14. Menyusun skenario umum pengelolahan dan pengembangan wilayah berbasis penanggulangan bencana di setiap Kecamatan.
15. Melaksanakan mitigasi struktural pada daerah rentan. 16. Menerapkan analisis resiko bencana pada rencana pembangunan.
17. Mempersiapkan daerah untuk memasuki masa pemulihan bencana bagi daerah yang terkena bencana.
5. Jenis Kawasan Khusus Yang Menjadi Kewenangan Daerah
Sampai dengan tahun anggaran 2014, terdapat beberapa kawasan yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Palopo untuk dikembangkan
menjadi kawasan khusus, antara lain Kawasan Industri Palopo KIPA, Kawasan Wisata Latuppa dan Labombo, kawasan hutan Kota di Bukit
Lewadang dan Kawasan SALEMO Sampoddo-Lemo-lemo. Untuk rencana pengembangan Kawasan SALEMO Sampoddo-Lemo-
lemo, tahun 2014 diupayakan untuk Penyusunan Master Plan Kawasan Cepat Tumbuh Salemo, Penyusunan Rencana Induk Reklamasi Pantai
Salemo, Studi Kelayakan Reklamasi Pantai Salemo Kota Palopo, Penyusunan Zonasi serta Ranperda RDTR Pantai Salemo, Penyusunan Ranperda RDTR
Kawasan Salemo,Penyusunan Amdal Salemo dan Amdal Jalan lingkar yang berada pada kawasan Salemo.Sementara itu untuk rencana pengembangan
kawasan wisata Latuppa dan Labombo sebagai kawasan pengembangan pariwisata, difokuskan pada pengadaan sarana dan prasarana pendukung,
antara lain rehab kolam renang latuppa yang berada pada kawasan wisata latuppa.
6. Sumber Anggaran
Anggaran pengembangan kawasan menjadi kawasan pengembangan khusus dibebankan pada APBD Kota Palopo tahun 2014 dan diharapkan
adanya dukungan dana bantuan dari Provinsi dan Pusat maupun dari pihak Investor pada tahun 2015.
7. Permasalahan Yang Dihadapi Dan Solusi
Permasalahan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana pengembangan kawasan menjadi Kawasan khusus adalah keterbatasan
dana untuk melakukan investasi pembangunan sarana dan prasarana. Solusinya adalah melakukan promosi potensi dan pemberian kemudahan
bagi calon investor yang menanamkan investasinya di kawasan tersebut. Alternatif lain adalah pembebasan seluruh kebutuhan lahan oleh Pemerintah
Kota, agar pemerintah leluasa untuk melakukan penataan, termasuk promosi investasi, namun hal ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
8. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum.