Fasilitas dan Infrastruktur Kajian Umum Kawasan Barat Kabupaten Bangka 1. Penduduk dan Wilayah

57 Lanjutan tabel III.11 4 Pemali 5,059,325 7,022,939 5,223,680 4,039,607 5,667,847 4,223,198 5 M.Barat 4,694,284 5,996,506 4,783,021 3,748,141 4,848,006 3,866,937 6 P.Besar 3,934,097 5,881,524 4,819,436 3,141,171 4,755,046 3,896,378 7 Riau Silip 7,010,869 9,868,073 7,381,163 5,597,813 7,978,058 5,967,462 8 Bakam 5,544,569 7,457,010 5,850,701 4,427,049 6,028,782 4,730,126 Sumber : Bapeda Bangka 2006

3.2.4. Fasilitas dan Infrastruktur

Sebagai suatu kawasan yang terletak di sebelah barat Kabupaten Bangka, kawasan ini dilalui jalur transportasi utama yang menghubungkan Pangkal Pinang sebagai ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Mentok sebagai ibukota Bangka Barat yang memiliki pelabuhan penyeberangan ke Palembang. Dengan dukungan jalur transportasi serta letak yang relatif lebih dekat ke Pangkal Pinang, aktifitas masyarakat kawasan barat lebih tertarik ke Pangkal Pinang daripada ke Sungailiat. Dalam hal pemanfaatan fasilitas yang ada, tingkat partisipasi penduduk pada tingkat pendidikan SD cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh Angka Partisipasi Murni sebesar 81,02 sedangkan untuk tingkat SMP 52,9 dan tingkat SLTA 36,8 . Tabel III.12. Tabel III.12. Fasilitas Publik di Kawasan Barat Kabupaten Bangka 2004 Fasilitas Jumlah Fasilitas Jumlah TK 2 Masjid 35 SDMI 51 Musolalanggar 30 SMPMTS 14 Gereja Katolik 1 SMASMKMA 6 Vihara 1 Puskesmas 3 Jln Prop.Pkp – Kelapa 29,89 Pustu 11 Jln.Prop. P.Besar – P.Gebak 29,1 Pusling 3 Industri : Polindes 25 Besar 3 Posyandu 52 Sedang 3 Sarana OR 743 Rumah Tangga 739 58 Lanjutan tabel III.12 Pura 1 Koperasi 19 Kelenteng 2 Restoran 6 BBIBBUBBTTPI 2 PTCV 8 BPPK 3 Polsek 3 Jembatan 140 Kantor kecamatan 3 Objek wisata 5 Sumber : Pemda Bangka 2006 Rencana pola pemanfaatan lahan di kawasan barat Kabupaten Bangka dapat dilihat pada tabel III.13. Tabel III.13. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kawasan Barat Bangka 2004 No Pemanfaatan Ruang Bakam Puding Besar Mendo Barat 1 2 3 4 Kawasan Lindung Hutan Konservasi Hutan Lindung Sempadan Pantai Sempadan Sungai 6.060,17 66,16 - 218,97 - 89,23 - 400,38 - 83,41 265,20 165,48 1 2 3 4 5 Budidaya Pertanian Hutan produksi Perkebunan Lahan basah Lahan kering Perikanan 5.965,77 30.026 50 5.612,93 280 14.670,58 15.385,37 2.700 3.765,51 1.000 8.612,57 38.344,25 1.443 6.868,82 795 1 2 3 4 Budidaya Non Pertanian Permukiman Pariwisata Kawasan industri Kawasan Hankamneg 530 - - - 317,93 - - - 733,47 - - - 1 2 Kuasa Penambangan KP Daratan Laut 9.246,33 - - - 12,924,88 - 1 2 3 4 5 Kawasan Tumpang Tindih KP dengan Hutan Produksi KP dengan Perkebunan KP dengan Permukiman KP dengan Lahan Basah KP dengan Lahan Kering 772,50 7.858,46 42,17 - 573,20 - - - - - 4.444,69 7.289,62 24,36 - 1.166,21 Sumber : Bapeda Bangka 2006 59

BAB IV ANALISIS DAN ARAHAN PENGEMBANGAN

KAWASAN BARAT KABUPATEN BANGKA

4.1. Analisis Hirarki Kota dan Wilayah Pengaruh

4.1.1. Analisis Skalogram Guttman

Analisis ini digunakan untuk menentukan orde kota dan dalam penelitian ini, dasar penentuannya adalah ketersediaan fasilitas pelayanan yang meliputi fasilitas ekonomi, pemerintahan, sosial. Analisis ini menggunakan metoda Skalogram Gutmann yang dikombinasikan dengan Indeks Sentralitas Terbobot, artinya disamping melihat ketersediaan fasilitas di kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka, jumlah fasilitas tersebut ikut menentukan hirarki kecamatan tersebut. Sistem hirarki ini berguna untuk menentukan peran sentralitas. Sistem hirarki Bangka menempatkan Sungailiat sebagai pusat pelayanan Kabupaten Gambar 4.1. Tabel IV.1 menunjukkan hasil perhitungan Skalogram Lampiran 3 dan 4 kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bangka. Tabel IV.1. Bobot Sentralitas Kecamatan di Kabupaten Bangka 2006 No Kecamatan Bobot 1 SUNGAILIAT 2821 2 BELINYU 855 3 MERAWANG 472 4 PEMALI 368 5 M.BARAT 289 6 R.SILIP 2 56 7 BAKAM 240 8 P.BESAR 198 Sumber :Analisis 2006