2.2. Fisiologi pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
kokhlea. Getaran tersebut menggetarkan mem bran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran
melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan
diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. G etaran diteruskan melalui membran Reissner yang
mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulka n gerak relative antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel -sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pe lepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. K eadaan ini
menimbulkan proses
depolarisasi sel
rambut, sehingga
melepaskan neurotransmitter ke dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada
saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai korteks pendengaran area 39-40 di lobus temporalis Soetirto I,Hendarmin H,Bashiruddin J ,2011.
2.3. Definisi Otitis media supuratif kronik
Otitis media supuratif kronik adalah s uatu radang kronis telinga t engah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga
otorea lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin
encer atau kental, bening atau berupa nanah Djaafar, Helmi, Restuti, 2007. 2.4. Etiologi OMSK
OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring
adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis, mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eu stachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi
yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Down’s syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Kelainan humoral seperti
hipogammaglobulinemia dan cell -mediated seperti infeksi HIV dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis Djaafar ZA,2001;Helmi,2001.
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK :
Infeksi yang menetap pada telinga tengah yang mengakibatkan produksi
sekret telinga purulen berlanjut.
Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi.
Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui
mekanisme migrasi epitel.
Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah
penutupan spontan dari perforasi Djaafar ZA,2001;Helmi,2001.
2.5. Epidemiologi OMSK