4.2.2. Analisis Rasio Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri
Dari laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dapat dihitung beberapa rasio keuangan seperti dalam Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Rasio-Rasio Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri
Tahun 2008-2012
Rasio – Rasio solvabilitas
Standar BI
2008 2009
2010 2011
2012 Rata –
rata
CAR Modal : aktiva
tertimbang menurut risiko
8 12,66
12,41 10,61
14,37 13,82
12,77 ATTM
Aktiva tetap dan inventaris : modal
≤50 13,39
12,62 16,76
13,73 16,28
14,55
Rasio – Rasio Rentabilitas
ROA sebelum pajak : rata-
rata total aset 12
1,83 2,23
2,21 1,95
2,25 2,09
ROE Laba setelah pajak :
rata-rata ekuitas 5 – 12
46,21 44,20
63,58 64,84
68,09 57,38
NIM Pendapatan bunga
bersih : rata-rata aktiva produktif
Diatas 2,5
6,73 6,62
6,57 7,48
7,25 6,93
BOPO Operating Expenses
: Revenue Expenses Antara
94 - 96 78,71
73,76 74,97
76,44 73,00
75,37 LDR
Kredit : dana pihak ketiga
85 – 110 89,12
83,07 82,54
84,06 93,86
86,53
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Secara umum rasio permodalan Bank Syariah Mandiri dalam kondisi baik, Bank Syariah Mandiri memiliki rata-rata perolehan rasio CAR periode
2008-2012 sebesar
12,77
, dengan penilaian kriteria Bank Indonesia diatas 8 sehingga CAR Bank Syariah Mandiri dikatakan sehat. Namun rata-rata
perolehan CAR Bank Syariah Mandiri masih dibawah rata-rata Bank Mandiri konvensional. Perolehan CAR Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi
dimana pada tahun 2010 CAR Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan sebesar 1,8 dan pada tahun 2011 CAR Bank Mandiri meningkat kembali
menjadi 14,57. Hal ini menunjukkan Bank Syariah Mandiri mampu untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Rasio ATTM Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi dimana pada
tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 4,14 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali hingga 13,73 namun hal ini tidak dapat
diperhatankan oleh Bank Syariah Mandiri sehingga pada tahun 2012 ATTM Bank Syariah Mandiri kembali naik menjadi 16,28. Artinya apabila semakin
tinggi rasio ini maka modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventarisnya.
Rasio ROA bank syariah mandiri memiliki rata-rata 2,09 hal ini cukup kecil apabila dibandingkan dengan rasio ROA Bank Mandiri konvensional.
Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai lembaga keuangan sehingga kemungkinan suatu lembaga keuangan dalam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
kondisi bermasalah semakin kecil. Namun rasio Bank Syariah Mandiri tersebut belum mampu menaikkan rasio ROA nya, sehingga dapat dikatakan keuntungan
pun menurun. Rasio ROE pada Bank Syariah Mandiri semakin meningkat di setiap
tahunnya,, rasio ROE bank syariah mandiri memiliki rata-rata sebesar 57,38. Semakin meningkatnya rasio ROE bank syariah mandiri menunjukkan bahwa
bank tersebut mampu mengelola dananya secara efektif dan efisien. Rasio NIM Bank Syariah Mandiri memiliki rata-rata 6,93 jauh diatas
rata-rata Bank Mandiri konvensional. Semakin besar rasio NIM menunjukkan bahwa bank semakin mampu mengelola penempatan aktiva produktif dalam
bentuk kredit dengan baik sehingga mampu memperoleh pendapatan bunga bersih yang baik. Hal ini didukung bahwa rata-rata NIM yang diperoleh selalu
diatas 5 jauh diatas kriteria NIM cukup sehat dari Bank Indonesia sebesar 2,5. NIM menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan
bunga bersih dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman kredit. Semakin tinggi NIM menunjukkan efektivitas bank dalam penempatan aktiva
produktif dalam bentuk kredit. Rasio BOPO Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan setiap tahunnya
dan memiliki rata-rata sebesar 86,53. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi yang terjadi pada bank Mandiri sudah baik, hal ini didukung selama
peiode penelitian rata-rata BOPO dari Bank Syariah Mandiri, sedangkan Bank Indonesia menetapkan perbandingan biaya operasional dan pendapat operasional
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dikatakan cukup baik berkisar antara 94 sampai dengan 96, jika rasio dibawah angka tersebut akan dikategorikan lebih baik, maka bank tersebut
dikategorikan menjadi lebih efisien dalam menjalankan operasinya. Rasio likuiditas Bank Syariah Mandiri memiliki rata-rata sebesar
75,37, Namun tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu berkisar antara 85-110. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan Bank Syariah Mandiri untuk menyalurkan kredit dan kemampuan bank untuk membayar hutang kepada nasabah cukup baik.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Analisis Diskriminan PT. Bank Mandiri, Tbk