UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Gagal jantung kongestif
9. Penyakit arteri koroner
10. Hipertensi tekanan darah tinggi
11. Perikarditis
12. Stroke
13. Peningkatan kadar fosfor dan kalium
14. Hiperparatiroid
15. Peningkatan resiko infeksi
16. Kerusakan hati atau gagal hati
17. Malnutrisi
18. Kemandulan
19. Kejang
20. Bengkak edema
21. Melemahnya tulang dan peningkatan resiko terjadinya fraktur
2.2. Hemodialisis
2.2.1. Pengertian Hemodialisis
Hemodialisis adalah suatu bentuk tindakan untuk menggantikan sebagian besar dari fungsi ginjal pada pasien yang menggalami gangguan ginjal. Hemodialisis
merupakan suatu tindakan pembuangan sisa metabolisme ginjal dengan menggunakan alat bantu dialiser. Tujuan daripada tindakan hemodialisis adalah
untuk membuang toksik-toksik yang ada di dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan lain-lain. Pasien yang menjalani hemodialisis di dunia saat ini semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, hampir setengah juta penduduk dunia yang menderita gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis untuk memperpanjang
hidupnya. Dari beberapa penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hemodialisis merupakan suatu usaha untuk memperbaiki kelainan yang terjadi di
dalam darah akibat terganggunya fungsi ginjal Kandarini, 2013.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2. Indikasi Hemodialisis
Kandarini 2013 menyatakan indikasi hemodialisis dapat dibagi menjadi dua, yaitu hemodialisis emergency atau hemodialisis segera dan hemodialisis kronik.
1. Indikasi hemodialisis emergency atau hemodialisis segera antara lain :
a. Kegawatan ginjal
- Keadaan uremik berat, overdehidrasi - Oligouria
- Anuria - Hiperkalemia
- Asidosis berat - Uremia
- Encephalopaty uremikum - Neuropati miopati uremikum
- Perikarditis uremikum - Disnatremia berat
- Hipertermia
b. Keracunan akut alcohol, obat-obatan yang bisa melewati membran
dialisis. 2.
Indikasi hemodialisis kronik antara lain : a.
GFR 15 mLmenit b.
Gejala uremia meliputi ; lethargy, anoreksia, nausea, mual, dan muntah. c.
Adanya malnutrisi atau hilangnya massa otot. d.
Hipertensi tak terkontrol dan adanya kelebihan cairan. e.
Komplokasi metabolic yang refrakter.
2.2.3. Peralatan Hemodialisis
1. Dialiser
Dialiser merupakan sebuah tabung besar yang terdiri dari ribuan serat kecil. Dialiser sering juga disebut sebagai ginjal buatan. Pada saat darah melewati
dialiser, maka cairan dialisat akan dipompakan di sekitar serat tersebut sehingga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
serat dapat memfiltrasi zat-zat toksin yang berasal dari tubuh. Sherman, Swartz, and Thomas ,2014
2. Cairan Dialisis Dialisat
Cairan dialysis yang juga dikenal sebagai dialisat merupakan cairan yang terdapat di dalam dialiser. Dialisat bertugas untuk membantu menghilangkan sisa
metabolisme tubuh atau zat toksin dari dalam darah. Dialisat mengandung bahan kimia yang membuatnya bekerja seperti spons. Sherman, Swartz, and Thomas
,2014
Tabel 2.3. Rentang substansi dalam dialisat
Sumber :
Cahyaningsih, 2008
3. Akses Vaskuler
Bethesda 2010 menyebutkan ada tiga jenis akses vaskuler untuk hemodialisis yaitu: arteriovenous fistula AVF, arteriovenous graftAVG, dan kateter vena.
AVF merupakan proses penyambungan antara arteri dengan vena. AVF merupakan salah satu akses vaskuler jangka panjang terbaik untuk melakukan
hemodialisis. AVF juga memiliki resiko komplikasi yang lebih kecil dibandingkan dengan arteriovenous graft dan kateter vena. Apabila pada pasien
tidak bisa dilakukan AVF, maka AVG dan kateter vena diperlukan untuk akses vaskuler.
Substansi Konsentrasi dalam dialisat
Natrium 135-145 mEqL
Kalium 0-4 mEqL
Kalsium 2,5-3,5 mEqL
Magnesium 0,5-1,0 mEqL
Klorida 100-124 mEqL
Bikarbonat 32-40 mEqL
Glukosa 0-250 mgdL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk membuat sebuah AVF diperlukan waktu yang relatif lebih lama, yaitu sekitar 24 bulan. Namun, AVF yang terbentuk dengan baik, akan memiliki
resiko pembentukan klot atau resiko terjadinya infeksi yang lebih kecil dibandingkan dengan akses vaskuler yang lainnya. AVF yang terbentuk dengan
baik juga akan bertahan lebih lama daripada akses vaskuler jenis lainnya. Bethesda, 2010
Apabila pembuluh darah untuk AVF tidak dapat berkembang dengan baik, dapat digunakan sebuah tabung sintesis yang kemudian akan ditanamkan pada di
bawah tangan. AVG tersebut dapat digunakan sebagai akses vaskuler untuk hemodialisis. AVG hanya memerlukan waktu sekitar 3-4 minggu untuk
pembuatannya. Namun, pada AVG lebih sering terjadi pembekuan darah dan lebih mudah terpapar infeksi. Bethesda, 2010
Bagi penderita penyakit ginjal kronik, hemodialisis perlu dilakukan dengan segera mungkin. Kateter vena dapat digunakan sebagai akses vaskuler
temporer sementara. Kateter vena dapat dipasang pada vena yang terdapat di daerah leher, dada, atau kaki di dekat pangkal paha. Kateter vena tidak ideal untuk
digunakan sebagai akses permanen karena sering terjadi pembekuan darah dan infeksi. Bethesda, 2010
2.2.4. Prinsip dan Cara Kerja Hemodialisis