4. Menganalisis hubungan antara persepsi keluarga tentang
skizofrenia dengan frekuensi kekambuhan pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
5. Menganalisis hubungan antara ekspresi emosi keluarga dengan
frekuensi kekambuhan skizofrenia di Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
ilmu keperawatan jiwa khususnya hubungan persepsi keluarga tentang skizofrenia dan ekspresi emosi keluarga dengan frekuensi
kekambuhan pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar
bagi pengembangan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan hubungan persepsi keluarga tentang skizofrenia dan ekspresi emosi
keluarga dengan frekuensi kekambuhan pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perawat
sebagai bahan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai hubungan persepsi keluarga tentang skizofrenia
dan ekspresi emosi sehingga dapat meminimalisir angka kekambuhan skizofrenia
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi tentang persepsi keluarga tentang skizofrenia dan ekspresi emosi keluarga sehingga dapat dirumuskan upaya peningkatan
penanggulangan masalah gangguan jiwa di Provinsi Bali dan dapat dicarikan solusi yang tepat untuk meminimalisir angka
kekambuhan pasien skizofrenia.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skizofrenia
2.1.1 Pengertian
Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang artinya retak atau pecah split
, dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa Skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan
jiwa atau keretakan kepribadian splitting of personality Hawari, 2009. Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai di mana-
mana sejak dahulu kala. Sebelum Kraepelin tidak ada kesatuan pendapat mengenai berbagai gangguan jiwa yang sekarang dinamakan skizofrenia, Kaplan
dan Sadock, 2003. Gangguan skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi area fungsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi,
menerima, dan menginterprestasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan beperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial Isaacs, 2004.
Menurut Kreapelin pada penyakit ini terjadi kemunduran intelegensi sebelum waktunya; sebab itu dinamakannya demensia kemunduran intelegensi precox
muda, sebelum waktunya, Kaplan dan Sadock, 2010. Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan pengertian skizofrenia
adalah gangguan jiwa yang menetap, bersifat kronis dan bisa terjadi kekambuhan dengan gejala psikotik beranekaragam dan tidak khas, seperti: penurunan fungsi