̶ 106 ̶
4. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, serta diukur
berdasarkan pengeluaran mereka di bawah garis kemiskinan. Fenomena kemiskinan merupakan tantangan utama pembangunan
Jawa Timur dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, kemiskinan menjadi prioritas utama dalam kebijakan
pembangunan di Jawa Timur
Gambar 2.41 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin
di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2013
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur
Angka kemiskinan di Jawa Timur selama lima tahun terakhir secara gradual 2009 – 2013 menunjukkan trend penurunan.
Penurunan angka kemiskinan memberikan pengaruh pula kepada jumlah penduduk di atas garis kemiskinan. Pada tahun 2009 angka
kemiskinan sebesar 16,68 persen atau dengan jumlah penduduk sebesar 6.022,59 ribu jiwa, kemudian mengalami penurunan yang
cukup dratis hingga menjadi 12,73 persen atau jumlah penduduk sebesar 4.865,82 jiwa di tahun 2013.
Penurunan persentase kemiskinan tersebut tidak terlepas dari beberapa program kebijakan pemerintah Jawa Timur melalui
sinergitas dengan pelaku ekonomi untuk menurunkan persentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk. Dengan demikian,
penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur, maka dapat diindikasikan adanya keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat Jawa Timur.
̶ 107 ̶
5. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Pelayanan prima merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur pemerintah selaku abdi negara dan abdi masyarakat.
Tugas ini sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang meliputi 4 empat aspek pelayanan pokok aparatur
terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
aparatur pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hak-hak sipil dan kebutuhan
dasar masih dirasakan belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini bisa diketahui antara lain dari banyaknya
pengaduan, keluhan yang disampaikan oleh masyarakat melalui media masa maupun langsung kepada unit pelayanan, baik
menyangkut sistem dan prosedur pelayanan yang masih berbelit- belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif dan
kurang konsisten sehingga tida menjamin kepastian hukum, waktu dan biaya serta masih adanya praktek pungutan tidak resmi. Sejalan
dengan meningkatnya kesadaran berbangsa, bernegara dan bermasyarakat serta adanya tuntutan reformasi penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan, pemenuhan untuk mendapatkan pelayanan yang baik merupakan hak masyarakat dan sebaliknya bagi
aparatur berkewajiban memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat.
Tabel 2.73 Persentase Penanganan Penyelesaian Pengaduan Masyarakat
Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012
Penanganan Penyelesaian PengaduanMasyarakat
2009 2010
2011 2012
40,64 57,36
50,59 80,42
Selama kurun waktu 2009-2012 banyaknya kasus pengaduan masyarakat yang berhasil diselesaikan mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Semakin tinggi nilai persentase penanganan penyelesaian pengaduan masyarakat berarti masyarakat semakin
terlayani haknya oleh aparatur negara sebagai penyelenggara pelayanan publik, dalam hal ini adalah Satuan Kerja Pemerintah
Daerah SKPD di lingkungan pemerintahan Provinsi Jawa Timur.
̶ 108 ̶
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik