25 Kebakaran
Rumah 1711
2014 Kel. Ponjalae
Kec. Wara Timur
Rusak Berat
5.020.000 Ditangani oleh
Damkar dan
BPBD 26
Kebakaran Rumah
0912 2014
Kel. Tompotikka Kec. Wara
Rusak Ringan
5.000.000 Ditangani oleh
Damkar dan
BPBD
Sumber data: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palopo Tahun 2014
2. Status Bencana
Nasional, RegionalProvinsi
atau Lokal
KabupatenKota
Bencana yang terjadi sepanjang tahun 2014 masih berada dalam status bencana Lokal.Namun demikian Pemerintah Kota Palopo tetap
mengharapkan adanya bantuan dari Pemerintah Pusat terhadap masyarakat korban bencana tersebut.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Dalam penanggulangan bencana, Pemerintah Kota Palopo telah mengalokasikan dana dalam rangka peningkatan upaya pencegahan dini dan
penanggulangan korban bencana alam yang bersumber dari APBD Kota Palopo Tahun Anggaran 2014 yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Koordinasi pencegahan dini bencana alam sebesar Rp. 77.360.000,- 2 Sosialisasi penanggulangan bencana alam sebesar Rp. 38.350.000,-
3 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan sebesar Rp. 36.040.000,- 4 Pelaksanaan pencegahan penanggulangan bencana alam sebesar Rp.
422.450.000,- 5 Pelatihan penanggulangan bencana alam sebesar Rp. 96.575.000,-
6 Pengelolaan Sarana dan prasarana Penanggulangan bencana sebesar Rp. 39.500.000,-
7 Rehabilitasi dan konstruksi kawasan bencana sebesar Rp. 53.405.000,-
4. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana
a. Potensi Bencana Karena umumnya bahaya bencana dapat terjadi dimana saja dengan
sedikit atau tanpa peringatan, maka sangat penting bersiaga terhadap bahaya bencana untuk mengurangi resiko dampaknya.Melalui pendidikan
masyarakat, dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi resiko bencana. Selain itu, agar masyarakat mengetahui langkah-langkah
penanggulangan bencana sehingga dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri secara tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan
diri, memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan yang terjadi agar menjadi masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana. Salah
satu bentuk siaga yang perlu diketahui adalah dengan memahami potensi bencana yang bisa terjadi di Kota Palopo.
Secara umum potensi bencana di Kota Palopo adalah bahaya alam, bahaya non alam, dan kerentanan. Bahaya Alam adalah bahaya yang
disebabkan oleh aktivitas alam. Yang termasuk dalam bahaya ini adalah : 1. Banjir
2. BadaiPuting beliung 3. Gelombang pasang
4. Longsor 5. Kebakaran Hutan dan Lahan
6. Abrasi Pantai Bahaya bukan alam adalah bahaya yang terjadinya tidak secara
alamiah, tetapi adanya keterlibatan faktor lain terutama manusia. Yang termasuk dalam bahaya ini adalah :
1. Kebakaran Bangunan 2. Epidemi Wabah Penyakit termasuk HIVAIDS
3. Penggunaan Narkoba dan Obat Terlarang 4. Gagal Teknologi
5. Konflik Sosial 6. Pencemaran Lingkungan
Kerentanan vulnerability adalah tingkat kekurang mampuan masyarakat untuk penanggulangi dampak suatu bencana.Kerentanan dapat
berupa kerentanan fisik, ekonomi, sosial dan budaya.Dalam penyusunan
Rencana penanggulangan Bencana Kota Palopo, kerentanan dapat dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu kerentanan fisik dan kerentanan non fisik.
b. Upaya Antisipasi Pengurangan Resiko Bencana Upaya antisipasi dan mengurangi risiko bencana dilakukan dengan
membangun kesiapsiagaan dan infrastruktur, selain itu APBD Kota Palopo telah merencanakan beberapa program dan kegiatan, sebagai berikut :
1. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal, dengan menerapkan kebijakan.
2. Menerbitkan aturan penanggulangan bencana di Kota Palopo. 3. Mempercepat pembentukan aturan penanggulangan bencana di Kota
Palopo. 4. Membangun sumber daya penanggulangan bencana yang memadai dan
kompeten sesuai dengan standar. 5. Menerbitkan prosedur internal untuk mobilitas sumberdaya dalam
penanggulangan bencana. 6. Membangun
jaringan kerja
penanggulangan bencana
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya.
7. Mengupayakan pembangunan sistem peringatan dini bencana yang handal dan renponsive bagi masyarakat.
8. Membangun kesiapsiagaan Bencana secara pertisipatif, dengan menerapkan kebijakan melalui kegiatan simulasi.
9. Membangun peningkatan
pengetahuan masyarakat
dalam penanggulangan bencana.
10. Menyiapkan wilayah percontohan siaga bencana untuk mengembangkan kemampuan penduduk dalam memobilisasi sumberdaya.
11. Membangun kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi bencana. 12. Memberdayakan ekonomi masyarakat dipesisir sebagai alternative
pengurangan kerentanan bencana. 13. Mempersiapkan infrastruktur penanggulangan bencana yang tangguh,
dengan menerapkan kebijakan.
14. Menyusun skenario umum pengelolahan dan pengembangan wilayah berbasis penanggulangan bencana di setiap Kecamatan.
15. Melaksanakan mitigasi struktural pada daerah rentan. 16. Menerapkan analisis resiko bencana pada rencana pembangunan.
17. Mempersiapkan daerah untuk memasuki masa pemulihan bencana bagi daerah yang terkena bencana.
5. Jenis Kawasan Khusus Yang Menjadi Kewenangan Daerah