berperan  penting  untuk  kelancaran  sebuah  peruhaan  ritel.  Kemudahan konsumen  pada  saat  berbelanja  harus  diperhatikan  agar  dibenak  konsumen
perusahaan  ritel  tersebut  memiliki  citra  yang  baik,  misalnya  memudahkan konsumen berbelanja, meliputi fasilitas umum seperti toilet, mushola, parkir,
ATM, memudahkan pembayaran di kassa, sistem kartu anggota.
2.1.8 Konsep Impulse Buying
Pembelian  tidak  terencana  impulse  buying  menurut  Mowen  and Minor  2002:10-11  didefinisikan  sebagai  tindakan  membeli  yang
sebelumnya  tidak  diakui  secara  sadar  sebagai  hasil  dari  suatu  pertimbangan, atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.Intinya pembelian
impulsif  dapat  dijelaskan  sebagai  pilihan  yang  dibuat  pada  saat  itu  juga karena  perasaan  positif  yang  kuat  mengenai  suatu  benda.  Dengan  kata  lain
faktor  emosi  merupakan  ”tanda  masuk”  ke  dalam  lingkungan  dari  orang- orang  yang  memiliki  gairah  yang  sama  atas  segala  sesuatu  barang.Menurut
Semuel  2006  mengklasifikasikan  suatu  pembelian  tidak  terencana  terjadi apabila  tidak  terdapat  tujuan  pembelian  merek  tertentu  atau  kategori  produk
tertentu pada saat masuk kedalam toko. Schiffman dan Kanuk 2007: 511, menyatakan bahwaimpulse buying
merupakan  keputusan  yang  emosional  atau  menurut  desakan  hati.  Emosi dapat  menjadi  sangat  kuat  dan  kadangkala  berlaku  sebagai  dasar  dari  motif
pembelian yang dominan.Hal senada diungkapkan oleh Shoham dan Brencic 2003  menyatakan  bahwa  impulse  buying  berkaitan  dengan  prilaku  untuk
membeli berdasarkan emosi. Emosi ini berkaitan dengan pemecahan masalah pembelian  yang  terbatas  atau  spontan.  Mereka  melakukan  pembelian  tanpa
berpikir panjang untuk apa kegunaan barang yang mereka beli, yang penting merekapelanggan  terpuaskan.  Artinya,  emosi  merupakan  hal  yang  utama
digunakan sebagai suatu dasar pembelian suatu produk. Konsumen seringkali memberi  suatu  produk  tanpa  direncanakan  terlebih  dahulu.  Keinginan  untuk
membeli  seringkali  muncul  di  toko  atau  mall.  Banyak  faktor  yang menyebabkan  hal  tersebut.  Display  pemotongan  harga  50  yang  terlihat
mencolok  akan  menarik  perhatian  konsumen.  Konsumen  akan  merasakan kebutuhan  untuk  membeli  produk.  Display  tersebut  telah  membangkitkan
kebutuhan konsumen yang tertidur, sehingga konsumen merasakan kebutuhan yang  mendesak  untuk  membeli  produk  yang  dipromosikan  tersebut.
Keputusan pembelian ini sering disebut impulse buying sumarwan, 2003. Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  impulse
buying itu adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada emosi seseorang yang timbul karena rasa ketertarikan pada produk tertentu. Hal ini dilakukan secara
cepat tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat karena adanya tuntutan  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup  secara  cepat.  Dengan  kata  lain
seorang penjual harus melakukan segala cara untuk  menemukan emosi  yang mempengaruhi keputusan pembelian.
2.1.9 Pengukuran Impulse Buying