UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk membuat sebuah AVF diperlukan waktu yang relatif lebih lama, yaitu sekitar 24 bulan. Namun, AVF yang terbentuk dengan baik, akan memiliki
resiko pembentukan klot atau resiko terjadinya infeksi yang lebih kecil dibandingkan dengan akses vaskuler yang lainnya. AVF yang terbentuk dengan
baik juga akan bertahan lebih lama daripada akses vaskuler jenis lainnya. Bethesda, 2010
Apabila pembuluh darah untuk AVF tidak dapat berkembang dengan baik, dapat digunakan sebuah tabung sintesis yang kemudian akan ditanamkan pada di
bawah tangan. AVG tersebut dapat digunakan sebagai akses vaskuler untuk hemodialisis. AVG hanya memerlukan waktu sekitar 3-4 minggu untuk
pembuatannya. Namun, pada AVG lebih sering terjadi pembekuan darah dan lebih mudah terpapar infeksi. Bethesda, 2010
Bagi penderita penyakit ginjal kronik, hemodialisis perlu dilakukan dengan segera mungkin. Kateter vena dapat digunakan sebagai akses vaskuler
temporer sementara. Kateter vena dapat dipasang pada vena yang terdapat di daerah leher, dada, atau kaki di dekat pangkal paha. Kateter vena tidak ideal untuk
digunakan sebagai akses permanen karena sering terjadi pembekuan darah dan infeksi. Bethesda, 2010
2.2.4. Prinsip dan Cara Kerja Hemodialisis
Menurut Sherman et al 2014, mesin dialysis memiliki tiga fungsi utama, yaitu : a.
Memompa darah dan mengontrol aliran darah b.
Membuang zat sisa metabolisme zat toksin dari darah c.
Mengontrol tekanan darah dan kecepatan pemindahan cairan dari dalam tubuh.
Pada saat proses hemodialisis berlangsung, darah akan mengalir dengan kecepatan tertentu dalam waktu tertentu melalui sebuah filter khusus yang akan
membuang zat sisa metabolisme dan cairan yang berlebihan. Kemudian, darah yang bersih akan dipompakan kembali ke dalam tubuh.Sherman et al, 2014
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan dibuangnya zat-zat berbahaya bagi tubuh, kelebihan elektrolit dan cairan, dapat membantu tubuh untuk menjaga tekanan darah dan keseimbangan
elektrolit di dalam tubuh. Kandarini 2013 menyebutkan bahwa proses hemodialisis dimulai oleh
proses pengeluaran darah vena melalui akses vaskular dengan kecepatan tertentu, kemudian darah dari vena akan masuk ke dalam mesin hemodialisis dengan
proses pemompaan. Kemudian setelah terjadi proses dialisis, darah yang telah bersih akan masuk kembali ke pembuluh darah dan akan didistribusikan ke
seluruh tubuh. Proses dialisis pencucian darah dilakukan di dalam dialiser. Prinsip kerja dari proses hemodialisis ini adalah ketika suatu zat terlarut
solut atau darah dari tubuh akan berubah pada saat solut tersebut dipaparkan dengan dialisat melalui membran semipermeabel dialiser. Perpindahan solut
melewati membran tersebut dinamakan proses osmosis. Daugirdas et al 2007 dalam Kandarini 2013 menyebutkan perpindahan tersebut terjadi melalui
mekanisme difusi dan ultrafiltrasi. Kedua perpindahan difusi maupun ultrafiltrasi disebabkan oleh mekanisme hidrostatik yang terjadi karena adanya perbedaan
tekanan.
Gambar 2.1. Alur Hemodialisis
Sumber : Maruli, 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.5. Adekuasi Hemodialisis
Menurut Jindal 2006, setiap pasien yang menjalani hemodialisis harus dilakukan penilaian terhadap adekuatnya hemodialisis. Penilaian terhadap adekuasi
hemodialisis terdiri dari urea clearance, tekanan darah, dan gejala klinik. Urea clearance dapat dihitung dengan menggunakan KtV atau URR. KtV
minimum yang harus dicapai adalah 1,2 atau URR yang harus dicapai minimal 65. Jindal, 2006
The National Cooperative Dialysis Study NCDS menyatakan bahwa semakin tinggi adekuasi suatu hemodialisis, maka akan mengurangi tingkat
morbidity Jindal, 2006
URR dapat dihitung dengan menggunakan rumus : URR=100x1-CtCo
Ct merupakan kadar ureum darah sesudah hemodialisis dan Co merupakan kadar ureum darah sebelum hemodialisis. Daugirdas, 2009
Daugirdas 2009 juga menyebutkan bahwa URR yang baik adalah apabila URR
≥65.
KtV merupakan salah satu cara lain untuk menentukan dosis dialisis melalui hasil pemeriksaan ureum sebelum dan sesudah hemodialisis. Daugirdas,
2009 KtV= -LnR-0,008xt+4-3,5xRxUFW
Dimana KT adalah jumlah bersihan urea dari plasma Lmenit, V merupakan volume distribusi dari urea L, t merupakan waktu tindakan
hemodialisis dalam satuan jam, Ln adalah logaritma natural, R adalah BUN post hemodialisis dibagi dengan BUN pre hemodialisis, UF adalah volume ultrafiltrasi
dalam liter, dan W adalah berat pasien setelah dialisis dalam Kg.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.6. Pemantauan Selama Hemodialisis