Sistem Hirarki Kota KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

30 merupakan upaya untuk mengendalikan struktur tata ruang. Perencanaan tata ruang umumnya disusun berdasarkan pertimbangan pengembangan kegiatan ekonomi wilayah yang dijabarkan dalam spatial planning terutama dalam penentuan lokasi Tjahyati, 1997 : 396

2.3. Sistem Hirarki Kota

Sistem transpor yang efisien memungkinkan masyarakat mengatasi masalah jarak serta struktur kegiatan yang terpusat. Kota merupakan pusat pertumbuhan dan secara fugsional merupakan tempat terkonsentrasinya manusia dengan segala aktifitasnya serta sarana dan prasarana penunjang sehingga mampu mendorong berkembangnya aktifitas perekonomian baik untuk diri sendiri maupun ke daerah hinterland. Menurut Tarigan 2004 pusat pertumbuhan bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya. Proses perkembangan dan perluasan kota yang disertai dengan perubahan struktur tata guna lahan sebagian besar disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan gaya sentripetal. Wilayah pengaruh pusat kota terhadap wilayah pinggirannya sangat dipengaruhi oleh jarak kedua kota tersebut dan jumlah pendudukya. Pendekatan yang seperti ini disebut model gravity yang dikenal sebagai teori Rielly. Sebagai pusat pertumbuhan, kota memiliki wilayah pengaruh bagi daerah belakangnya. Banyaknya fasilitas perkotaan cenderung berkaitan dengan besarnya kota tersebut. Wilayah pengaruh bagi aktifitas perdagangan eceran dapat dilakukan dengan menggunakan Breaking Point Theory. 31 Kota juga memiliki faktor-faktor pembeda jika ditinjau dari jumlah penduduk, fasilitas prasarana, dan tingkat aksesibilitas kota tersebut ke kota terdekat dan hal ini dapat dijadikan dasar bagi penilaian penentuan orde kota Tarigan, 2004 :158. Dengan mengetahui rangking kota, banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam perencanaan penyediaan fasilitas kota yang berguna dalam penyusunan struktur ruang wilayah. Analisis yang mengaitkannya dengan sistem transportasi jaringan dan mode serta lokasi dalam kegiatan besar yang terkonsentrasi dapat menciptakan arus pergerakan orang, barang, dan jasa. Dalam penyusunan program yang berkaitan dengan jenis dan besarnya fasilitas yang dibutuhkan, orde kota sangat dibutuhkan agar terdapat keselarasan antara ketersediaan dan kebutuhan termasuk di dalamnya peramalan, monitoring serta bahan masukan dalam perencanaan kota. Rondinelli 1983 :120-170 mengungkapkan hirarki atau tingkatan kota akan mempengaruhi fungsi suatu kota. Kota-kota menengah dan kecil mempunyai fungsi yang dapat digolongkan ke dalam 8 bagian, yaitu : 1. Pusat pelayanan umum dan sosial; 2. Pusat komersial dan pelayanan jasa; 3 Pusat pemasaran dan perdagangan regional; 4 Pusat penyediaan dan pemprosesan produk-produk pertanian; 5. Pusat industri kecil; 6 Pusat transportasi dan komunikasi regional; 7 Pusat penarik migrasi dari perdesaan dan menjadi sumber pendapatan bagi daerah perdesaan; 8 Pusat transformasi sosial. Secara fungsional kota memiliki dua fungsi; yaitu pertama dalam lingkup internal kota berfungsi melayani kegiatan sosial ekonomi bagi penduduknya lapangan kerja, prasarana dan sarana kota; kedua, dalam lingkup eksternal 32 sebuah kota berfungsi melayani wilayah-wilayah disekitarnya Ambardi, 2002. Menurut John Freedman dan Cleyde Wever dalam Ghalib 2005 mengungkapkan faktor scale economics yang dapat menerapkan skala besar dan optimal merupakan faktor yang dapat menyebabkan terkonsentrasinya kegiatan ekonomi ke wilayah perkotaan

2.4. Teori Lokasi