataan di lapangan banyak siswa yang belum terampil dalam mengaplikasikan atau menerapkan mengetik dengan sistem 10 jari buta berirama, hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya keterbatasan keterampilan pengajar dalam memberikan pelatihan mengetik, pemilihan metode mengajar yang kurang tepat dan penggunaan media yang belum maksimal.

Salah satu strategi untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran mengetik dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” diharapkan dapat membantu siswa berfikir melalui pengihatannya dan menerima informasi melaui citra visual sehingga terampil mengingat letak tuts serta membiasakan jari-jari untuk melakukan tugas masing-masing pada saat mengetik yang hal tersebut tidak hanya sekali namun dilakukan secara berulang-ulang. Jika peserta didik telah menguasai keterampilan mengetik 10 jari buta berirama maka akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran yaitu meningkatnya hasil belajar dan kecepatan dalam mengetik yang efektif dan efisien.


(43)

Bagan 2.4 Kerangka Berfikir Media Visual “Rapid Typing “ Metode Ceramah plus Demonstrasi end Drilling

(CpDnD)

Kognitif Afektif Psikomotorik

Proses Pembelajaran

Mengetik

Peningkatkan Keterampilan dan hasil belajar Mengetik


(44)

2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas hipotesis dari penelitian ini adalah: 1) Ada peningkatan keterampilan mengetik siswa kelas X AP SMK Negeri 2

Blora setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode Ceramah, Demonstrasi, end Drilling (CPDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”. 2) Ada peningkatan hasil belajar mengetik siswa kelas X AP SMK Negeri 2

Blora setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode Ceramah, Demonstrasi, end Drilling (CPDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”. 3) Ada pengaruh keterampilan mengetik siswa terhadap hasil belajar siswa

mengetik pada siswa kelas X AP SMK Negeri 2 Blora setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode Ceramah, Demonstrasi, end Drilling (CPDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”.


(45)

31

METODE PENELITIAN 3.1Subjek dan Setting Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK N 2 Blora yang berjumlah 2 kelas dan jumlah keseluruhan adalah 71 siswa. Untuk setting penelitian ini penulis mengambil lokasi SMK N 2 Blora Jalan Rajawali No. 11 Blora. Penulis mengambil setting lokasi tersebut dengan pertimbangan alumni sekolah tersebut sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. 3.2Faktor yang Diteliti

1. Faktor Siswa

Kegiatan belajar terhadap metode pembelajaran Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual Rapid Typing peneliti ingin mengetahui seberapa besar persentase peningkatan keterampilan mengetik 10 jari buta berirama dengan menerapkan media dan metode yang digunakan oleh peneliti.

2. Faktor Keterampilan

Peneliti mengharapkan media dan metode pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan mengetik 10 jari buta berirama pada pelajaran mengetik.

3.3Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes.


(46)

3.3.1 Metode Observasi

Observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi,2009b:199). Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” dari awal hingga akhir pembelajaran.

3.3.2 Metode Dokumentasi

Dengan dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi:2006:158). Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data nama siswa yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini, data nilai mata pelajaran mengetik dan data yang terkait untuk mengajar mengetik ( Silabus, RPP, dan lain-lain).

3.3.3 Metode Tes

Tes digunakan untuk mengukur hasil keterampilan mengetik 10 jari buta berirama siswa baik dalam pembelajaran sebelum metode pembelajaran Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” maupun pembelajaran setelah menggunakan metode pembelajaran Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar. Langkah-langkah penyusunan tes adalah menentukan kecepatan mengetik metode 10 jari,


(47)

menentukan jumlah soal atau kalimat yang akan diketik, menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan soal dan menguji coba instrumen.

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil data pada saat penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen tes dan instrumen non tes.

3.4.1 Instrumen Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi, 2009a:53). Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pemberian soal wacana yang diketik kembali oleh siswa. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

3.4.2 Instrumen Non Tes

Menurut Sudaryono, dkk (2013:82) instrumen non tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar pengamatan/observasi. Instrumen non tes pada penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan mengetik siswa secara keseluruhan dari awal hingga akhir proses pembelajaran.

3.5Prosedur Penelitian


(48)

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Melakukan observasi awal untuk mengetahui keterampilan siswa dalam mengetik 10 jari , mengidentifikasi masalah serta merumuskan maslah.

b. Menentukaan tindakan pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual Rapid Typing”

c. Menyiapkan sumber belajar yang berupa mesin ketik dan media “Rapid Typing”

d. Membuat skenario pembelajaran dengan menyusun RPP yang didalamnya menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”

e. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran mengetik dengan metode dan media baru

f. Menjelaskan materi apa saja yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dengan baik dan benar

g. Memberikan contoh mendemonstrasikan cara mengetik yang baik dan benar sesuai sistem 10 jari buta berirama

h. Memberikan soal latihan atau naskah dengan naskah mengetik secara berulang-ulang dengan kecepatan 100 epm

i. Membuat dan mengisi lembar observasi mengenai keterampilan siswa dan penilaian keterampilan psikomotorik siswa dalam pembelajaran mengetik


(49)

menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”

j. Membuat naskah soal evaluasi tahap selanjutnya dengan berulang 2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan bersama guru mata pelajaran yang bersangkutan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan diakukan hendaknya serinci mungkin secara tertulis. Pelaksanaan tindakan secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa dalam

penerapan metode baru dan media baru

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c. Guru menjelaskan secara singkat tentang konsep dasar pembelajaran mengetik sistem 10 jari buta berirama dengan menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” d. Siswa melakukan pembelajaran mengetik 10 jari dengan menggunakan media

Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” dengan mengetik naskah dasar yang telah dibuat e. Guru mengadakan post test untuk kecepatan mengtik 100 epm

f. Guru bersama peneliti berkeliling sambil menilai psikomotorik siswa saat mengetik dengan mengisi lembar observasi

g. Guru mendiskusikan kembali tenatng penerapan menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” bersama siswa, bila perlu perbaikan tahap selanjutnya.


(50)

3) Pengamatan

Pada tahap ini peneliti mengamati keterampilan siswa dalam mendengarkan dan memberikan umpan balik terhadap respon yang diberikan oleh guru serta menilai tes kecepatan mengetik dengan menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”.

4) Refleksi

Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan tes. Refleksi pada siklus I dilaksanakan setelah tahap pengamatan selesai. Selanjutnya, hasil refleksi ini digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya yang dilakukan dan untuk menarik kesimpulan selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki perencanaan ulang siklus II.

3.5.2 Prosedur Penelitian Siklus II

Pelaksanaan siklus II sama seperti siklus I. Hasil yang diperoleh pada siklus I digunakan sebagai refleksi unuk menindaklanjuti pelaksanaan penelitian pada siklus II dengan upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kelemahan – kelemahan yang terjadi pada siklus I. Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus II melalui tahapan sebagai berikut :

1. Revisi Perencanaan

Adapun rencana yang akan dilakukan pada siklus II adalah membuat perencanaan yang dikembangkan dari hasil siklus I dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I.


(51)

2. Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan pada sikus II adalah memberikan tambahan materi dengan asosiasi berurutan untuk meningkatkan kecepatan dari siklus I. Setelah proses pembelajaran mengetik menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” selesai diterapkan maka siswa akan diberikan kecepatan mengetik 120 epm.

3. Pengamatan atau observasi

Observasi dilakukan sendiri pada saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan Metode Ceramah plus Demostrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” kemajuan dan kelemahan pada sikus I muncul pada siklus II menjadi pusat sasaran dalam observasi.

4. Refleksi

Pada akhir siklus II ini dievaluasi mengenai tindakan – tindakan yang sudah dilakukan yaitu merefleksi hasil evaluasi hasil belajar mengetik siswa pada siklus II untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai selama proses pembelajaran berlangsung.

3.5.3 Prosedur Penelitian Siklus III

Pada siklus III ini bentuk tindakannya sama pada siklus sebelumnya hanya memberikan tambahan penguatan dan penguasaan mengetik dengan sistem 10 jari. Sebagai evaluasi tahap akhir ini siswa diberikan kecepatan mengetik 150 epm. Apabila pada akhir siklus III belum berhasil meningkatnya keterampilan mengetik dasar siswa, maka dilaksanakan siklus selanjutnya namun apabila pada


(52)

akhir siklus III telah berhasil meningkatkan keterampilan mengetik dasar maka penelitian dihentikan disiklus III.

3.6Pedoman Penilaian Hasil Belajar Mengetik

Penentuan nilai hasil belajar berupa kecepatan mengetik dalam penelitian ini berdasarkan jumlah kesalahan dalam pengetikan yaitu :

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Kecepatan Pengetikan Jumlah Kecepatan Entakan Per

menit (epm) Kategori

> 150 Sangat Baik

100 – 150 Baik

85 – 100 Cuku Baik

< 85 Kurang baik

Sumber ( Data primer diolah :2013)

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kesalahan Pengetikan

Jumlah Kesalahan Nilai

0 100

1-5 99

6-10 98

11-15 97

16-20 96

21-25 95

Dst,, Setiap rentang 5 kesalahan mengurangi nilai 1 Sumber ( Data primer : 2013 )

Sumber ( Data primer : 2013 )

Perhitungan Kecepatan Mengetik Hasil kecepatan Mengetik = Jumlah entakan – Kesalahan


(53)

Tabel 3.3 Kriteria Nilai dan Predikat Mata Pelajaran Mengetik

Nilai Predikat

75-100 Kompeten

0-74 Belum Kompeten

Sumber (Data Primer diolah : 2013 )

Setelah diketahui nilai masing-masing siswa maka dihitung nilai rata-rata dari semua siswa. Kemudian nilai dari masing-masing siswa dihitung ketuntasan klasikal siswa kelas X AP dengan menggunakan rumus yang diadopsi dari rumus deskriptif persentase yaitu:

Keterangan:

KK : Ketuntasan Klasikal

ST : Siswa yang Tuntas (nilai ≥ 75) JS : Jumlah Siswa

Hasil dari perhitungan tingkat ketuntasan klasikal menggunakan rumus diatas, kemudian dikonversikan kedalam bentuk tabel tingkat ketuntasan klasikal untuk mengetahui indikator keberhasilannya. Tabel dan kriteria ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Ketuntasan Klasikal No. Rentang Skor Kriteria

1 85%-100% Sangat Tinggi

2 69%-84% Tinggi

3 53%-68% Cukup

4 37%-52% Rendah


(54)

3.7Teknik Analisis Perangkat Tes 3.7.1 Validitas

Menurut Sudaryono, dkk (2013:103) validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas sebuah tes dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis terdiri dari dua macam yaitu validitas isi dan validitas konstrak.

Validitas berhubungan dengan keterampilan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur (Purwanto, 2013:114). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah pegujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan yang ingin di ukur (Purwanto, 2013:120). Untuk mengetahui apakah tes tersebut valid atau tidak, dengan cara dikonsultasikan kepada guru yang mengampu mata pelajaran mengetik dalam pembuatan soal tes mengetik 10 jari agar sesuai dengan aturan yang berlaku dalam hal ini adalah Ibu Sri Atmawati.

3.8Teknik Analis data


(55)

Keterangan :

: Nilai Rata-rata (Mean) ∑ X : Jumlah nilai seluruh siswa

N : Banyaknya siswa yang mengikuti (Sudjana, 2009:109)

3.8.2 Analisis Deskriptif Persentase

Penelitian ini akan menggunakan tabel statistik yang menunjukkan angka kisaran teoritis dan sesungguhnya rata-rata standart devisiasi dengan rumus:

DP = x 100% Keterangan :

DP : Deskriptif Persentase n : Nilai yang diperoleh

N : Jumlah seluruh nilai (Ali, 1987:184)

Metode analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengkaji tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran mengetik menggunakan Metode Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”. Adapun langkah-lagkah yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengumpulkan Lembar obervasi yang telah diisi

2. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif, yakni mengubah opsi yang diperoleh dari lembar observasi dalam bentuk angka atau nilai. Penilaian ini menggunakan skala likert yakni dengan menggunakan 5 opsi yaitu:


(56)

ST : Sangat Tinggi (Skor 5) T : Tinggi (Skor 4)

CT : Cukup Tinggi (Skor 3) R : Rendah (Skor 2)

SR : Sangat Rendah (skor 1)

Penyekoran Maksimal : 10 x 5 = 50

Persentase skor = x 100%

3. Membuat tabulasi

4. Memasukan dalam rumus deskriptif persentase 5. Membuat tabel rujukan dengan cara sebagai berikut :

a. Menetapkan persentase tertinggi = x 100%

= x 100% = 100%

b. Menetapkan persentase terendah = x 100%

= x 100% = 20%

c. Menetapkan rentangan persentase = 100% - 20% = 80% d. Menetapkan kelas interval = 5

e. Interval = 80% : 5 = 16%

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keterampilan siswa

No. Interval Kriteria

1. 85% < skor ≤ 100% Sangat Terampil

2. 69% < skor ≤ 84% Terampil

3. 53% < skor ≤ 68% Cukup Terampil

4. 37% < skor ≤ 52% Kurang Terampil

5. 20% < skor ≤ 36% Tidak Terampil


(57)

3.8.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh keterampilan mengetik terhadap hasil belajar siswa. Persamaan regresi sederhana untuk keterampilan dan hasil belajar adalah sebagai berikut :

Y = a + bX (Sugiyono, 2010:261) Keterangan :

Y = Keterampilan a = Konstanta

b = Koefisien Regresi X = Hasil Belajar

Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji asumsi klasik karena dalam analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. 3.8.4 Uji Hipotesis

3.8.4.1Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh keterampilan mengetik terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini digunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Pengujian hipotesis (uji F) menggunakan bantuan program SPSS 16.0

3.8.4.2Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya hasil belajar siswa. Bila koefisien determinasi R2 = 0, berarti


(58)

keterampilan mengetik tidak mempunyai pengaruh (0%) terhadap hasil belajar. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R2 = 1, berarti hasil belajar siswa 100% dipengaruhi oleh keterampilan mengetik. Oleh karena itu letak R2 berada dalam interval antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).

Untuk mengetahui besarnya kontribusi keterampilan mengetik terhadap hasil belajar siswa, maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan. Perhitungan delakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. hasil perhitungan adjusted R2 secara keseluruhan digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier sederhana.

3.9Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kualitas dari pembelajaran yang telah dilakukan. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah seberapa besar peningkatan keterampilan siswa dan hasil belajar siswa sebagai tolak ukur dari peningkatan keterampilan mengetik dan hasil belajar siswa.

Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan gairah belajar yang tinggi, napsu belajar yang besar, dan tumbuhnya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%), (Mulyasa, 2009:105).


(59)

45

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora, untuk obyek penelitian adalah siswa kelas X AP. Alasan peneliti memilih siswa kelas X AP untuk dijadikan objek penelitian karena pada jurusan tersebut terdapat pelajaran mengetik manual yang secara khusus mempunyai tujuan agar siswa yang nantinya mempunyai tujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan mengetik agar siswa nantinya menjadi seorang siswa yang mahir dan terampil mengetik 10 jari buta berirama dengan kecepatan minimal 150 epm ( entakan per menit).

Proses pembelajaran mengetik yang berlangsung sehari-hari di jurusan Administrasi Perkantoran dilakukan dengan cara guru hanya memberikan ceramah dengan sekilas kemudian di lanjutkan praktik. Untuk melatih kecepatan mengetik siswa, biasanya guru memberikan naskah untuk diketik dan terkadang guru menggunakan buku. Kegiatan mengetik tersebut dalam kesehariannya masih banyak siswa menggunakan hanya beberapa fungsi jari yang tidak sesuai dengan fungsinya dan dari proses pembelajaran dari awal hingga sampai hasil akhir masih banyak yang memenuhi kata “terampil” namun hanya masih tergolong “bisa”. Proses pembelajaran tersebut merupakan proses yang tidak efisien jika dibandingkan mengetik 10 jari buta berirama sesuai dengan Standart Operating Proses yang sudah ditetapkan. Upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa


(60)

dalam proses pembelajaran mengetik manual khususnya sistem 10 jari buta berirama yaitu dengan adanya inovasi penggabungan metode pembelajaran yaitu menggunakan 3 metode pembelajaran yang meliputi metode ceramah, metode demonstrasi, metode latihan (drilling). Bukan hanya penggabungan metode yang kita gunakan tapi dalam proses pembelajaran mengetik tersebut juga di dukung dengan menggunakan media “Rapid Typing” , media tersebut sebagai sarana pendukung agar siswa merasa tidak cepat bosan.

4.1.2 Siklus Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, yang setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi

4.1.2.1Siklus I a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan keterampilan dalam kegiatan pembelajaran mengetik 10 jari buta berirama yang telah berlangsung selama ini. Adapun kegiatan ini meliputi :

1) Melakukan koordinasi dengan guru pengampu mata pelajaran mengetik manual Jurusan Administrasi Perkantoran kelas X bahwa akan dilakukan observasi sebagai langkah awal dalam penelitian.

2) Mengumpulkan data siswa yang mengikuti mata pelajaran mengetik dan jadwal mata pelajaran tersebut berlangsung. Selanjutnya, melakukan penelitian awal untuk mengetahui keterampilan mengetik siswa sebelum


(61)

penerapan metode dan media baru yang telah dirancang oleh peneliti. Kegiatan selanjutnya yaitu dilakukan diskusi dengan guru pengampu mata pelajaran mengetik mengenai penerapan media dan metode yang akan diterapkan. Untuk siklus I akan diberikan tes kecepatan mengetik dengan kecepatan 100 epm

3) Menyediakan alat/media dan sumber belajar, mengecek mesin ketik yang akan dipergunakan dan menyiapkan media “Rapid Typing”

4) Membuat instrumen penelitian 5) Mendesain alat evaluasi berupa tes

6) Penetapan tindakan awal yang berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran mengetik 10 jari buta berirama dengan kecepatan 100 epm menggunakan metode Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”.

b. Pelaksanaan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Tindakan dan pengamatan pada pembelajaran siklus I dilaksanakan tanggal 2 April 201, kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksankan skenario pembelajaran mengetik metode Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” yang telah didiskusikan terlebih dahulu dengan guru pengampu, yaitu memberikan latihan Drill dengan kecepatan mengetik 100 epm.


(62)

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengetik manual metode Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing” pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajran Mengetik Siklus I No. Pertemuan

Ke-

Tangal Kelas Aktivitas pembelajaran

1. 1 2 April 2013 X AP 1. Guru memberikan

penjelasan mengetik menggunakan metode dan media baru dalam proses pembelajaran

2. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai metode dan media baru yang akan diterapkan

3. Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah 4. Guru memberikan contoh

mengetik yang benar dan

meminta siswa

mendemostrasikan apa yang telah dicontohkan oleh guru 5. Siswa diberikan latihan menghafal tuts dengan berurutan menggunakan warna sesuai pilihan mereka dalam skema warna media “Rapid Typing”

6. Siswa diberikan latihan praktik secara berulang dengan memfungsikan jari-jari sesuai fungsiya masing-masing

7. Guru mengajukan

pertanyaan mengenai pengalaman siswa setelah menggunakan metode dan media baru

8. Guru dan siswa mengulang kembali ingatan hafalan posisi papan tuts


(63)

9. Siswa diberikan latihan drill dengan kecepatan 100 epm secara berulang

10.Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai Metode Ceramah plus Demonstrasi end Drilling (CpDnD) berbantu media visual “Rapid Typing”

Langkah - langkah kegiatan pembelajaran mengetik 10 jari buta berirama dalam pemberian materi adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan pengajaran

2. Langkah kedua adalah membiasakan diri meletakkan jari tangan sesuai tugasnya, dimana peletakkan tangan tersebut diawali dengan posisi awal yang strategis yang disebut tuts basis yang dapat dengan mudah menjangkau semua tombol pada papan tuts. Praktik mengetik dengan posisi awal, caranya sbagai berikut :

1) Meletakkan jari tangan kiri (selain ibu jari ) diatas A S D F 2) Meletakkan jari tangan kanan (selain ibu jari) diatas ; L K J 3) Meletakkan kedua ibu jari diatas spasi (Space bar)

4) Pergelangan tangn lurus tidak membengkok. Sedangkan jari-jari sedikit membengkok.


(1)

R-68 30 75

R-69 26 80

R-70 27 75


(2)

LAMPIRAN 16

HASIL ANALISIS REGRESI SEDERHANA Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Ketermpilana . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: HasilBljr

Model Summary Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .130a .017 .003 2.456

a. Predictors: (Constant), Ketermpilan ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.196 1 7.196 1.193 .278a

Residual 416.100 69 6.030

Total 423.296 70

a. Predictors: (Constant), Ketermpilan b. Dependent Variable: HasilBljr

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 71.468 5.214 13.706 .000

Ketermpilan .208 .190 .130 1.092 .278


(3)

LAMPIRAN 17

DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN DI SMK N 2 BLORA

Gambar 1. Siswa sedang try out media pada saat observasi awal

Gambar 2 Peneliti sedang menyampaikan materi dengan metode ceramah


(4)

Gambar 3 dan 4 Guru sedang membantu peneliti mengawasi siswa pada saat proses pembelajran mengetik berlangsung

Gambar 5 siswa sedang mempraktikan atau mendemostrasikan mengetik 10 jari buta


(5)

Gambar 6 salah satu siswa sedang mendemonstrasikan mengetik 10 jari buta berirama

Gambar 7 peneliti sedang mengamati keterampilan siswa secara individu


(6)

Gambar 8 dan 9 siswa sedang melakukan mengetik naskah yang diberikan oleh guru yang dilakukan secara berulang-ulang