Perlindungan terhadap Pekerja Anak

52 anikwidiastutiuny.ac.id 1997 1998 1999 2000 268.008 24.627 18.017 6.761 90.335 83.326 66.614 56.911 3.882 9.269 13.197 967 60.095 89.959 105.581 86.630 237 2.845 13.446 30.300 5.883 62.946 83.372 62.077 57.598 148.473 118.338 94.605 76.180 130.4731 45.473 126.586 67.482 1.110.94 6 1.173.27 6 917.400 592.563 Sumber : BPS 2001 Data Diolah Sedangkan di pedesaan, jumlah pekerja anak yang kisaran umurnya antara 10 tahun sampai 14 tahun menurut status pekerjaan utama dalam kelompok pekerja tidak dibayar adalah yang terbanyak sama seperti diperkotaan.

5. Perlindungan terhadap Pekerja Anak

Undang-undang Kerja pada pasal 2 menetapkan dengan tegas bahwa anak tidak boleh menjalankan pekerjaan. Larangan pekerjaan anak yang mutlak ini, yaitu tidak boleh menjalankan pada waktu kapanpun, tidak boleh menjalankan suatu pekerjaan diperusahaan sejenis apapun dan tidak boleh menajalankan suatu pekerjaan macam apapun juga, menurut penjelasan pasal 2 itu, maksudnya ialah untuk menjaga kesehatan dan pendidikannya. Badan anak masih lemah untuk menjalankan pekerjaan, apalagi yang berat. Pekerjaan yang ringanpun merugikan kemungkinan kemajuan kecerdasan anak Iman Soepomo, 1981: 31. Selain daripada itu, larangan pekerjaan anak dihubungkan dengan kewajiban belajar bagi anak-anak. Maksudnya bersama-sama dengan belajar bagi anak-anak. Maksudnya bersama-sama dengan harapan pekerjaan anak, diadakan tempat pendidikan yang cukup baik bagi anak-anak. Tenaga kerja anak-anak dewasa ini masih dapat dikatakan cukup banyak yang bekerja diperusahaan-perusahaan, keadaan demikian jelas 53 anikwidiastutiuny.ac.id merupakan hal yang bertentangan dengan perikemanusiaan, dimana anak-anak dalam usia yang demikian masih harus mendapat perawatan, bimbingan dari orang tuannya, harus mandapatkan pendidikan untuk memperoleh ketrampilan-ketrampilan agar kehidupannya kelak dapat lebih diandalkan baik sebagai tulang punggung keluarga maupun sebagai insan-insan yang akan memajukan negaranya Gunawi Kartasapoetra, dkk., 1983: 74.

E. PELECEHAN PEKERJA WANITA

Seiring dengan perkembangan jaman dan emansipasi wanita yang digembor-gemborkan sekarang ini, keterlibatan para wanita dalam dunia kerja meningkat pesat. Wanita yang dulu hanya bekerja di sektor domestik rumah tangga, memasak, mengurus rumah tangga, dan mengurus anak, sekarang semakin luas perannya dalam dunia kerja. Ada dua alasan pokok yang melatarabelakangi keterlibatan wanita dalam angkatan kerja. Pertama adalah ‘harus’. Yang merefleksikan kondisi ekonomi rumah tangga yang bersangkutan rendah sehingga bekerja untuk meringankan beban rumah tangga. Wanita pada golongan pertama ini pada umumnya berasal dari masyarakat yang status sosial ekonominya rendah. Kedua adalah ‘memilih untuk bekerja’, yang merefleksikan kondisi sosial ekonomi pada tingkat menengah ke atas. Sehingga masuknya wanita pada angkatan kerja semata-mata bukan karena tekanan ekonomi, keterlibatan mereka karena motivasi tertentu, seperti mengisi kesibukan untuk mengisi waktu luang, mencari kepuasan diri, mencari afiliasi diri atau menambah penghasilan Ken Suratiyah, 1994: 7. Meningkatnya peran perempuan di dunia kerja terkadang masih dibeda-bedakan dari pria. Selain diskriminasi, pelecehan terhadap buruh perempuan juga sering dialami. Komnas Perempuan mencatat pada 2012