34 menunjukkan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung
mencari jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Kualitas audit yang tinggi
menuntut fee audit yang lebih tinggi pula. Hasil serupa dapat ditemukan dalam penelitian Hamid et al. 2012 dan Yatim et al. 2006. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian-penelitian sebelumnya tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
1
: Independensi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit
2.3.2 Hubungan antara Ukuran Dewan Komisaris dengan Fee Audit
Hasil penelitian dari Carcello et al. 2000 menemukan bahwa jumlah dari dewan komisaris secara signifikan mempengaruhi kemungkinan adanya
kecurangan dalam laporan keuangan. Searah dengan Carcello et al. 2000, hasil penelitian yang dilakukan Beasley 1996 dalam Yatim et. al., 2006 menunjukan
bahwa ukuran dewan secara signifikan mempengaruhi kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan keuangan. Ukuran dewan yang lebih besar dianggap
kurang efektif dalam memantau pelaporan keuangan yang menyebabkan penilaian audit lebih diperlukan sehingga waktu audit yang dibutuhkan lebih lama yang
berakibat pada tingginya fee audit eksternal. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jumlah anggota
komisaris yang tepat bergantung pada sektor industri perusahaan tersebut, karena akan turut menentukan jenis kompetensi yang sebaiknya dimiliki oleh dewan
komisaris secara keseluruhan. Ukuran dewan komisaris yang besar akan dapat membuat proses mencari kesepakatan dan proses membuat keputusan menjadi
35 sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Keterbatasan ini perlu diperhatikan
dalam menentukan jumlah dewan komisaris Prastuti, 2013. Berdasarkan teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya tersebut, maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H
2
: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap fee audit
2.3.3 Hubungan antara Independensi Komite Audit dengan Fee Audit
Independensi Komite audit, sebagai sebuah struktur yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris akan memanfaatkan posisi mereka
sebagai sarana meningkatkan reputasi mereka sebagai seorang ahli dalam pengendalian keputusan Fama et al., 1983. Selama meninjau program audit dan
hasilnya, independensi komite audit dapat melakukan rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai ruang lingkup audit dalam rangka menghindari salah saji
keuangan dan mempertahankan reputasi modal. Hal ini menunjukkan bahwa independensi komite audit menuntut tingkat yang lebih besar dari kepastian audit.
The Blue Ribbon Committee 1999 merekomendasikan bahwa komite audit yang independen memiliki anggota yang lebih banyak, dan sering mengadakan
dan melaksanakan rapat diharapkan akan meningkatkan pengawasan komite audit terhadap proses pelaporan keuangan. Komite audit yang independen akan lebih
baik dalam hal perlindungan reliabilitas proses akuntansi dan memajukan objektivitas dari komite audit. Hal itu akan memperkuat pengendalian internal dan
mengarah kepada berkurangnya risiko pengendalian. Oleh karena itu, pengujian substantif dapat dikurangi sehingga diharapkan dapat memperkecil fee audit.
Pernyataan tersebut mendukung penelitian dari Lifschutz et. al., 2010 yang