Struktur Apendiks TINJAUAN PUSTAKA

“Gridiron” yang sampai sekarang masih dipakai. Pada tahun 1902, kasus apendisitis akut mulai dikenal oleh mayarakat umum pada saat Raja Edward VII terkena penyakit tersebut dan membaik setelah Lord Joseph Lister dan Sir Frederic Treves melakukan operasi Prystowsky, 2005; Petroianu, 2012.

2.1 Struktur Apendiks

Apendiks merupakan saluran yang buntu seperti cacing dengan panjang bervariasi, dari agenesis komplit sampai lebih dari 30 cm, akan tetapi biasanya berukuran 5-10 cm dan lebar sekitar 0,5-1 cm. Jarak apendiks sekitar 2,5 cm di bawah katup ileosekal dari pangkalnya di sekum Prystowsky, 2005. Posisi apendiks sangat bervariasi, mulai dari parakolika 35, retrosekal 65,3, pelvik 31, preileal 1, postileal 1,5, promontorik 1 dan subsekal 2,3 Gambar 2.1 Wakeley, 1933; Rybkin dan Thoeni, 2007. Pangkal apendiks vermiformis letaknya tetap, dan proyeksinya di titik McBurney batas sepertiga bagian lateralis dan sepertiga bagian tengah dari garis Monro-Richter, yaitu garis antara spina iliaka anterior superior dan umbilikus Shelton, dkk., 2003. Gambar 2.1. Variasi letak apendiks vermiformis Wakeley, 1933 Sekum mendapat darah dari arteri sekalis dan apendiks vermiformis dari arteri apendikularis, keduanya cabang dari arteri ileokolika. Darah vena dialirkan ke vena ileokolika, terus ke vena mesenterika superior. Limfe sekum dialirkan nodus limfatik presekalis dan dari apendiks vermiformis ke nodus limfatikus pada mesoapendiks dan dari keduanya dialirkan ke nodi limfatik ileokolika, terus ke nodi limfatik mesenterika superior. Persarafan sekum dan apendiks vermiformis diurus oleh saraf-saraf simpatis dan parasimpatis dari pleksus mesenterikus superior. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan arteri apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus thorakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula di sekitar umbilikus Prystowsky, 2005. Apendiks menghasilkan lendir 2-3 ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut, tampaknya merupakan salah satu penyebab timbulnya apendisitis. Di dalam apendiks juga terdapat immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT gut associated lymphoid tissue yang merupakan zat pelindung efektif terhadap infeksi berperan dalam sistem imun. Dan immunoglobulin yang banyak terdapat di dalam apendiks adalah IgA. Namun demikian, adanya pengangkatan terhadap apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh. Ini dikarenakan jumlah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks kecil sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada saluran cerna lain dan di seluruh tubuh Deshmukh, dkk., 2014.

2.2 Epidemiologi Apendisitis Akut