7
pemerintah untuk mengatur segala kebutuhan masyarakat dengan kewenangan mengatur dari pemerintah. Khusus mengenai kewenangan mengatur dalam
konteks peraturan perundang-undangan, ada beberapa batasan yang harus ditaati oleh pemerintah, secara formal bahwa kewenangan mengatur berasal dari
kewenangan yang besifat delegasi dan atribusi, namun demikian ada pula yang bersifat kewenangan bebas freies ermessen dan hal ini diluar kontek peraturan
perundang-undnagan namun diakui karena mengikat umum. Berbagai teori yang dipergunakan dalam penelitian ini diketengahkan
teori, konsep, asas-asas hukum serta pandangan sarjana sebagai pembenaran teoritis. Pembenaran teoritik tersebut terutama berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:
1. Konsep Negara Hukum
Suatu Negara dapat dikatakan sebagai negara hukum “rechstaat”
menurut Burkens, sebagaimana dikutip Yohanes Usfunan apabila memenuhi syarat-syarat:
2
1 Asas legalitas. Setiap pihak pemerintahan harus didasarkan atas peraturan
perundang-undangan wettelijke gronslag. Dengan landasan ini, undang- undang dalam arti formil dan undang-undang sendiri merupakan tumuan
dasar tindak pemerintahan. Dalam hubungan ini pembentukan undang- undang merupakan bagian penting Negara hukum.
2 Pembagian kekuasaan. Syarat ini mengandung makna bahwa kekuasaan
negara tidak boleh hanya bertumpu pada satu tangan.
2
Yohanes Usfunan, 2011, HAM Politik Kebebasan Berpendapat Di Indonesia, Udayana University Press, Denpasar,h.99,dikutip dari Burken M.C, et.al., 1990, Beginselen van de
Democratiche Rechtstaat,Tjeenk Wilink Zwole, p.29.
8
3 Hak-hak dasar grondrechten, merupakan sasaran perlindungan diri
pemerintahan terhadap rakyat dan sekaligus membatasi kekuasaan pembentuk undang-undang.
4 Pengawasan pengadilan bagi rakyat tersedia saluran melalui pengadilan
yang bebas untuk menguji keabsahan tindak pemerintah “rechtmaticgeheid
stoetsing ”.
Secara konstitusional Negara Indonesia adalah Negara Hukum, yang diketahui dalam Pasal 1 ayat 3 Amandemen UUD 1945 bahwa
“Negara Indonesia adalah Negara hukum
”. Dengan demikian semua tindakan pemerintahan harus menurut hukum yang dalam hal ini menegakkan Peraturan
Daerah Kabupaten Klungkung.
2. Konsep Kewenangan
Bahwa penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan prilaku subyek hukum; dasar hukum dimaksudkan, bahwa weenang itu
haruslah mempunyai dasar hukum; sedangkan komponen komformitas hukum dimaksud, bahwa wewenang itu haruslah mempunyai standar.
Ruang lingkup wewenang pemerintahan tidak hanya meliputi wewenang untuk membuat keputusan pemerintahan besluit tetapi juga
semua wewenang dalam rangka melaksanakan tugasnya pembentukan wewenang dan distribusi wewenang utamanya ditetapkan dalam konstitusi;
pembentukan wewenang pemerintahan didasarkan pada wewenang yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
9
Pemberian kewenangan kepada administrasi Negara untuk bertindak atas innisiatif sendiri itu lazim dikenal dengan istilah freies Emerssen atau
discretionarypower, yaitu suatu istilah yang didalamnya mengandung kewajiban dan kekuasaan yang luas.
3
Dengan kata lain, bahwa “setiap
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki legitimasi, yaitu wewenang yang diberikan oleh undang-undang.
” Dengan demikian substansi asas legalitas ialah wewenang, yaitu kemampuan untuk melakukan
tindakan-tindakan hukum tertentu. Dalam negara hukum, wewenang pemerintahan berasal dari undang-
undang yang berlaku. Dengan kata lain, organ pemerintahan tidak dapat menganggap, bahwa ia memiliki sendiri wewenang pemerintahan. Sebenarnya
kewenangan hanya diberikan oleh undang-undang; pembuat undang-undang dapat memberi wewenang pemerintahan, tetapi dapat juga kepada pegawai
tertentu atau kepada badan khusus tertentu. Dalam konstitusi Indonesia UUD 1945 setelah amandemen yang keempat kalinya, ditemukan beberapa pasal
yang melahirkan kewenangan, baik diberikan kepada eksekutif, yudisial maupun legislatif dalam pasal-pasal tersebut. Kewenangan ditafsirkan dengan
memegang kekuasaan, berhak, dapat, tidak dapat, menyatakan, mengangkat, memberi, mengatur, menyatakan, menetapkan, fungsi, dapat melakukan,
kekuasaan, berwenang dan lain-lain dengan berbagai istilah, akan tetap substansi dan maksudnya sama, yaitu kewenangan atau mempunyai autority.
3
Ridwan HR, 2006, Hukum Administrasi Negara , PT RajaGafindo Persada, Jakarta, h.16.
10
3. Konsep Peraturan Kebijaksanaan Beleidsregel, Policy Rules