Struktur Ruang Wilayah KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

27 hinterland nya, serta bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan ruang dan sumber daya wilayah. Pengembangan wilayah juga mengalami perkembangan, mulai dari konsep top down , buttom up, konsep pembangunan berkelanjutan sustainable development , dan akhirnya melahirkan konsep yang menekankan pada keterpaduan analisis-analisis wilayah yang disebut regional science Teori Isard dan karena cenderung dipengaruhi oleh sistem yang berlaku, maka di Indonesia berkembang konsep Satuan Wilayah Pengembangan SWP yang bertumpu pada teori market area dari Losch, dan suatu wilayah mengalami perkembangan jika terdapat aliran investasi, barang, dan jasa Ambardi ed., 2002 :56. Pengembangan wilayah yang dikemukakan oleh Poernomosidi Hadjisarosa adalah menggunakan pendekatan satuan wilayah pengembangan SWP. Pendekatan ini mensyaratkan bahwa setiap SWP harus didukung oleh kota-kota yang berhirarki pada satu satuan wilayah. Penentuan SWP didasarkan pada beberapa hal Ambardi, ed. 2002 : 55 antara lain adanya kegiatan perdagangan antar wilayah yang intensif, spesialisasi wilayah, adanya aliran masuk investasi, barang, dan jasa, sumber daya alam dan manusia, jangkauan aliran barang dan jasa , prasarana angkutan, simpul node jasa distribusi. Gambar 2.1.

2.2. Struktur Ruang Wilayah

Menurut Hanafiah 1982 dalam Tarigan 2005:112 suatu ruang harus memiliki unsur jarak, lokasi, bentuk, dan ukuran atau skala sedangkan wilayah menurut konsep relatif memperhatikan faktor fisik dan fungsi sosial ekonomi dari 28 ruang tersebut. Walter Isard dalam Ambardi 2002 mengemukakan faktor-faktor utama pembentuk ruang wilayah adalah fisik, sosial, budaya, dan ekonomi. Wilayah juga dapat dibedakan dari kondisinya dan dikelompokkan atas dasar keseragaman isinya homogenity dan menurut fungsinya. Orientasi Geografis Pemasaran Sumber :Ambardi, ed. 2002 : 57 Gambar 2.1. Gambaran Ideal Satuan Wilayah Pengembangan Struktur ruang merupakan suatu organisasi keruangan yang hirarkies fungsional sebagai arahan pengembangan ekonomi wilayah. Dimensi spasial dalam pengembangan daerah dapat memberikan watak dan ciri tersendiri serta memiliki spirit sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimilikinya Usman dalam Hamid, 2002 : 217. Bilivson 2004 mengemukakan dalam konteks pengembangan ekonomi wilayah, struktur ruang adalah suatu intervensi manusia terhadap ruang wilayah, baik fisik maupun ekonomi. Kebijakan struktur ruang merupakan matra spasial dari kebijakan pengembangan ekonomi wilayah, sehingga merupakan hasil proses alokasi objek fisik dan aktivitas ekonomi ke dalam tatanan ruang yang memperhatikan potensi dan permasalahan wilayah. 29 Struktur ruang secara fisik adalah susunan ruang yang terbentuk secara utuh dan menunjukkan keterkaitan antar bagian dari seluruh komponen fisik yang membentuk hirarki pelayanan berdasarkan fasilitas kota dan wilayah pengaruhnya. Struktur ruang secara ekonomi adalah susunan ruang yang terbentuk secara utuh dan menunjukkan keterkaitan antar bagian dari seluruh komponen aktifitas ekonomi yang membentuk hirarki ekonomi wilayah dan terdiri dari sektorsub sektor ekonomi unggulan dalam setiap unit spasial. UU nomor 241992 menjelaskan bahwa pendekatan wilayah merupakan suatu cara untuk memahami kondisi, ciri, dan hubungan sebab akibat phenomena dari unsur-unsur pembentuk wilayah penduduk, sumber daya alam, sumber daya buatan, sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan fisik serta untuk merumuskan tujuan, sasaran, dan target pengembangan wilayah. Hasil analisis kondisi wilayah bukan hanya berupa identifikasi kondisi, potensi, dan permasalahan suatu wilayah, tetapi juga pemahaman dan perumusan tentang bagaimana mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi dan investasi, mengelola sumber daya alam, melestarikan lingkungan hidup, mengembangkan permukiman, dan infrastruktur Ambardi, 2002. Undang-Undang nomor 24 tahun 1992 menggariskan bahwa Tujuan pemanfaatan ruang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Susunan tata ruang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan ekonomi yang terlihat saat membicarakan faktor minimalisasi biaya dan aksesibilitas Ghalib, 2005:105. Minimalisasi biaya ruang yang pertama dikemukakan oleh Haig 1920-an 30 merupakan upaya untuk mengendalikan struktur tata ruang. Perencanaan tata ruang umumnya disusun berdasarkan pertimbangan pengembangan kegiatan ekonomi wilayah yang dijabarkan dalam spatial planning terutama dalam penentuan lokasi Tjahyati, 1997 : 396

2.3. Sistem Hirarki Kota