Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

12 usaha untuk memahami karya sastra secara utuh. Schmitt dan Viala 1982: 21 juga berpendapat bahwa “le mot structure désigne toute organisation d’éléments agencés entre eux”. Yang artinya bahwa kata struktur mengindikasikan semua pengaturan elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain. Sejalan dengan pendapat tersebut, Pradopo 2010: 120 memberikan pengertian bahwa analisis struktural puisi adalah analisis puisi kedalam unsur-unsur dan fungsinya dalam struktur puisi, menguraikan makna suatu unsur dalam kaitannya dengan unsur- unsur lainnya, serta makna yang berkaitan dengan tempat unsur tersebut dalam struktur. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis struktural puisi merupakan analisis yang tidak dapat dihindari dalam memahami makna sebuah puisi karena menjadikan unsur-unsur sebuah kumpulan fragmen yang saling berhubungan dan menjadi bagian-bagian dalam arti yang sebenarnya sehingga diketahui jalinannya secara konkret. Bagian apa saja yang dianalisis secara struktural dijelaskan oleh Riffaterre 1971: 311 bahwa Jakobson dan Lévi- Strauss mengkaji suatu teks dilihat dari metrum, unsur bunyi, gramatika, dan system tanda, serta dapat dimungkinkan menjadikan beberapa unsur yang setara kedalam satu kesatuan grup. Hal ini menunjukkan bahwa yang dapat dikaji dalam analisis struktural puisi yaitu aspek bunyi, aspek metrik, aspek sintaksis dan aspek semantik.

1. Aspek Bunyi

Dalam puisi, bunyi bersifat estetik yang merupakan unsur bunyi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi dalam puisi mempunyai 13 tugas yang penting lagi yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, menimbulkan bayangan angan yang jelas, serta menimbulkan suasana yang khusus. Unsur bunyi meliputi aliterasi dan asonansi. Aliterasi dan asonansi berfungsi untuk memperdalam rasa dan memperlancar ucapan Pradopo,2010: 22. Briolet 2002 : 20 berpendapat bahwa “allitération est la répétition d’une consonne identique et assonance est la répétition d’une voyelle identique” aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan yang sama dan asonansi adalah pengulangan bunyi vokal yang sama. Sementara menurut Schmitt dan Viala 1982 : 129, “Une allitération est la répétition sensible d’un même son consonantique”: a. au sens strict, à l’initiale de plusieurs mots dans un même vers, une même proposition ou une phrase courte dalam arti sempit, di awal beberapa kata pada larik yang sama, kalimat yang sama atau frasa pendek b. au sens large, dans plusieurs syllabes, en début ou dans le corps des mots dalam arti luas, dalam beberapa suku kata, di awal atau dalam tubuh kata-kata tersebut Contoh: 1 Mon bel amour mon cher amour ma déchirure Luis Aragon, il n’y a pas d’amour heureux Sementara itu, dalam Rey 1998: 36 menyebutkan bahwa “Assonance est la répétition de la voyelle accentuée à la fin de chaque vers”. Artinya asonansi adalah pengulangan bunyi vokal bertekanan yang terjadi pada akhir tiap larik. Contoh: 2 L’air est si parfumé, la lumière est si pure Alphonse de Lamartine, L’automne