UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi KSGH Rasyida Medan. KSGH Rasyida Medan beralamat di Jalan Mayjend. D.I.
Panjaitan No. 144 Medan, Sumatera Utara. KSGH Rasyida Medan merupakan salah satu fasilitator pelayanan
hemodialisis bagi masyarakat Sumatera Utara. Saat ini, KSGH Rasyida Medan telah mengoperasikan 52 unit mesin hemodialisis, dan alat pendukung
hemodialisis lainnya seperti 1 unit mesin rontgen, alat USG warna, laboratorium, bio impedance analysis dan apotek.
KSGH Rasyida Medan terdiri dari 3 lantai. Ruang hemodialisis terdapat di lantai 1 dan lantai 2. Ruang hemodialisis yang berada di lantai 1 merupakan
ruangan khusus untuk pasien VIP yang bukan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial – Kesehatan BPJS. Selain ruang hemodialisis, di lantai 1 juga
terdapat ruang praktek untuk dokter-dokter yang bertugas di KSGH Rasyida. Sedangkan, ruang hemodialisis di lantai 2 merupakan ruang hemodialisis khusus
untuk pasien BPJS. Pasien yang menjalani hemodialisis di ruang hemodialisis akan menjalani hemodialisis secara nyaman dengan duduk di sofa ataupun tidur di
tempat tidur. Selain ruangan hemodialisis, di lantai 2 juga terdapat ruang rekam medik. Sementara, di lantai 3 terdapat ruangan osmosis, ruangan cleaning service,
dan kantin. KSGH Rasyida Medan buka dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
Kegiatan hemodialisis akan dibagi dalam 2 sesi setiap harinya, sesi pagi dan sesi siang. Pengaturan jadwal pasien hemodialisis diatur oleh administrasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1.2. Deskripsi Data Penelitian 5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Peserta Penelitian
Tabel 5.1: Distribusi Karakteristik Peserta Penelitian
Karakteristik Frekuensi n
Persen Jenis Kelamin
Laki-Laki 30
57.7 Perempuan
22 42.3
Kelompok Usia 15-24
1 1.9
25-34 3
5.8 35-44
5 9.6
45-54 12
23.1 55-64
24 46.2
65-74 6
11.5 ≥75
1 1.9
Status Hidup
45 86.5
Meninggal 4
7.7 Pindah
3 5.8
Diagnosa Hipertensi HN
43 82.7
Glomerulonefritis Kronik GNK 1
1.9 Diabetic Nefropati DN
4 7.7
End Stage Renal Failure ESRF 1
1.9 Unknown
3 5.8
Frekuensi HD per Minggu 2 Kali
44 84.6
3 Kali 6
11.5 Data Tidak Ada
2 3.8
Lama Menjalani HD 1 Bulan
3 5.8
2 Bulan 7
13.5 3 Bulan
3 5.8
4 Bulan 5
9.6 5 Bulan
7 13.5
6 Bulan 9
17.3 7 Bulan
6 11.5
8 Bulan 8
15.4 9 Bulan
1 1.9
Data Tidak Ada 3
5.8
Pasien baru yang menjalani hemodialisis di KSGH Rasyida Medan pada tahun 2014 terdapat 187 orang. Jumlah tersebut merupakan data yang didapat dari
daftar pasien baru mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan Oktober 2014. Namun, pasien baru yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ini berjumlah 52 orang 27.8. Karakteristik dari 52 orang peserta penelitian ini telah terpapar di Tabel 5.1
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, didapati bahwa dari 52 orang peserta penelitian, 30 orang 57.7 diantaranya merupakan laki-laki dan 22 orang
42.3 diantaranya merupakan perempuan. Pada Tabel 5.1 di atas, didapati bahwa 1 orang 1.9 peserta penelitian
berusia di antara 15-24 tahun, 3 orang 5.8 peserta penelitian berusia di antara 25-34 tahun, 5 orang 9.6 peserta penelitian berusia di antara 35-44 tahun, 12
orang 23.1 peserta penelitian berusia di antara 45-54 tahun, 24 orang 46.2 peserta penelitian berusia diantara 55-64 tahun, 6 orang 11.5 peserta penelitian
berusia di antara 65-74 tahun, dan 1 orang 1.9 berusia diatas 75 tahun. Peneliti juga mendapatkan bahwa di antara 52 orang peserta penelitian, 4
orang 7.7 diantaranya sudah meninggal dunia, dan 3 orang 5.8 diantaranya pindah.
Dari Tabel 5.1, peneliti mendapatkan bahwa penyebab terbanyak peserta penelitian melakukan hemodialisis di KSGH Rasyida disebabkan oleh hipertensi
82.7. Sebanyak 7.7 disebabkan oleh diabetik nefropati, 1.9 oleh glomeluronefritis kronik, 1.9 oleh end stage renal failure, 5.8 tidak diketahui.
Pada tabel 5.1, didapatkan bahwa rata-rata frekuensi hemodialisis dari peserta penelitian adalah 2 kali per minggu 84.6. Sedangkan, sebanyak 11.5
melakukan hemodialisis sebanyak 3 kali per mingggu dan sebanyak 3.8 tidak diketahui.
Berdasarkan tabel 5.1, diketahui jumlah peserta penelitian yang telah menjalani hemodialisis selama 1 bulan ada 3 orang 5.8, yang telah menjalani
hemodialisis selama 2 bulan ada 7 orang 13.5, yang menjalani hemodialisis selama 3 bulan ada 3 orang 5.8, yang menjalani hemodialisis selama 4 bulan
ada 5 orang 9.6, yang menjalani hemodialisis selama 6 bulan ada 9 orang 17.3,yang menjalani hemodialisis selama 7 bulan ada 6 orang 11.5, yang
menjalani hemodialisis selama 8 bulan ada 8 orang 15.4, dan yang menjalani hemodialisis selama 9 bulan ada 1 orang 1.9, dan yang tidak diketahui ada 3
orang 5.8.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1.2.2. Analisa Univariat
Tabel 5.2: Hasil URR
Hasil URR Frekuensi n
Persen Tercapai
50 96.2
Tidak Tercapai 2
3.8 Total
52 100.0
Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa dari 50 orang 96.2 peserta penelitian mencapai hemodialisis yang adekuat, yaitu dengan ureum reduction
ratio di atas atau sama dengan 65 Daugirdas, 2009. Peneliti juga mendapatkan 2 orang 3.8 peserta penelitian tidak mencapai hemodialisis yang adekuat.
Tabel 5.3: Frekuensi Hemodialisis pada saat Pemeriksaan URR pertama kali di KSGH Rasyida Medan
Frekuensi HD Jumlah n
Persen 1-10 kali
7 13.5
11-20 kali 17
32.7 21-30 kali
12 23.1
31-40 kali 6
11.5 41-50 kali
5 9.6
51-60 kali 3
5.8 61-70 kali
1 1.9
71-80 kali 0.0
≥81 kali 1
1.9 Total
100 100.0
Pada Tabel 5.3, peneliti mendapatkan bahwa pemeriksaan URR tidak langsung dilakukan pada saat pertama kali peserta penelitian menjalani
hemodialisis. 7 orang 13.5 peserta penelitian mendapatkan pengukuran URR diantara hemodialisis yang pertama sampai ke-10.17 orang 32.7 peserta
penelitian mendapatkan pengukuran URR diantara hemodialisis yang ke-11 sampai dengan ke-20. 12 orang 23.1 peserta penelitian mendapatkan
pengukuran URR diantara hemodialisis yang ke-21 sampai dengan ke-30. 6 orang 11.5 peserta penelitian mendapatkan pengukuran URR diantara hemodialisis
yang ke-31 sampai dengan ke-40. 5 orang 9.6 peserta penelitian mendapatkan pengukuran URR diantara hemodialisis yang ke-41 sampai dengan ke-50. 3 orang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.8 peserta penelitian mendapatkan pengukuran URR diantara hemodialisis yang ke -51 sampai dengan ke-60. 1 orang 1.9 peserta penelitian mendapatkan
pengukuran URR diantara hemodialisis ke-61 sampai dengan ke-70. Dan 1 orang 1.9 peserta penelitian mendapatkan pengukuran URR setelah melakukan
proses hemodialisis lebih dari 81 kali.
5.1.2.3 Analisa Bivariat
Tabel 5.4: Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Adekuasi Hemodialisis
Adekuasi Hemodialisis
Tercapai Tidak Tercapai
Total n Nilai p
Jenis Kelamin Laki-Laki
3057.69 00.00
3057.69 0.174
Perempuan 2038.46
23.85 2242.31
Total 5096.15
23.85 52100.00
Fisher’s exact test pada SPSS
Pada Tabel 5.4, didapatkan bahwa dari 52 orang peserta penelitian, 30 orang laki-laki dan 20 orang perempuan mencapai hemodialisis yang adekuat.
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, peneliti juga mendapatkan ada 2 orang perempuan yang tidak mencapai hemodialisis yang adekuat. Nilai p lebih besar dari 0.05 pada
tabel 5.4 menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan adekuasi hemodialisis dalam penelitian ini.
Tabel 5.5: Hubungan antara Frekuensi Hemodialisis dengan Adekuasi Hemodialisis
Adekuasi Hemodialisis Tercapai
Tidak Tercapai Total n
Nilai p Frekuensi HD
per Minggu 2 Kali
4284.00 24.00
4488.00 1.000
3 Kali 612.00
00.00 612.00
Total 4896.00
24.00 50100.00
Fisher’s exact test pada SPSS
Berdasarkan pada Tabel 5.5, di antara 50 orang peserta penelitian, 42 orang yang menjalani hemodialisis 2 kali per minggu dan 6 orang yang menjalani
hemodialisis 3 kali per minggu mencapai hemodialisis yang adekuat. Sementara 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
orang yang menjalani hemodialisis 2 kali per minggu tidak mencapai hemodialisis yang adekuat. Nilai p lebih besar dari 0.05 pada tabel 5.5 menggambarkan tidak
ada hubungan antara frekuensi hemodialisis dengan adekuasi hemodialisis dalam penelitian ini.
Tabel 5.6: Hubungan antara Adekuasi Hemodialisis dengan Mortalitas
Adekuasi Hemodialisis Tercapai
Tidak Tercapai Total n
Nilai p
Status Hidup
4387.75 24.09
4591.84 1.000
Meninggal 48.16
00.00 48.16
Total 4795.91
24.09 49100.00
Fisher’s exact test pada SPSS
Pada tabel 5.6 di atas, didapatkan bahwa di antara 49 orang peserta penelitian, 43 orang yang hidup dan 4 orang yang meninggal telah mencapai
hemodialisis yang adekuat. Sedangkan, 2 orang yang hidup tidak mencapai hemodialisis yang adekuat. Nilai p lebih besar dari 0.05 menunjukkan tidak ada
hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan mortalitas dalam penelitian ini.
Tabel 5.7: Hubungan antara Usia dengan Adekuasi Hemodialisis
Adekuasi Hemodialisis Tercapai
Tidak Tercapai Total n
Nilai p Kelompok Usia
15-24 tahun 11.92
00.00 11.92
0.271 25-34 tahun
35.77 00.00
35.77 35-44 tahun
59.62 00.00
59.62 45-54 tahun
1019.23 23.85
1223.08 55-64 tahun
2446.15 00.00
2446.15 65-74 tahun
611.54 00.00
611.54 ≥75 tahun
11.92 00.00
11.92 Total
5096.15 23.85
52100.00
U
ji korelasi spearman pada SPSS
Berdasarkan Tabel 5.7, didapatkan bahwa diantara 52 orang peserta penelitian, 1 orang yang berada di kelompok usia 15-24 tahun, 3 orang yang
berada di kelompok usia 25-34 tahun, 5 orang yang berada di kelompok usia 35- 44 tahun, 10 orang yang berada di kelompok usia 45-54 tahun, 24 orang yang
berada di kelompok usia 55-64 tahun, 6 orang yang berada di kelompok usia 65- 74 tahun, dan 1 orang yang berada di kelompok usia lebih besar atau sama dengan
75 tahun telah mencapai hemodialisis yang adekuat. Sedangkan, 2 orang yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berada kelompok usia 45-54 tahun tidak mencapai hemodialisis yang adekuat. Nilai p lebih kecil dari 0.5 di pada tabel 5.7 menunjukkan adanya hubungan yang
lemah antara adekuasi hemodialisis pada kelompok usia yang ada pada tabel dalam penelitian ini.
Tabel 5.8: Hubungan antara Penyakit Penyerta dengan Adekuasi Hemodialisis
Adekuasi Hemodialisis Tercapai
Tidak Tercapai Total n
Nilai p Diagnosa
HN 4178.85
23.85 4382.70
0.998 GNK
11.92 00.00
11.92 DN
47.69 00.00
4769 ESRF
11.92 00.00
11.92 UK
35.77 00.00
35.77 Total
5096.15 23.85
52100.00
U
ji regresi logistic pada SPSS
Pada Tabel 5.8, diantara 50 orang peserta penelitian, 41 orang yang didiagnosa dengan hipertensi, 1 orang yang didiagnosa dengan glomeluronefritis
kronik, 4 orang yang didiagnosa dengan diabetik nefropati, 1 orang yang didiagnosa dengan end stage renal failure dan 3 orang yang tidak diketahui
diagnosanya telah mencapai hemodialisis yang adekuat. Namun, 2 orang yang didiagnosa dengan hipertensi tidak mencapai hemodialisis yang adekuat. Nilai p
lebih besar dari 0.05 pada tabel 5.8 menggambarkan hubungan antara adekuasi hemodialisis pada peserta penelitian dengan diagnosa tidak signifikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 5.9: Hubungan antara Lama Menjalani Hemodialisis dengan Adekuasi Hemodialisis
Adekuasi Hemodialisis Tercapai
Tidak Tercapai Total n
Nilai p Lama Menjalani HD
1 Bulan 36.12
00.00 36.12
0.702 2 Bulan
612.24 12.04
714.28 3 Bulan
36.12 00.00
36.12 4 Bulan
510.20 00.00
510.20 5 Bulan
714.30 00.00
714.30 6 Bulan
918.37 00.00
911.37 7 Bulan
510.20 12.04
612.24 8 Bulan
816.33 00.00
816.33 9 Bulan
12.04 00.00
12.04 Total
4795.91 24.08
49100.00 Uji regresi logistic pada SPSS
Berdasarkan pada tabel 5.9, terdapat 49 orang peserta penelitian. Dimana, 3 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 1 bulan, 6 orang yang telah
menjalani hemodialisis selama 2 bulan, 3 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 3 bulan, 5 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 4 bulan, 7
orang yang telah menjalani hemodialisis selama 5 bulan, 9 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 6 bulan, 5 orang yang telah menjalani hemodialisis
selama 7 bulan, 8 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 8 bulan dan 1 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 9 bulan telah mencapai
hemodialisis yang adekuat. Sedangkan, 1 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 2 bulan dan 1 orang yang telah menjalani hemodialisis selama 6 bulan
tidak mencapai hemodialisis yang adekuat. Nilai p lebih besar dari 0.05 pada tabel 5.9 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara adekuasi
hemodialisis pada orang yang telah menjalani hemodialisis dengan suatu periode hemodialisis tertentu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1.2.4. Analisa Multivariat
Tabel 5.10: Korelasi antara Karakteristik Pasien
Spearman Frekuensi
HD per Minggu
Lama HD
Kelompok Frekuensi
HD 1 sampai
Pemeriksaan URR
Kelompok Usia
Diagnosa Status
Adekuasi Hemodialisis
Frekuensi HD per
Minggu Koefisien
Korelasi 1.000
0.305 0.281
0.014 0.042
- 0.149
-0.075 Nilai p
0.031 0.048
0.925 0.770
0.303 0.603
Lama HD Koefisien
Korelasi 0.305
1.000 0.313
-0.007 0..045
0.217 -0.057
Nilai p 0.031
0.024 0.959
0.753 0.122
0.688 Kelompok
Frekuensi HD 1 sampai
Pemeriksaan URR
Koefisien Korelasi
0.281 0.313
1.000 0.050
-0.165 -
0.118 0.017
Nilai p 0.048
0.024 0.727
0.242 0.405
0.904 Kelompok
Usia Koefisien
Korelasi 0.14
-0.007 0.050
1.000 -0.084
0.176 -0.156
Nilai p 0.925
0.959 0.727
0.553 0.213
0.271 Diagnosa
Koefisien Korelasi
0.042 0.045
-0.165 -0.084
1.000 -
0.029 -0.091
Nilai p 0.770
0.753 0.242
0.553 0.838
0.521 Status
Koefisien Korelasi
-0.149 0.217
-0.118 0.176
-0.029 1.000
-0.091 Nilai p
0.303 0.122
0.405 0.213
0.838 0.579
Adekuasi Hemodialisis
Koefisien Korelasi
-0.075 -0.057
0.017 -0.156
-0.091 -
0.079 1.000
Nilai p 0.603
0.688 0.904
0.271 0.521
0.579
U ji korelasi spearman pada SPSS
Pada Tabel 5.10 di atas, peneliti melakukan uji korelasi spearman untuk mencari hubungan antara berbagai karakteristik pasien. Hasil dari tabel 5.10 di
atas menyatakan apabila koefisien korelasi berada di antara -1 sampai dengan 1 maka, kedua variabel dinyatakan berhubungan. Apabila koefisien korelasi sama
dengan 0, hal tersebut mennyatakan tidak ada hubungan sama sekali antara kedua variabel tersebut.
Pada tabel di atas, peneliti mendapatkan hubungan antara satu karakteristik dengan karakteristik peserta penelitian lainnya lemah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2. Pembahasan