Penatalaksanaan Djaafar, Helmi, Restuti, 2007

4. Vertigo

Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum Berman S,2006.

2.8. Penatalaksanaan Djaafar, Helmi, Restuti, 2007

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang - ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu : a. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar b. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal c. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid d. Gizi dan higien yang kurang Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret keluar terus mene rus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H 2 O 2 3 selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Secara oral diberikan antibiotik dari golongan ampisilin, atau, eritromisin bila pasien alergi terhadap penisilin, sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan amoxisilin asam klavulanat Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD, 2007. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan , maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran tympani yang perforasi, dan mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD, 2007. Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau infeksi yang berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoid ektomi dan tonsilektomi Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD, 2007. Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila terdapat OMSK tip e bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi. Jenis pembedahan pada OMSK antara lain : mastoidektomi sederhana, mastoidektomi radikal, mastoidektomi radikal dengan modifikasi, miringoplasti, timpanoplasti, dan pendekatan ganda timpanoplasti Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD, 2007. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Karakteristik penderita Otitis Media Supuratif kronik Pada penelitian kali ini kerangka konsep tentang karakteristik penderita otitis media supuratif kronis pada tahun 2012 di RSUP Haji Adam Malik akan diuraikan berdasarkan variable katagorik. Variabel kat agorik mencakup: angka kejadian, usia terbanyak, jenis kelamin penderita, tipe OMSK pada penderita, gejala klinis, komplikasi pada otitis media supuratif kronik ,dan terapi yang diberikan pada penderita OMSK.

3.2. Definisi operasional

Penderita OMSK adalah pasien yang dinyatakan menderita otitis media supuratif kronis berdasarkan hasil diagnosa dokter dan tercatat dal am rekam medis.  Jumlah penderita adalah banyaknya pasien otitis media supuratif kronik yang berobat jalan atau rawat inap dan tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011.  Jumlah penderita pada tahun 2012  Kelompok usia  Jenis kelamin  Tipe OMSK  Gejala klinis  Terapi yang diberikan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA