semasa hidup atau makanan yang di anggap khusus dan paling disukai seperti, hati ayam, hati babi, atau berupa daging isi, serta minuman berupa moketuak dan
sirih atau pinang. Hal ini dilakukan dengan keyakinan bahwa orang mati tetap membutuhkan perhatian dan penghormatan dari manusia yang masih hidup.
Hidup di dunia hanya sementara, dan kelak semua anggota keluarga akan bersatu kembali dalam suasana yang baru.
2.4.3 Percaya Pada Mahluk Halus Nitu Zale
Masyarakat kabupaten Ngadha percaya akan adanya mahluk halus atau roh halus yang mendiami waktu dan ruang tertentu. Manusia ataupun hewan dilarang
melintasi tempat itu pada waktu tertentu, karena makhluk atau roh halus akan mendatangkan kemalangan padanya. Mahluk atau roh halus tersebut disebut
dengan nama Nitu. Identitas nitu dikenal mempunyai warna dan ukuran tetentu. Nitu mendiami bagian-bagian tertentu baik di rumah maupun di alam bebas. Di
rumah nitu diyakini mendiami lubang dan tangga rumah juga di atap rumah. Di alam bebas nitu dipercaya mendiami pohon besar, sungai, mata air, batu besar,
atau puncak bukit. Tempat-tempat itu dianggap angker dan pemali. Pada tempat- tempat ini dipercayai nitu berupa wujud binatang raksasa misalnya kucing yang
ukurannya seperti kuda atau seorang nenek yang sedang duduk mengenakan pakaian putih tanpa memperlihatkan wajahnya ataupun juga terdengar bunyi gong
dan gendang pada malam-malam tertentu dengan suara orang yang banyak. Selain
itu Nitu juga dipahami dan diidentifikasikan atau dipersonifikasikan
sebagai satu pribadi yang penuh perhatian, penuh kasih yang memperhatikan suka
dan duka manusia. Pemahaman ini lebih bersifat manusiawi dan lebih akrab dengan manusia serta lebih dekat dengan manusia walaupun tidak kelihatan. Yang
paling dekat dengan manusia ialah tanah atau bumi. Maka Nitu adalah satu pribadi yang tinggal di tempat yang dalam, yang dalam bahasa Ngadha yaitu Zale Ulu
Nitu. Pribadi yang memiliki suatu kekuatan yang tak terbatas yang tidak kelihatan yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, namun penuh perhatian. Oleh orang
Ngadha, Nitu Zale senantiasa dihubungkan dengan Dewa sehingga menjadi Dewa Zeta Nitu Zale. Salah satu aspek keilahian Allah, penyelenggara ilahi, yang
mengantar manusia ke tujuan hidupnya. Dewa Zeta Nitu Zale merupakan kesatuan dasar dan kekuatan yang
mendasari moralitas hidup orang Ngadha. Karena itu Dewa Zeta Nitu Zale, tidak dapat di ungkapkan secara terpisah, tetapi selalu menjadi satu ungkapan utuh
Dewa Zeta Nitu Zale bukan Dewa Zeta dengan Nitu Zale. Jadi Dewa Zeta Nitu Zale merupakan ungkapan kekuatan yang menyatu, satu kekuatan yang
memperibadi yang menyelenggarakan hidup manusia.
2.5 Kesenian Daerah Kabupaten Ngadha