Rangkuman : Asal-Usul Tradisi Reba dalam Konteks Sejarah dan Budaya Ngadha

Daeng 2000, menamakan Reba sebagai perayaan tahun baru tradisional pada sub kelompok etnik Bajawa, lebih lanjut Daeng menjelaskan masa waktu selama upacara Reba disebut waktu sakral, suci atau tempus sacrum karena orang yakin bahwa dahulu telah terjadi peristiwa yang membawa keberuntungan atau kebahagiaan bagi seluruh anggota kelompok etnik. Pada masa itu ada hal-hal yang dianggap tabu atau pemali, bila dilanggar akan menimbulkan malapetaka. Reba adalah upacara adat yang dilaksanakan setiap tahun sesuai kalender adat dimulai dengan Reba Bena pada akhir Desember dan berakhir pada bulan Februari yaitu Reba Loga. Upacara ini merupakan upacara ritual yang selalu dinantikan karena semua anggota keluarga dari seluruh penjuru datang berkumpul di rumah adat merayakan Reba secara bersama-sama. Upacara Reba terdiri atas 3 rangkaian upacara, yaitu: Kobe Dheke, O Uwi, dan Su’i Uwi yang dilaksanakan selama 2 sampai 3 hari atau lebih Wawancara Bapak Fransiskus Dhosa, 27 Desember 2012.

2.7 Rangkuman : Asal-Usul Tradisi Reba dalam Konteks Sejarah dan Budaya Ngadha

Kehidupan Masyarakat Ngadha memiliki begitu banyak tradisi ritual dalam berbagai fase kehidupan. Setiap tradisi memiliki nilai-nilai yang kompleksitas seperti nilai religius, nilai moral, nilai kesenian, nilai ekonomi, dan nilai pelestarian lingkungan. Dari nilai-nilai itu mendatangkan sebuah tradisi atau upacara-upacara yang bersejarah yang tidak terlepas dari sebuah ritus, mitos, religi, dan aspek-aspek sosial budaya, seperti upacara-upacara adat, dan keseniaan-kesenian daerah tradisional. Upacara Reba menggambarkan suatu tradisi Masyarkat Ngadha sebagai pedoman untuk berinteraksi dalam komunitas sosial maupun berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Mempelajari Kebudayan Ngadha berarti kita mempelajari sebuah mitos, dan proses ritual masyarakat Ngadha. Reba sangat istimewa bagi masyarkat Ngadha karena upacara Reba merupakan upacara yang sangat penting yang berkaitan dengan pertanian tradisional masyarkat Ngadha, yang merupakan tradisi bagi Masyarakat Ngadha untuk tetap mengadakan upacara ini setiap tahun. Upacara ini juga mengisahkan kembali perjalanan nenek moyang masyarakat Ngadha pada zaman dahulu.

BAB III PROSES RITUAL UPACARA REBA

3.1 Pengantar

“Proses” adalah rangkaian tindakan, perbuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk KBBI, 1988: 703. Ritual adalah hal-hal yang berkenaan dengan ritus. Sedangkan pengertian ritus adalah tata cara dalam upacara keagaamaan KBBI, 1998:751. Jadi yang dimaksud dengan proses ritual dalam penelitian ini adalah rangkaian tindakan yang berkenaan dengan ritual upacara adat Reba bagi masyarakat Ngadha. Berikut ini akan dijelaskan proses ritual upacara Reba di Kabupaten Ngadha;

3.2 Proses Pelaksanaan Ritual Adat Reba di Kabupaten Ngadha

Pada umumnya setiap perayaan atau upacara memiliki tahapan dalam pelaksanaanya. Demikian pula proses pelaksanaan ritual adat Reba ini mempunyai empat tahapan besar yaitu tahapan persiapan, perayaan awal, perayaan inti, dan perayaan akhir. Setiap tahap mempunyai upacara masing-masing dan semuanya harus di patuhi oleh setiap peserta ritual adat Reba ini.

3.2.1 Persiapan

Pada tahap persiapan, jauh-jauh hari sebelum perayaan Reba kurang lebih sebulan warga masyarakat menyiapakan segala kebutuhan untuk perayaan Reba. Barang-barang kebutuhan tersebut antara lain; kayu api kaju lasa, ubi, beras, 42