12
Ketertiban dibutuhkan agar kehidupan bermasyarakat tetap berlangsung secara harmonis, dimana setiap individu dapat berkembang menurut kodratnya
dan memperoleh haknya yang dijamin oleh hukum, dengan melaksanakan kewajiban yang dibebankan oleh hukum kepadanya.
4. Konsep Penegakan Hukum
Pengertian penegakan hukum dapat diartikan sebagai penerapan kekuasaan untuk menjamin atau mencapai ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Dalam rangka menerapkan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten
Klungkung di bidang SIUP. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono Soekanto, yaitu :
a Faktor hukumnya sendiri, seperti pada undang-undang.
b Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk
maupun menerapkan hukum. c
Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. d
Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
e Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
8
Faktor-faktor di atas pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yakni faktor yuridis dan faktor non yuridis. Sehubungan dengan
Penegakan Hukum Terhadap Minimarket Tanpa Izin Di Kabupaten Klungkung faktor yuridisnya adalah berkenan dengan ketentuan Peraturan
8
Soerjono Soekanto, 1983, Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPenegakan Hukum, PT RajaGafindo Persada, Jakarta, h. 8.
13
Daerah yang menyangkut SIUP. Sedangkan faktor non yuridisnya, berkaitan dengan :
1. Faktor aparat yang berwenang menegakkan Peraturan Daerah Kabupaten
Klungkung, khususnya dalam rangka pelaksanaan SIUP. 2.
Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum dalam hal ini terdiri dari peralatan yang memadai, keuangan yang cukup dan lainnya.
3. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan yakni di wilayah hukum pemerintah Kabupaten Klungkung. Penegakan Hukum yang terkait dengan pelanggaran SIUP di Kabupaten
Klungkung, yaitu : 1.
Penegakan hukum yang preventif Pemerintah Kabupaten Klungkung yang mana dalam hal ini Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada
masyarakat atau pihak-pihak yang ditemukan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan SIUP, agar mau mematuhi ketentuan-ketentuan yang
telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 4 Tahun 2004.
2. Berdasarkan penegakan hukum yang represif
Terhadap pelanggaran dari ketentuan SIUP pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Klungkung mengeluarkan Surat Peringatan dari I, II, III yang jarak waktunya masing-masing selama I minggu. Apabila
14
tidak dindahkan, maka diterapkalah sanksi hukum administrasi yaitu berupa :
1. Perintah menghentikan kegiatan
2. Pembongkaran bangun-bangunan
Dalam kaitannya dengan Izin khususnya SIUP, Pemerintah Kabupaten Klungkung telah mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung
Nomor 4 Tahun 2004 dapat dilihat mengenai ketentuan yang mengatur tentang SIUP :
1 Untuk dapat mendirikan, mengubah bangun-bangunan di daerah harus
mendapat izin terlebih dahulu. 2
Izin mendirikan, mengubah bangun-bangunan diberikan oleh Bupati. Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat diketahui bahwa Bupati
Klungkung dalam melaksanakan wewenangnya untuk mengatur bangunan- bangunan yang ada di wilayahnya, mewajibkan kepada semua pihak yang
hendak mengajukan mendirikan, memperbaiki, mengubah atau membongkar suatu bangunan termasuk izin bagi pembangunan yang sudah berdiri yang
dikeluarkan oleh Kepala Daerah.
1.8 Metode Penelitian