dapat dilihat. Bila sinar ini diarahkan ke kulit yang mengalami infeksi oleh jamur dermatofita tertentu, sinar ini akan berubah menjadi dapat
dilihat dengan memberi warna fluoresensi. Beberapa jamur yang memberikan fluoresensi yaitu M.canis, M.audouini, M.ferrugineum
dan T.schoenleinii. Hay dan Moore2004.
2.8 Diagnosa Banding
Ada beberapa diagnosis banding tinea korporis, antara lain eritema anulare sentrifugum, eksema numular, granuloma anulare, psoriasis,
dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, liken planus dan dermatitis kontak Verma dan Heffernan,2008.
2.9 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium yaitu mikroskopis langsung dan kultur Verma dan
Heffernan,2008.
2.10 Pengobatan
Pengobatan infeksi jamur dibedakan menjadi pengobatan non medikamentosa dan pengobatan medikamentosa.
2.10.1 Non Medikamentosa
Menurut Badan POM RI 2011, dikatakan bahwa penatalaksanaan non medikamentosa adalah sebagai berikut:
a. Gunakan handuk tersendiri untuk mengeringkan bagian yang
terkena infeksi atau bagian yang terinfeksi dikeringkan terakhir untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya.
b. Jangan mengunakan handuk, baju, atau benda lainnya secara
bergantian dengan orang yang terinfeksi. c.
Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah penyebaran jamur tersebut.
Universitas Sumatera Utara
d. Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran agar jamur tidak mudah tumbuh.
e. Jika memungkinkan hindari penggunaan baju dan sepatu yang
dapat menyebabkan kulit selalu basah seperti bahan wool dan bahan sintetis yang dapat menghambat sirkulasi udara.
f. Sebelum menggunakan sepatu, sebaiknya dilap terlebih dahulu
dan bersihkan debu-debu yang menempel pada sepatu. g.
Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi jamur. Gunakan sandal yang terbuat dari bahan kayu dan karet
2.10.2 Medikamentosa
Pengobatan tinea korporis terdiri dari pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Pada tinea korporis dengan lesi terbatas,cukup
diberikan obat topikal. Lama pengobatan bervariasi antara 1-4 minggu bergantung jenis obat. Obat oral atau kombinasi obat oral dan topikal
diperlukan pada lesi yang luas atau kronik rekurens. Anti jamur topikal yang dapat diberikan yaitu derivate imidazole, toksiklat, haloprogin
dan tolnaftat. Pengobatan lokal infeksi jamur pada lesi yang meradang disertai vesikel dan eksudat terlebih dahulu dilakukan dengan kompres
basah secara terbuka Vermam dan Heffernan,2008. Pada keadaan inflamasi menonjol dan rasa gatal berat, kombinasi
antijamur dengan kortikosteroid jangka pendek akan mempercepat perbaikan klinis dan mengurangi keluhan pasien Verma dan
Heffernan,2008.
1. Pengobatan Topikal
Pengobatan topikal merupakan pilihan utama. Efektivitas obat topikal dipengaruhi oleh mekanisme kerja,viskositas, hidrofobisitas
dan asiditas formulasi obat tersebut. Selain obat-obat klasik, obat- obat derivate imidazole dan alilamin dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tinea korporis ini. Efektivitas obat yang
Universitas Sumatera Utara
termasuk golongan imidaol kurang lebih sama. Pemberian obat dianjurkan selama 3-4 minggu atau sampai hasil kultur negative.
Selanjutnya dianjurkan juga untuk meneruskan pengobatan selama 7-10 hari setelah penyembuhan klinis dan mikologis dengan
maksud mengurangi kekambuhan Verma dan Heffernan,2008.
2. Pengobatan Sistemik
Menurut Verma dan Heffernan 2008, pengobatan sistemik yang dapat diberikan pada tinea korporis adalah:
• Griseofulvin Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama.
Dosis untuk anak-anak 15-20 mgkgBBhari, sedangkan dewasa 500-1000 mghari
• Ketokonazol Ketokonazol digunakan untuk mengobati tinea korporis
yang resisten terhadap griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya adalah 200 mghari selama 3 minggu.
• Obat-obat yang relative baru seperti itrakonazol serta terbinafin dikatakan cukuo memuaskan untuk pengobatan
tinea korporis.
2.11 Pengetahuan
Menurut Notoadmojo 2010, pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.Yang sekadar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan
apa sesuatu itu. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu:
1. Tahu know
Tahu diartikan hanya sebagai recall memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2. Memahami comprehension
Universitas Sumatera Utara
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3.Aplikasi application Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4.Analisis analysis Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah membedakan atau
memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
5.Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6.Evaluasi evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Pengetahuan