Pengujian Keabsahan Data Implementasi Metode Penelitian

35 berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: 1. Data Reductionreduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Data Displaypenyajian data Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, bagan dan penyajian data dalam bentuk tabel. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang telah diperoleh selama penelitian. 3. ConclusionVerification Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan bisa berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan kosisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

2.7 Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang akan dilakukan meliputi uji kredibilitas data dengan : trianggulasi sumber dan perpanjangan pengamatan. Trianggulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang Universitas Sumatera Utara 36 telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan menggunakan teknik yang sama. Dalam hal ini peneliti meneliti beberapa pegawai Kantor Camat Medan Perjuangan dan masyarakat yang pernah berurusan dengan Kantor Camat Medan Perjuangan. Dari sumber-sumber tersebut, pendapatnya tentu tidak bisa dirata- ratakan, tetapi dideskripsikan, mana pandangan yang sama dan yang berbeda. Sementara dalam perpanjangan pengamatan dilakukan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, hanya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2.8 Implementasi Metode Penelitian

Setelah izin administrasi untuk melakukan penelitian di Kantor Camat Medan Perjuangan yang berlokasi di Jalan. Pendidikan No. 89 , Kecamatan Medan Perjuangan, Provinsi Sumatera utara diperoleh dari Camat Medan Perjuangan maka peneliti segera melakukan perkenalan dengan seluruh pegawai Kantor Camat Medan Perjuangan. Hal ini peneliti lakukan guna mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam perkenalan tersebut peneliti mulai mendapat sedikit demi sedikit informasi mengenai persepsi pegawai tentang prinsip-prinsip Good Governance dan penerapannya dalam pelayanan publik. Dalam pertemuan selanjutnya peneliti mulai untuk melakukan wawancara dan observasi dengan informan yang dianggap kredibel untuk memberikan informasi yang terkait dengan penelitian ini. Adapun kendala yang dihadapi oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung adalah keraguan terhadap jawaban yang diberikan oleh informan yaitu Camat dan beberapa pegawai Kantor Camat Medan Perjuangan karena Universitas Sumatera Utara 37 apakah jawaban tersebut sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Beberapa kendala dan keraguan yang penulis hadapi selama penelitian ialah sebagai berikut: 1. Jawaban salah satu informan dari Kantor Camat Medan Perjuangan yang mengatakan bahwa prinsip transparansi sangat dijunjung tinggi di Kantor Camat Medan Perjuangan, sehingga siapa saja bisa bertanya dan mengetahui apa pun yang mau diketahui oleh masyarakat selama masih berhubungan dengan pelayanan publik. Tetapi ketika penulis bertanya berapa biasanya biaya yang dikeluarkan masyarakat yang mengurus KTP Kartu Tanda Penduduk, informan tersebut hanya tersenyum dan berkata “rahasia” . Dari jawaban dan situasi ini penulis menjadi ragu akan jawaban informan tentang penerapan transparansi yang baik di Kantor Camat Medan Perjuangan, karena jika penulis amati sepertinya masih ada yang ditutup-tutupi. Untuk mengatasi hal ini penulis langsung mewawancari masyarakat yang pada saat itu penulis temuin di ruang tunggu Kantor Camat Medan Perjuangan. Dari informan ini penulis mendapat jawaban, dimana biaya mengurus KTP tidak ditetapkan, biasanya masyarakat sukarela memberi “upah capek” sesuai kantong masyarakat yang bersangkutan. 2. Informan dari pegawai Kantor Camat Medan Perjuangan mengatakan bahwa semua pegawai ramah dan menghormati semua tamu yang datang ke Kantor Camat Medan Perjuangan. Tapi jawaban ini berbeda dengan pengalaman penulis yang sudah berhadapan dengan pegawai-pegawai di Kantor Camat Medan Perjuangan. Ketika penulis mengadakan penelitian selama sebelas hari di Kantor Camat Medan Perjuangan, penulis mengamati banyak pegawai yang berwajah dingin dan “cuek” jika tamu Universitas Sumatera Utara 38 datang, terkhusus ketika penulis menyapa pegawai tersebut. Selama mencari data di Kantor Camat Medan Perjuangan banyak pegawai yang tidak mau diwawancari dan banyak yang pura-pura sibuk biar tidak di wanwancara. 3. Camat Medan Perjuangan menerapkan sistem disiplin yang ketat buat semua pegawai, termasuk Apel pagi dan sore, dan berdasarkan observasi dan pengamatan penulis, penulis dapat simpulkan bahwa disiplin sebagian pegawai bukanlah dari motivasi pribadi, tetapi lebih cenderung karena takut tegoran “pimpinan” dan mendapat punishment. Punishment biasanya yang diterapkan adalah tegoran langsung dari Camat. Hal ini terlihat karena banyak yang hadir hanya waktu “bel” Apel berbunyi, dan setelah siap isi absen, jalan-jalan keluar Kantor Camat Medan Perjuangan. 4. Masalah pembengkakan birokasi atau kelebihan pegawai di instansi pemerintah merupakan masalah yang umum terjadi di setiap instansi Negara di Indonesia ini. Begitu juga di Kantor Camat Medan Perjuangan ini, penulis melihat banyak pegawai yang menganggur sewaktu jam kerja karena tidak ada pekerjaan. Menurut penulis hal ini merupakan pemborosan, karena porsi kerja Satu orang pegawai dikerjakan oleh tiga orang. Boros anggaran dan juga tempat. 5. Instansi pemerintah yang sudah menerapkan pelayanan prima bagi masyarakat pasti sudah memiliki sistem pelayanan publik yang lebih rapi dan mudah, dalam arti ada transparansi atau sosialisasi kepada masyarakat yang mau mengurus kepentingan public, misalnya membuat dan menempelkan prosedur pengurusan KTP, Surat pindah dan lain-lain di dinding ruang tunggu Kantor Camat. Tetapi hal ini tidak penulis temui di Kantor Camat Medan Perjuangan. Penulis menarik satu kesimpulan Universitas Sumatera Utara 39 sementara, bahwa strategi pelayanan di Kantor Camat Medan Perjuangan masih strategi kuno” masyarakat bertanya bagaimana dan pegawai menjelaskan secara panjang lebar dan berulang-ulang”. Padahal jika prosedur mengurus misalnya KTP, ditempelkan didinding, masyarakat tinggal melihat dan membaca tanpa perlu mencari pegawai untuk menjelaskan. Selanjutnya untuk semakin menambah informasi, maka peneliti meminta beberapa subjek penelitian tambahan yaitu masyarakat yang sedang mengurus kebutuhan publik di Kantor Camat Medan Perjuangan. Beberapa urusan publik yang sedang informan lakukan hari dimana penulis melakukan penelitian di kantor Camat Medan Perjuangan ialah pengurusan KTP Surat Tanda Penduduk, Surat pindah, Surat warisan tanah, dan Surat mengurus Kartu Keluarga KK. Terlepas dari masalah teknis dalam penelitian dan kendala di lapangan, peneliti sangat menyadari masih terdapat keterbatasan dalam hal kemampuan melakukan kegiatan dalam penelitian ilmiah. Tetapi peneliti berusaha dengan maksimal untuk memberikan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Universitas Sumatera Utara 40

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Helvetia

11 76 97

Penerapan Prinsip – Prinsip Good Governance Dalam Pelayan Publik Studi Kantor Camat Medan Marelan

12 80 76

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Samsat Medan Selatan)

46 186 127

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Publik Di Kantor Camat Medan Baru)

1 34 72

Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur)

5 104 160

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Pelayanan Publik (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai)

9 73 103

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK (studi kasus penerapan prinsip transparansi dan partisipasi dalam pelayanan publik di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo tahun 2011)

0 4 228

Kewenangan Camat Dalam Pemberian Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Di Kabupaten Garut Ditinjau Dari Prinsip-prinsip Good Governance Dan Pelayanan Publik.

0 1 13

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian - Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance dalam Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Publik di Kantor Camat Medan Perjuangan ).

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance dalam Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Publik di Kantor Camat Medan Perjuangan ).

0 0 26