2.3.6 Pengukuran Persepsi
Pengukuran  persepsi  keluarga  dilakukan  untuk  mengetahui  bagaimana persepsi  keluarga  mengenai  penyakit  skizofrenia  yang  diderita  oleh  anggota
keluarganya.  Penilaian  terhadap  persepsi  keluarga  didasarkan  pada pengalaman  keluarga  selama  merawat  anggota  keluarganya  yang  menderita
skizofrenia.  Menurut  Rahmat  2010,  persepsi  dilandasi  oleh  pengalaman hidup  seseorang  yang  kemudian  ditafsirkan  menjadi  sebuah  gagasan  oleh
pelakunya.  Berdasarkan  dari  pengalaman  keluarga,  persepsi  dapat  dinilai dengan  aspek  bagaimana  persepsi  keluarga  tentang  gejala  penyakit
skizofrenia,  beratnya  penyakit  skizofrenia,  resiko  penyakit  skizofrenia  dan pencegahan penyakit skizofrenia.
Persepsi  keluarga  terhadap  skizofrenia  dapat  digolongkan  menjadi persepsi  negatif  dan  persepsi  positif.  Persepsi  keluarga  dikatakan  negatif
apabila  skor  yang  didapatkan  kurang  dari  rata-rata  kelas,  dan  dikatakan positif apabila lebih besar dari rata-rata kelas Lestari dan Kartinah, 2002.
2.4 Ekspresi Emosi
2.4.1 Pengertian Emosi
Emosi  berasal  dari  bahasa  Latin,  yaitu  emovere,  yang  berarti  bergerak menjauh.  Sehingga  dapat  diartikan  kecenderungan  bergerak  merupakan  hal
mutlak  dari  emosi.  Daniel  Goleman  2002  mengatakan  bahwa  emosi  merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis
dan  serangkaian  kecenderungan  untuk  bertindak.  Emosi  merupakan  reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.
Chaplin 2002 merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari  organisme  mencakup  perubahan-perubahan  yang  disadari,  yang  mendalam
sifatnya,  dan  perubahan  perilaku.  Emosi  cenderung  terjadi  dalam  kaitannya dengan  perilaku  yang  mengarah  atau  menyingkir  terhadap  sesuatu.  Perilaku
tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
2.4.2 Ekspresi Emosi
Ekspresi  emosi  merupakan  kesatuan  dari  emosi,  sikap  dan  perilaku  yang diekspresikan  oleh  seseorang  Nurtanti,  2005.  Ekspresi  seseorang  merupakan
suatu  indikator  yang  dapat  digunakan  dalam  menilai  kemunculan  ekspresi seseorang. Ekspresi tersebut muncul secara spontan dan seringkali sulit dikontrol.
Ekspresi  emosi  seseorang  dipengaruhi  oleh  genetis  seseorang.  Charles  Darwin, pada  abad  ke-19  mengatakan  bahwa  dasar  dari  ekspresi  wajah  dari  emosi-emosi
tertentu merupakan bawaan lahir.
2.4.3 Bentuk-bentuk Ekspresi Emosi
Bentuk-bentuk ekspresi emosi manusia yang sering muncul dalam realitas adalah :  ekspresi  wajah,  suara, sikap dan tingkah laku, serta ekspresi  lain seperti
pingsan, kejang-kejang, ngompol, dan sebagainya.
1 Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah merupakan ekspresi paling umum yang tampak. Wajah pucat, merah, mengerut, berseri-seri, atau murung merupakan sederet bentuk ekspresi
emosi  yang  ditunjukkan.  Menurut  Davidoff  1999,  ekspresi  wajah  bersifat hereditas,  karena  fakta  membuktikan  bahwa  bayi  yang  terlahir  buta-tuli
sekalipun dapat menunjukkan emosi dengan ekspresi-ekspresi yang khas. 2
Ekspresi Suara Ekspresi  suara  yang sering tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah tawa,
bersenandung,  berteriak,  memaki  atau  tiba-tiba  terenyak  dengan  tatapan kosong.  Namun,  mengetahui  ekspresi  seseorang  dengan  ekspresi  suara  tidak
mudah  dilakukan,  karena  terkadang  suara  yang  dibuat  oleh  seseorang  tidak mewakili  emosi  yang  mereka  rasakan.  Akan  tetapi,  bila  dikolaborasikan
dengan  ekspresi  wajah,  kedua  bentuk  ekpresi  ini  akan  lebih  menunjukkan emosi yang sedang dirasakan oleh seseorang.
3 Ekspresi Sikap dan Tingkah Laku
Seikap  adalah  kesiapan  untuk  melakukan  suatu  tindakan  tertentu  terhadap sesuatu  yang  tertentu  pula.  Ekspresi  dalam  bentuk  tingkah  laku  cakupannya
sangat  luas.  Ekspresi  sikap  dan  tingkah  laku  dapat  dibagi  menjadi  dua,  yaitu pelibatan  diri  attachment  dan  pelepasan  diri  withdrawal.  Tingkah  laku
emosi dengan pelibatan diri adalah tingkah laku dengan upaya bergerak maju mempertahankan suasana yang menyenangkan pada emosi positif. Sedangkan
tingkah  laku  dalam  bentuk  pelepasan  diri  adalah  lari  dan  menghindar  dari obyek yang menimbulkan emosi.
4 Ekspresi Lain-lain
Pada kasus  emosi berat,  sering dijumpai adanya  orang  yang mengalami syok berat  atau  bahkan  sampai  tidak  sadarkan  diri  pingsan.  Emosi  yang
menyebabkan  pengsan  ataupun  syok  berat  ini  tidak  selalu  emosi  negatif, namun juga dapat terjadi pada emosi senang yang berlebihan.
Selain ekspresi tersebut, ada juga bentuk ekspresi emosi lain seperti mual dan  muntah  ketika  merasa  jijik,  bergerak  tak  menentu  linglung  atau  perilaku-
perilaku tidak lazim pada saat keterbangkitan emosi yang intensitasnya luar biasa.
2.4.4 Skala Ekspresi Emosi